Bangunan di mimpi yang kudatangi kali ini lebih mirip istana dibandingkan rumah. Yah kalian bisa bayangkan sendiri kan bangunan dengan tembok-tembok besar kokoh & didesign sangat mirip dengan istana. Dari segi bentuk & ukurannya saja ini tentu tidak bisa dikatakan hunian biasa. Hmm...sepertinya,aku familiar sih dengan bangunan ini. Tapi kutepis pikiran itu. Mungkin saja aku sering melihatnya di film-film kerajaan yang sudah kutonton.
Intuisiku menuntun langkah kakiku menyusuri bangunan itu. Seperti biasa,aku mengatur agar diriku terlihat 'invisible' dalam mimpi ini. Beberapa orang lalu lalang dihadapanku,namun mereka melewatiku begitu saja. Kuteruskan langkahku & tanpa terasa,aku memasuki ruangan yang kuduga sebagai 'ballroom' dari istana ini.
Perkiraanku,mungkin ratusan orang penting yang memenuhi ruangan ini. Mereka mengenakan pakaian pesta formal ala kalangan atas. Untuk pria,mereka menggunakan tuxedo & bertema hitam putih. Sedangkan untuk wanita,mereka menggunakan gaun malam cantik yang-kuduga-tak-mungkin-dapat-kubeli-dengan-uang-tabunganku. Tak lupa,sebuah topeng bertengger dimasing-masing wajah mereka.
Tolong!
Tiba-tiba sebuah suara terlintas dibenakku. Suara perempuan. Kupercepat langkahku menuju sumber suara itu. Kuterobos kerumunan orang-orang itu yang kutahu tak akan memberi efek apapun pada mereka karena kemampuan invisible dari dreaming control ku.
Belok kanan,belok kiri,belok kiri lagi,lurus,turun,dan seterusnya. Semakin dalam kutelusuri bangunan ini,semakin kencang pula suara perempuan itu mengiang dibenakku.
Seseorang tolong aku! Aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri! Tolong!
Ingin rasanya aku menangis bila mendengar seseorang membatin seperti itu. Aku harus bergegas. Nyawa seseorang berada ditanganku kali ini. Aku tahu ini memang hanya mimpi,tapi siapa yang tahu kalau mimpi ini mungkin suatu waktu-nanti mempengaruhi kehidupan orang yang memimpikannya?
Akhirnya,langkahku terhenti didepan sebuah lukisan pemandangan alam. Meskipun terheran-heran,kucoba mengatur mimpi ini semampuku. Kubuat diriku memiliki kemampuan sinar X untuk mengetahui ada apa dengan lukisan ini. Dan ternyata...
Sebuah pintu.
Yah,lukisan ini merupakan sebuah pintu. Mengapa aku mengatakan demikian? Karena dibalik lukisan ini,terdapat sebuah terowongan yang mungkin rahasia. Tetapi bagaimana caraku membukanya?
Kuperhatikan dengan seksama lukisan pemandangan itu. Tak ada yang aneh dengan lukisannya. Kuperiksa bingkai yang menghiasi lukisan tersebut. Tak ada apa-apanya juga. Kali ini kucoba menyentuh kaca lukisan itu.
Tunggu.
Kacanya bisa bergeser!
Kudorong kaca tersebut ke samping sekuat tenagaku agar bergeser sehingga dapat terbuka. Terdengar suara berdecit dari kaca tersebut & kuharap tak ada seorang yang menyadari bunyi itu. Berat juga ternyata. Lukisan itupun ikut bergeser,sehingga terpampanglah terowongan yang sempat kulihat tadi.
Kulangkahkan kakiku masuk menuju terowongan itu. Hanya ada beberapa obor yang menjadi penerangannya. Terowongannya bergaya ala-ala kastil dimasa lampau. Arsitekturnya juga mirip dengan kastil keluarga sahabatku di Belanda.
Setelah berjalan cukup jauh,samar-samar dapat kudengar suara orang-orang membaca mantra. Dan pada saat kakiku telah menginjak ujung terowongan,mataku menangkap sebuah ruangan yang kuduga sebagai ruangan penyembahan dewa-dewi.
Ditengah-tengah ruangan itu,terdapat sebuah meja yang (kurasa) terbuat dari batu. Meja itu sendiri dikelilingi 5 orang berjubah hitam yang memegang sebuah buku mirip alkitab. Mulut mereka komat-kamit seperti mulut ibu-ibu tetangga bawel kalau sedang bergosip disamping rumahku. Sedangkan diatas meja itu,berbaring seorang gadis berambut pirang yang menggunakan gaun putih. Disampingnya diletakkan dengan manis sebuah... emm... keris?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hakuna Matata
FantasyPernahkah kau berpikir akan terlahir di keluarga yang mempunyai kekuatan magis diluar logika manusia biasa? Pernahkah kau merasakan perpaduan kerjasama antara kekuatan magis & kecanggihan teknologi? Pernahkah kau menjelajahi mimpi orang lain & berpe...