chapter 6

7.3K 360 15
                                    

" bu acha pergi yah bu? ucap acha.

" iya. jawab wulan.

" bu? ucap acha memeluk wulan.

" cha, lo udah sejam disitu! cuman mau pamit aja pekek sejam. ucap reno sinis.

" ih! abang kenapa sih? tanya acha kesal.

" masalahnya kita udah hampir telat. ucap reno melihat jam ditangannya.

" tapi, aku nggak rela tinggalin ibu, ibu kan sendiri dirumah. ucap acha memeluk ibunya.

" Nggak papa, kamu pergi aja, lagian ada bi ani, sama pak komar. ucap wulan mengecup pucuk kepala acha.

" yakin nggak papa? tanya acha.

" iya. jawab wulan.

" yaudah acha pamit yah bu. ucap acha mencium punggung tangan wulan.

" hati hati yah nak! ucap wulan mengingatkan .

" iya bu. ucap acha.

dan pergi memasuki mobil reno. untuk pergi ke bandara.

☆ ☆ ☆

1 bulan kemudian.

" ibu acha pulang...!!!! teriak acha memasuki rumahnya.

" bu? teriak acha.

" cha, jangan teriak teriak. ucap reno

" eh! acha, reno. udah pulang? maaf yah ibu Nggak bisa jemput dibandara. ucap wulan.

" Nggak papa bu. ucap reno.

" iya. lagiankan ada pak komar. ucap acha.

" cha, kamu nggak ngasih tau keila kalau kamu pergi??? tanya wulan.

tubuh acha menegang.

" mmm.. itu bu, apa namanya? itu loh bu-

" bicara yang bener! tegur reno.

" acha lupa ngasih tau keila. ucap acha.

" harusnya kamu ngasih tau. dia kesini terus loh cha! katanya ada yang mau dia curhatin. ucap wulan.

" yaudah kalau gitu. acha pamit mau kerumah keila. ucap acha.

" istirahat dulu cha, kamu kan baru tiba. ucap wulan.

" Nggak bu, acha harus pergi ke rumah keila. siapa tau itu penting. ucap acha. dan mencium punggung tangan wulan.

☆ ☆ ☆

tok...tok..tok.

kleek.

" eh! non acha? tanya bi inyem -pembantu rumah keila-

" mmm.. iya bi. keilanya ada? tanya acha.

" ada, sama den fatan dibelakng rumah. ucap bi inyem.

acha terpaku ditempat.

ACHA POV

sama fatan? apa gue harus temuin keila? tapikan ada fatan! kalau nanti fatan marah-marah lagi? gue harus apa tuhan??

tapi, kalau misalnya keila mau ngasih berita penting gimana?

" non masuk. ucap bi inyem.

" mmm... iya. jawabku.

kuberjalan ragu kebelakang rumah keila. perasaan gue nggak enak banget. gue beranikan diri buat pergi nemuin keila.

hingga mataku terhenti ke keila dan fatan.

SADISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang