part vii.

7.1K 846 27
                                    

permintaan ketiga; makan malam di keluarga ezra.

claudya mengetuk pintu rumah itu dengan gugup. ia mengecek penampilannya dari atas sampai bawah. semuanya sudah rapi, yakinnya.

dress putih selutut dengan lengan sampai siku akan cocok untuk makan malam di keluarga bayangkara.

suara derap langkah terdengar, kemudia seorang laki-laki jangkung membuka pintunya. ezra menaikkan sebelah alisnya ketika melihat penampilan claudya.

ezra hanya memakai kaos hitam polos dan celana selutut rumahan. singkat cerita, claudya salah kostum. ia kira bakal formal! "aku pulang ganti baju dulu."

claudya merasakan seseorang menahan tangannya "udah, gak papa kok. bagus, malah rapi."

claudya cemberut "kamu harusnya bilang dong kalau aku cuma harus pakai jeans atau kaos!"

ezra memutar matanya, "cerewet, udah ayo masuk." ezra menarik tangan claudya.

mata claudya memperhatikan dalam rumah ezra, nyaman. baru masuk saja, claudya bisa merasakan kehangatan keluarga bayangkara.

mereka berdua memasuki ruang makan. ada dua orang dewasa, dua anak laki-laki, dan satu anak perempuan disitu. mereka tampak heboh mengobrol, sepertinya mereka belum menyadari kalau ada claudya dan ezra disini.

"ekhem." ezra berdeham.

sontak, semua pasang mata itu tertuju kepada ezra yang masih menggenggam tangan claudya. claudya tersenyum canggung.

seorang wanita paruh baya yang claudya yakini adalah ibu ezra dengan rambut dikepang kesamping tersenyum lebar "akhirnya dateng juga,"

claudya tersenyum "iya, tante. maaf lama,"

anak laki-laki yang duduk di dekat ibu ezra memasang wajah jahil sambil berpose berbisik kepada ayahnya "yah, abang pegang-pegang tangan tuh,"

dengan wajah memerah, claudya menarik tangannya. malu. baru saja datang, sudah malu seperti ini.

kakak sama adik gak ada bedanya, batin claudya.

ayah ezra tertawa "yang penting, gak sun-sunan,"

atau memang satu keluarga gak ada bedanya, batin claudya lagi.

mereka semua tertawa kecuali ezra dan claudya yang menggaruk lehernya canggung.

ibu ezra menengahi "udah, udah. kasian claudya-nya. malu gitu.. ayo duduk, ezra diajak dong temennya masa berdiri terus?"

"temen atau temen?" kini anak laki-laki yang duduk di sebelah ayah ezra yang berbicara.

"berisik banget an--"

"ezra."

ezra cemberut karena mendapatkan peringatan dari ayahnya. ezra duduk diikuti claudya yang duduk di sampingnya.

suasana malam itu tidak lagi canggung, kehangatan yang dipancarkan dari keluarga bayangkara mulai terasa. claudya juga cepat mengenal adik-adik ezra.

pertama, si kembar. dua cowok yang tadi menggodanya. deon dan dion, wajah mereka sama persis, sifatpun gak jauh beda. sama-sama jail. sampai sekarang claudya tidak bisa membedakan mereka berdua, kalau saja mereka tidak memakai baju yang berbeda.

kedua, si manis berkacamata, bunga. kelihatannya, cewek ini model-model claudya, kalem gimana gituuh, tapi, sebenernya sama aja kayak kakak kembarnya.

satu keluarga sama aja.

claudya tersenyum ketika mendengar dion melontarkan lelucon yang membuat semua orang di meja makan tertawa.

"jadi, claudya, ezra gimana kalau di sekolah?"

ezra melotot ketika ayahnya menanyakan hal seperti itu kepada claudya. claudya tersenyum kemenangan "ezra kalau di sekolah nakal, om. suka bolos pelajaran, tawuran, nyolong roti di kantin."

ezra menghela napasnya pasrah. ayahnya tersenyum miring "keren juga kamu, zra. mirip ayah pas jaman sma dulu. nakal. bagus-bagus,"

claudya tersedak minumannya ketika mendengar renspon ayah ezra. bukannya dimarahin, malah dipuji! ayah macam apa?

deon cemberut "giliran deon bolos, dimarahin."

"kamu masih smp, yon."

"kalau udah sma, boleh yah?"

"boleh-boleh."

apa yang terjadi dengan keluarga ini?

"ah, ayah gak bener ngajarinnya." ucap ibu ezra sedangkan suaminya hanya nyengir kuda mendengarnya.

malam itu, claudya habiskan untuk mengobrol dengan keluarga aneh dan claudya menyukainya.

[]

Claudya, Hujan, dan EzraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang