part vi.

7.1K 794 13
                                    

permintaan kedua; nemenin ezra makan bakso di pinggir jalan.

bukannya claudya gak suka makan bakso di pinggir jalan. tapi, lagi-lagi ini hari minggu. waktunya orang untuk bermalas-malasan.

claudya cemberut ketika melihat ezra dengan santainya memakan baksonya. dengan kesal, claudya mendudukkan bokong di kursi tepat di depan ezra.

"anjir, kayak setan lo, tiba-tiba dateng." ujar ezra.

"hhh, udah nyuruh-nyuruh terus ngatain lagi! nyebelin banget sih,"

"siapa suruh kayak setan."

"kamu tuh setan!"

"setan ngatain setan. cerewet. sana pesen bakso juga,"

"tapi, mau baksonya aja."

"ya bilang ke abangnya lah! emang gue yang jual?"

"biasa aja sih,"

sambil memperhatikan claudya yang memakan baksonya, ezra bertanya "gue liat, keadaan sekolah masih sama aja. masih banyak gosip jelek tentang lo." ezra menggeleng-geleng "ga tau asal usulnya, asal nyerocos yang penting ngegosip aja."

claudya menelan baksonya "aku udah biasa digosipin jelek gitu."

ezra terkekeh "sama dong."

"beda. kalau kamu masih ada sisi baiknya, katanya wajah kamu yang bisa jadi saingannya rafa. kalau aku? jelek semua."

ezra meminum es teh manisnya "gue sering denger gosip tentang lo. dan kelihatannya semua bener deh,"

claudya melotot kearah ezra yang memeletkan lidahnya "aku juga sering denger gosip tentang kamu..." claudya menopang wajahnya dengan telapak tangan di dagu "emang bener ya kamu pernah pakai narkoba? suka ngerokok? ketua geng tawuran?"

"astajim, jahat banget mereka." claudya mengernyit ketika melihat ezra berpose tersakiti dengan mata melotot, dahi berkerut dan tangan di dada. "kecuali ketua geng tawuran."

"jadi, kamu gak pakai narkoba? gak ngerokok?"

"itu semua bukan ajaran ayah gue."

"ayah kamu ngajarin kamu untuk tawuran?"

"gak sih."

"terus?"

"tapi, dia ngajarin gue bela diri. kalau gak tawuran, ilmu gue sia-sia dong? lagian, ntuh sekolah ngajak ribut mulu sih."

"tapi kan tawuran gak boleh. ilegal, bahaya, bisa mati kamu dan masuk penjara. atau paling parah dikeluarin dari sekolah."

"kenapa dikeluarin dari sekolah lebih parah daripada mati?"

"karena, kalau kamu di keluarin dari sekolah otomatis kamu gak sekolah lagi. namamu udah tercoreng dan susah untuk masuk sekolah lainnya. nah, kalah kamu gak sekolah kamu bakal madesu! kalau aku mending mati daripada madesu."

ezra tertawa kecil melihat claudya dengan serius menjelaskan. jawabannya lucu juga.

"enough about me, gue pengen tanya satu hal,"

"apa? kalau aneh-aneh aku gak--"

"kenapa lo tiba-tiba bisa bilang kalau gue nembak lo?"

claudya tampak gelagapan "eeh, umm, anu iseng."

"dibalik kata iseng ada alasan yang jauh lebih banyak."

"iseng seriusan deh. terus ada temen aku yang baper, jadi kesebar!"

"gue gak bego ya."

"iya iya." claudya cemberut "aku gengsi karena orang yang aku suka ditembak cewek. dan untuk menutupi kesedihan dan kemalanganku tiba-tiba aku ngikut nyerocos,"

"jadi, lo memanfaatkan gue untuk bikin orang yang lo suka itu cemburu?"

"nyatanya dia juga gak cemburu. eeh--gak manfaatin kook! cuma tiba-tiba ada nama kamu di pikiranku, aku asal nyebut!"

"oh."

[]

Claudya, Hujan, dan EzraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang