Solo 2011
Hari-hari berlalu seperti mimpi buruk yang semakin sering menghantui tidurku. Dendy kembali ke Yogyakarta karena kesibukannya. Setiap bulan aku dipusingkan dengan tagihan-tagihan utang yang semakin menumpuk. Aku tidak tahu bagimana caranya bisa melewati setiap bulan dan tetap menjadi waras. Seperti biasa, Zaenal tidak membantuku, jutru aku yang lebih sering membantunya membayar ini dan itu. Aku letih, tetapi aku tidak bisa berkata apa-apa. Bagaimanapun juga, zaenal sudah menjadi pasangan hidupku. Seburuk apa pun dia, aku harus menerima kondisinya.
Keputusanku memaafkan Zaenal mengecewakan banyak orang, salah satunya Mas Harry. Sore itu, kami bertemu di sebuah restoran. Mas Harry memberondongku dengan kekecewaan. Kenapa hanya karena Zaenal menempeli pohon mangga dan tembok rumahku dengan kata cinta, lalu aku kembali kepadanya?? Zaenal datang dan pergi sesukanya seakan aku ini tempat persinggahan. Aku terdiam. Pikiran-pikiran itu sering melintas dalam pikiranku.
Sudah empat tahun aku menjalani hidup dengan Zaenal, tetapi aku belum pernah merasakan hidup bersamanya seperti pasangan-pasangan lainnya. Ia datang dan pergi sesukanya, mengatur hidupku seperti seorang diktator. Ia membuatku kehilangan sahabat dan keluargaku. Ia menciptakan kondisi agar aku hanya bergantung kepadanya tanpa bisa berbagi dengan orang lain. Kalau Zaenal tahu aku diam-diam menemui Mas Harry, ia pasti marah besar. Aku menatap Mas Harry dan meminta maaf karena telah mengecewakannya.
Mas Harry tampak letih, ia mengatakan kalau sebenarnya ia sudah memiliki pacar, bahkan hampir bertunangan. Ia berniat menikah dengan pacarnya yaitu Santhy. Namun sekarang hubungan mereka merenggang, keluarganya tidak setuju. Ia anak keluarga orang kaya, sedangkan Mas Harry hanya PNS biasa. Aku terkejut mendengar cerita Mas Harry. Mas Harry menatapku, wajahnya yang selalu tampak keras, kali ini terlihat lembut.
Aku merasa seperti disiram seember air es ketika mendengar pengakuan Mas Harry yang telah lama mengagumi dan berharap kepadaku. Mas Harry selalu baik kepadaku dan selalu ada untukku, tetapi aku tidak pernah mengira rasa yang ia rasakan lebih dari sekedar sahabat. Wajahku pasi dan Mas Harry melihat itu. Ia buru-buru meraih tanganku, menggenggamnya lembut. Aku merasa ada air mata mulai menetes di pipiku.
Mas harry memintaku untuk tidak menangis. Ia berharap aku memikirkan kembali hubunganku dengan zaenal yang tidak rasional. Ia terlalu menyanyangiku hingga tidak rela melihatku dibohongi terus-menerus. Aku menutup wajahku dengan dua tangan. Kepalaku serasa mau pecah, aku tergugu kehilangan kata. Haruskah aku berpisah dengan Zaenal?? Empat tahun kulalui dengan penuh air mata dan perjuangan. Aku tidak tahu lagi apa yang kubutuhkan dalam hidupku ini.
Setelah berpisah, dari restoran aku segera kembali ke rumah. Aku masih tidak percaya dengan semua yang dikatakan Ma Harry. Ya mungkin aku terlalu buta dan naif. Aku tidak memikirkan perasaan Mas Harry. Aku egois. Mas Harry selalu ada setiap kali aku minta datang. Aku merasa bisa minta tolong apa saja kepadanya karena aku yakin bahwa tidak ada yang spesial di antara kami. Aku tidak pernah melihatnya sebagai laki-laki gay, tetapi setelah pengakuannya, aku mulai menyadari kalau Mas Harry hanyalah manusia biasa yang memiliki rasa cinta.
Setelah kejadian itu persahabatanku dengan Mas Harry terlihat canggung, tetapi lama-kelamaan persahabatan kami kembali normal dan erat. Kami tidak pernah membicarakan perasaan kami lagi. Mas Harry adalah sahabatku tertawa, menangis, berkeluh kesah dan bercanda. Setiap kali aku membutuhkan teman bicara, hanya kepadanyalah aku bisa bicara tanpa merasa harus sungkan atau malu.
Suasana kantor juga tidak kunjung membaik, kinerjaku terus menurun. Aku semakin sering jatuh sakit. Berkali-kali keluar masuk rumah sakit karena kondisiki yang menurun tanpa tahu apa penyebabnya. Dokter tidak pernah bisa menemukan jawaban atas kondisiku sehingga aku hanya bisa beranggapan semua karena cytomegalovirus yang kuidap, padahal bipolar disorder sering terjadi komplikasi organ tubuh lainnya yang disebabkan oleh sugesti buruk terhadap kesehatan. Bipolar disorder membuat penderitanya berisiko lebih tinggi terhadap penyakit tiroid, sakit kepala, jantung, diabetes, kegemukan dan penyakit-penyakit fisik lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Seorang Bipolar Disorder
Non-FictionBipolar disorder sebenarnya sudah dikenal dan diperhatikan oleh banyak negara maju di dunia. Tiga sampai Lima orang dari setiap seratus orang dewasa didunia dipastikan mengidap bipolar disorder. Rasio penderita antara laki-laki dan perempuan sama ra...