" bu acha pergi yah bu? ucap acha.
" iya. jawab wulan.
" bu? ucap acha memeluk wulan.
" cha, lo udah sejam disitu! cuman mau pamit aja pekek sejam. ucap reno sinis.
" ih! abang kenapa sih? tanya acha kesal.
" masalahnya kita udah hampir telat. ucap reno melihat jam ditangannya.
" tapi, aku nggak rela tinggalin ibu, ibu kan sendiri dirumah. ucap acha memeluk ibunya.
" Nggak papa, kamu pergi aja, lagian ada bi ani, sama pak komar. ucap wulan mengecup pucuk kepala acha.
" yakin nggak papa? tanya acha.
" iya. jawab wulan.
" yaudah acha pamit yah bu. ucap acha mencium punggung tangan wulan.
" hati hati yah nak! ucap wulan mengingatkan .
" iya bu. ucap acha.
dan pergi memasuki mobil reno. untuk pergi ke bandara.
☆ ☆ ☆
1 bulan kemudian.
" ibu acha pulang...!!!! teriak acha memasuki rumahnya.
" bu? teriak acha.
" cha, jangan teriak teriak. ucap reno
" eh! acha, reno. udah pulang? maaf yah ibu Nggak bisa jemput dibandara. ucap wulan.
" Nggak papa bu. ucap reno.
" iya. lagiankan ada pak komar. ucap acha.
" cha, kamu nggak ngasih tau keila kalau kamu pergi??? tanya wulan.
tubuh acha menegang.
" mmm.. itu bu, apa namanya? itu loh bu-
" bicara yang bener! tegur reno.
" acha lupa ngasih tau keila. ucap acha.
" harusnya kamu ngasih tau. dia kesini terus loh cha! katanya ada yang mau dia curhatin. ucap wulan.
" yaudah kalau gitu. acha pamit mau kerumah keila. ucap acha.
" istirahat dulu cha, kamu kan baru tiba. ucap wulan.
" Nggak bu, acha harus pergi ke rumah keila. siapa tau itu penting. ucap acha. dan mencium punggung tangan wulan.
☆ ☆ ☆
tok...tok..tok.
kleek.
" eh! non acha? tanya bi inyem -pembantu rumah keila-
" mmm.. iya bi. keilanya ada? tanya acha.
" ada, sama den fatan dibelakng rumah. ucap bi inyem.
acha terpaku ditempat.
ACHA POV
sama fatan? apa gue harus temuin keila? tapikan ada fatan! kalau nanti fatan marah-marah lagi? gue harus apa tuhan??
tapi, kalau misalnya keila mau ngasih berita penting gimana?
" non masuk. ucap bi inyem.
" mmm... iya. jawabku.
kuberjalan ragu kebelakang rumah keila. perasaan gue nggak enak banget. gue beranikan diri buat pergi nemuin keila.
hingga mataku terhenti ke keila dan fatan.