Chapter 5

2.7K 185 0
                                    

Telah di ubah!!
{24 juli 2016}









"hei Fujimura kau ini kenapa sih dari tadi uring uringan saja?"  aku bertanya dengan nada cemas sambil mencoret coret bukuku.

Itu karena dari tadi Fujimura terus saja uring uringan, dia ini seperti anak yang meminta permen saja.

"itu karena mereka selalu mengganggu ku. Dan sampai kapan aku akan di beri tugas ini sama papah mu sih?" dia menenggelam kan wajahnya di lipatan tangannya.

Aku jadi berpikir sesuatu, Fujimura tidak akan bisa selama nya dengan ku. Jika dia di lepas tugas oleh papah aku tidak akan bertemu dengannya lagi dan aku pasti akan kesepian seperti sebelum ini.

Aku menundukan kepalaku, tanpa aku sadar tanganku menulis sesuatu di buku tulis itu.
"ふじむら" = "fujimura"

"kau sedang apa?" aku dengan cepat menutup bukuku, Fujimura menggesser bangkunya ke dekat bangkuku. Untung saja dia belum melihat namanya yang ku tulis.

"apa urusanmu?" aku mengalihakan pandanganku ke arah jendela.

***

Jam istirahat telah berdering saat Fujimura di landa banjir manusia. Ya perempuan itu tidak menyerah mereka sedang mengerubuti Fujimura. Aku langsung kabur ke atap tanpa sepengetahuan Fujimura.

Hari ini Cukup cerah jadi aku bisa makan siang disini. Angin dingin menerpa kulitku. Di sini cukup tenang hanya gemersik dedaunan yang terkena angin yang ku dengar. Selesai memakan makan siangku aku memasabg headset dan menyetel lagu, aku mengedarkan pandanganku ke sekitar atap lalu menyenderkan bahuku di tembok. Aku mengantuk.

Aku mulai menutup mataku. Tapi baru beberapa saat aku terpejam ada yang mengguncang bahuku pelan, aku mengerjapkan mataku membiasakan cahaya yang masuk ke dalam indera penglihatanku. Aku melihat siluet tubuh seorang laki laki yang tengah menatapku, dia mengurungku di dalam kedua lengannya. Kesadaranku mulai terkumpul dan...

*buagh..!*

Aku mendorong tubuh laki laki itu dengan lenganku dan berdiri secara refleks. Aku memicingkan mataku melihat laki laki itu yang tengah mengaduh ke sakitan karena bokongnya membentur lantai, rambut nya yang hitam... Tunggu!

"Fujimura!!?"

"awh... Tenaga mu kuat juga ya ternyata, sakit..!" Fujimura berdiri dan membersihkan celana nya dari debu.

"apa yang kau lakukan?! Untung saja wajahmu tidak aku tinju" Aku mendekatinya dan melihat wajahnya.

"aku mencarimu kesana kemari tapi kau ada di sini. Ku kira kau pingsan tadi! Aku sudah panik dan ternyata kau malah mendorongku. Sudah lah ayo sedikit lagi bel masuk" Fujimura menggandeng tanganku turun dari atap.

***

"Noguchi!!" Suara Sinai yang cempreng menyambutku saat aku memasuki kelas.

"apa? Bisakah kau tidak berteriak! Kupingku bisa rusak kalau begini" gerutuku kesal. Fujimura sudah kembali ke mejanya dan hanya memperhatikanku dari sana.
"pinjam catatan!" Sinai menyatukan kedua tangan nya lalu memasang wajah memohon.

"ambil di tas!" aku menunjuk tempat dudukku pada Sinai.

Setelah Sinai mengambil buku aku berjalan ke depan meja Fujimura, ku lihat dia sedang memejamkan matanya dan kepalanya di taruh di meja. Sebuah ide jahat melintas di kepalaku, aku mengangkat tanganku lalu menggebrak meja Fujimura kencang.

*Brak!*

"ahk!" Fujimura mengusap usap jidat nya.

"bangun sleeping ugliest" ledekku padanya yang masih muka bantal.

"untung saja kau ini nona mudaku kalau tidak," Fujimura menggantungkan kalimatnya.

"apa?" tanya ku menantang.

"akan ku cium kau disini sekarang juga" Fujimura menyeringai puas.

"K-Kau! Ahk! Fujimura!" aku merasakan wajahku memerah.

"Noguchi! Kembali ke tempat dudukmu!" tanpa aku sadar seorang guru masuk ke dalam kelas bersama seseorang.

Aku dengan terburu buru kembali ke tempat duduk, sekilas ku lirik Fujimura yang tengah mati matian menahan tawanya. Arghh sialan Fujimura!

"Baiklah kita kedatangan murid baru 'lagi' silahkan" sensei menekan kata 'lagi' karena memang kelas ini sudah mempunyai 2 murid baru.

"aku Rouka Ina, yoroshiku" Rouka membungkuk kan tubuhnya.

Rouka adalah laki laki berbadan tinggi dan tegap dengan rambut Hitam kebiru biruan, dan iris mata yang senada, kulit putih dan bibir tipis berwarna pink dapat menyita seluruh tatapan para gadis.

"Rouka kau aka- tunggu!" belum sensei menyelesaikan kata katanya, tiba tiba Rouka berlari ke arahku dan memeluk tubuhku.

Aku membulatkan mataku tak percaya, bagaimana mungkin aku di peluk murid baru yang sama sekali aku tidak kenal!

Bersambung..!

My Body Guard (complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang