"Ma.. Ma..Maaf.." jawab Nada tergagap karena takut dengan tatapan tajam Kean.
Belum sempat Kean menjawab, mamanya, Nirmala, telah datang dan bertanya apa yang terjadi.
"Ada apa ini? Kean kamu kok basah sayang?"
"Nada tak sengaja menabraknya tante, jadi bajunya basah." Nada menjawab dengan menundukkan kepala.
"Tapi kamu gak kenapa-kenapa kan, Kean?" Nirmala bertanya pada Kean.
"Aish.. Kean basah kuyup ma, mau mandi dulu." Kean menjawab dengan wajah gondok yang tidak ditutup-tutupi. Tak lupa tatapan mematikannya yang masih diberikan pada Nada.
Setelah Kean beranjak ke kamarnya dilantai dua yang bersebelahan dengan Nada. Nirmala meminta maaf atas perlakuan tidak sopan anaknya. Sebenarnya jantung Nada masih berdetak kencang setelah melihat lelaki yang benar-benar tampan dengan tatapan menakutkannya.
***
Makan malam di kelurga Bramasta kali ini sedikit berbeda. Jika biasanya meja makan hanya berisi tiga orang saja, mulai malam ini dan seterusnya Nada akan menjadi orang keempat yang akan menempati kursi di meja makan tersebut. Malam ini ia akan dikenalkan pada anggota keluarga Bramasta.
"Pa, Kean. Mama, mau mengenalkan Nada. Anak sahabat mama yang pernah mama ceritakan dulu. Mulai sekarang Nada tinggal bersama kita. Ayo Nada, perkenalkan dirimu nak, jangan sungkan." ujar Nirmala menarik perhatian suami dan anaknya.
"Malam, Oom. Nama saya Nada Sofwa Kusuma, mulai malam ini saya akan mulai tinggal disini dan merepotkan kalian. Dan terimakasih atas kebaikan keluarga oom pada saya dan keluarga." Nada mengucapkan terima kasihnya dengan tulus.
"Saya Rahardian, dan ini anak oom, Kean Arka Bramasta. Kamu pasti sudah tahu saya dari cerita tante kan? Kamu tidak usah sungkan dengan kami ya nak. Anggap saja keluarga sendiri, orangtuamu selalu baik pada kami, jadi jangan sungkan." ujar Rahardian, kepala keluarga Bramasta.
Nirmala tersenyum manis melihat anggota keluarga barunya, "Nada, mulai sekarang kamu panggil kami mama dan papa ya? Kamu sekarang kan anggota keluarga kami. Bolehkan pa?"
"Iya Nada, panggil kami mama dan papa ya. Dari dulu kami ingin memiliki anak perempuan. Dan Kean kamu harus bersikap baik pada Nada. Papa tidak ingin melihat kamu kasar pada Nada."
"Iya Pa." Kean menjawab dengan wajah terpaksa. Ia tak mau dianggap sebagai anak durhaka terhadap orangtua.
"Terima kasih oom, tante. Eh maksud saya Mama, Papa, dan juga Kean." Nada tersenyum, tak sengaja matanya bertatapan dengan mata Kean.
Nada dapat melihat Kean menatapnya dengan tatapan menusuk tak suka. Namun ia berusaha untuk tak menghiraukan tatapan Kean dan menikmati makanannya. Nada berpikir akan menghadapi apapun yang akan terjadi kelak, dan mulai sekarang ia harus kuat dan mandiri karena sekarang tinggal jauh dari orangtuanya.
***
Makan malam telah selesai, dilanjutkan obrolan-obrolan ringan di ruang keluarga. Nada cukup menikmati obrolan dengan keluarga barunya. Namun ia tahu, ada satu orang yang malas dan tak menikmati obrolan ringan ini, Kean. Kean sepertinya benar-benar tak suka dengannya, apakah karena ia menabraknya tadi dan membuat basah bajunya atau hal lain. Entahlah. Nada tak tahu kenapa Kean terlihat membencinya.
Jam menujukkan pukul 9 malam, sehingga acara obrolan harus diakhiri. Saat akan masuk kamarnya, tiba-tiba Kean berbicara di belakang Nada. Mau tak mau Nada berhenti untuk mendengarkan Kean, ia tak ingin dicap tambah jelek oleh Kean.
"Jangan mentang-mentang mama papa baik sama lo hidup lo disini nyaman. Gue gak akan berpura-pura bersikap baik. Jangan harap hidup disini gratis. Mulai besok lo harus menyiapkan keperluan gue." Kean berujar dengan sangat dingin, dipikarannya saat ini adalah mengerjai Nada karena telah meninggalkan kesan pertama yang jelek padanya.
Nada menatap Kean dengan perasaan takut, "Baiklah, selamat malam."
Setelah masuk kamar dan merebahkan diri di ranjangnya, pikirannya melayang bahwa penderitaan sebenarnya akan dimulai besok. Ia harus menyiapkan hati dan tenaga untuk besok, jadi ia memutuskan untuk memejamkan matanya dan terlelap.
***
Hari ini, Nada memulai kehidupan kuliahnya. Ia memutuskan untuk tidak memberitahu siapa-siapa mengenai kehidupannya saat ini. Karena ia tahu, keluarga Bramasta merupakan keluarga terpandang di Indonesia. Nada tak mau merusak citra baik keluarga tersebut dengan kehadirannya. Kean juga sudah memperingatkan untuk bersikap tak mengenalnya di kampus.
Nada juga tak keberatan, karena ia tahu seorang lelaki setampan dan cool seperti Kean pasti malu jika mengenalnya. Nada sadar diri, ia tidak cantik, tidak tinggi semampai, tidak sexy dan tidak juga genius. Tinngi badan Nada hanya 158 cm, ia memiliki lesung pipit yang membuatnya terlihat sedikit manis, dan warna kulit kuning langsat yang diturunkan dari ibunya. Yang bisa dibanggakan adalah prestasi belajarnya saat ini yang tak terlalu jelek. Nada selalu masuk peringkat 10 besar di kelas berkat usahanya giat belajar selama ini.
Selama kuliah nanti, Nada bertekad untuk menunjukkan kemampuannya. Ia tidak ingin mengecewakan mama papa yang telah membiayai kuliahnnya. Nada juga ingin membanggakan orangtua dan adik-adiknya. Ia bertekad untuk cepat lulus dan dapat mengabdi di B-Group sebagai balas budi kepada keluarga Bramasta.
Sebelum berangkat ke kampus, pagi-pagi tadi ia telah melaksanakan tugas yang diberikan Kean padanya. Bangun tidur ia membawakan air putih ke kamar Kean. Setelah mandi kopi plus cream harus sudah tersedia di dapur untuknya. Dan tak lupa Nada harus menyiapkan cemilan sore jika Kean ada di rumah.
Nada harus menghapal apa-apa yang disukai dan tak disukai Kean. Satu catatan yang harus diperhatikan Nada, ia tak boleh menyentuh barang-barang Kean dengan sembarangan. Kean tak suka jika barang pribadinya disentuh oleh orang yang tak akrab dengannya. Selama ini yang bebas menyentuh barang-barang Kean hanyalah mamanya.
31 Desember 2015
Maaf kalau ceritanya kurang menarik .. :)
terimakasih yang menyempatkan untuk membaca, memberikan vote and comment..
Kamsahamnida :) :*

KAMU SEDANG MEMBACA
LoveLight
Aléatoiremencoba menulis. tak tahu apakah ada yang bersedia membaca. hanya karya biasa saja. :))) cover by : bellezmr