BAB 3

66 7 0
                                    

ada typo dimana-mana.. :) hehe

Tak terasa kini sudah lebih dari emat tahun Nada di rumah keluarga Bramasta. Ia sudah menyelesaikan kuliahnya dengan predikat cumlaude. Dan kini Nada mengabdi di B-Group sebagai salah satu karyawan.

Sedangkan Kean setelah lulus kuliah S1, ia melanjutkan study di Inggris sana. Sekembalinya dari sana, Kean memegang cabang perusahaan yang terletak di Surabaya. Jadi sekarang yang di tinggal di rumah Semarang hanya Nada dan mama, papa.

Hubungannya dengan Kean kini telah lebih baik. Nada dapat diterima oleh Kean sebagai bagian dari keluarganya. Sifat dan sikap Nada yang memang ramah dan tulus dapat meluluhkan hati seorang Kean. Malah kini Kean menitipkan keluarganya saat ia dulu dan di Inggris dan sekarang di Surabaya.

***

Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba Kean diminta pulang oleh mamanya, Nirmala, untuk pulang ke Semarang. Kean dan Nada tak mengira akan menerima kejutan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

"Kean, sekarang kamu sudah dewasa. Mama dan papa ingin mendapatkan cucu darimu nak. Kapan kamu menikah nak?" mama bertanya dengan suara lembut, namun dapat membuat Kean tegang seketika.

"Apa ma? Menikah? Kean belum memikirkan untuk menikah." Kean menjawab dengan setenang mungkin.

"Menikahlah Kean. Kamu sudah besar sekarang. Menikah ya sayang?" pinta Nirmala.

"Kean masih muda ma, masih ingin mengejar karir dulu. Lagian Kean juga belum ada calonnya, ma.."

Nirmala sedikit merajuk pada anaknya, "Mama tidak mau tau Kean. Pokoknya kamu harus menikah. Mama sudah menjodohkan kamu dengan Nada. Dalam waktu tiga bulan kalian harus sudah menikah. Kalau kamu tidak mau, nama kamu Kean Bramasta akan mama hapus dari keluarga. Iya kan pa?" mama merajuk, mecari dukungan dari suaminya. Rahardian Bramasta hanya mengangguk membenarkan omongan istrinya.

Kean dan Nada tergelak dengan omongan mamanya barusan.

"Dengan Nada, ma?" Nada yang pertama kali bicara.

"Dijodohkan? Ma, ini sudah buka zamannya." Kean menimpali.

"Kamu mau jadi menantu mama kan, Nada?" tanya mama

"Ta.. Tapi, ma.."

Belum sempat Nada menjawab, Nirmala sudah terlebih dulu bicara "Pokoknya mama papa tidak mau tahu. Lusa kita akan melamar Nada pada orangtuanya. Kalian bisa bicarakan ini berdua. Dan ingat, kami tidak menerima penolakan. Mama dan papa istirahat dahulu." Mama menari lengan papa untuk berdiri menuju kamar.

"Tapi ma.. pa.. mama papa..." Kean mencoba berbicara tapi sudah tak dihiraukan lagi oleh pasagan Bramasta.

Nada yang masih syok hanya dapat terdiam dan melihat mama dan papanya masuk dalam kamar. Di dalam otaknya kini berpikir banyak sekali hal yang sudah seperti benang kusut. Bingung. Sedih atau bahagaia. Ia tak tahu apa yang sedang ia rasakan.

"Kita haus bicara." Kean bicara dengan nada dingin sambil beranjak menuju balkon lantai atas.

Nada yang mendengar Kean bicara dengan intonasi dingin seperti teringat pertama kali ia bertemu dengan Kean. Ia takut kalau Kean akan berubah menjadi sosok yang dingin tak tersentuh seperti dulu.

Sementara dalam benak Kean kini muncul nama gadis yang telah ada dalam hatinya. Hanya saja tak ada keluarganya yang tahu. Dan sekarang yang ia pikirkan adalah cara untuk mengatasi masalah ini.


01 januari 2016

terimakasih yang sudah mau mampir.. :)

kiss and hug :)


LoveLightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang