part 17

63 7 1
                                    

Ya semua keluarganya menjenguknya Kakak nya juga pulang dari Bangdung. Veronica dan Kak Andrian juga datang.Mereka baru pulang dari liburan.

Tak lama kemudian dokter pun keluar.
"Reva baik baik aja. Dia akan sadar dalam 1 atau 2 hari lagi"

Aku pun langsung masuk kedalam ruang rawat Reva.
Aku duduk di samping ranjangnya. Aku memegang tangan lembutnya yg putih itu.
Sesekali aku mengecup keningnya, tanganya dan mengelus rambutnya dengan lembut.

*****

Sudah 2 hari aku menunggu Reva di rumah sakit. Aku juga pulang dan berangkat kuliah.

Aku menuju kamar Reva. Aku kembali menggenggam kedua tangannya.
"Hi Reva... aku datang nih. Kamu harus cepet bangun ya... aku kangen sama kamu. Kangen senyumanmu, tawa mu dsb. Aku akan selalu berada di samping kamu." Ucapku tepat di telinga Reva.

Aku berniat untuk memutuskan Oliv sekarang juga.
Aku meneleponnya dan berkata
Liv, hmm kita ptus ya? Sorry udh buat kamu sakit hati. Tapi aku lebih sayang orang lain dibanding kamu. I'm sorry Oliv

Dia pun menjawab
"Iya Revan. Gapapa kok. Au juga sama seperti kamu. Aku sayang lelaki lain. Tapi kita tetap jadi temen ya?

Iya Liv jawabku setelahnya. Dan aku langsung mematikan ponselku.
Aku kembali fokus ke wajah Reva.

Tiba tiba tanpa disangka aku merasa kan dia menggerakkan tangannya dan berkata
"Rev-an... Revan"
"Iya aku disini Va. Aku disini."jawabku seraya memencet bel dan dokter pun datang.

Dan tentunya Reva udah sadar.
Semua keluarganya sudah masuk kedalam dan mengelilingi ranjang Reva.
Sedangkan aku? Aku hanya bisa keluar dan melihatnya dari luar. Aku gak mau muncul secepat itu dihadapannya. Bsa bisa dia drop lagi.

Akhirnya Va, kamu sadar juga. Maafin aku untuk semuanya ya. Aku janji aku bakalan datang kalau waktunya udh tepat. Batinku.

REVAN pov's off

"Kakak, Kakak datang kemari???" Tanyaku seraya memeluk Kak Rizky.
"Iya Va. Kakak pulang untuk adik Kakak yg satu ini"
Aku hanya tersenyum manis saat itu.

Aku mulai memeluk semua orang yg datang. Tp aku tidak menemukan orang yg kucari. Kuarahkan mataku ke seluruh ruangan berharap akan kehadirannya

"Lo nyari siapa Rev?" Tanya Veronica.
Aku masih mencari cari kehadirannya

"Nyari Revan ya? Dia tadi udah pulang. Kemarin dia loh yg bawa lo ke rumah sakit. Dia juga donorin daranya untuk lo." Ucap Veronica dan aku menghentikan kegiatan ku tadi.

Aku hanya terdiam saja daritadi. Dan kemudian tidur.

Veronica pov' s onn
"Revan, lo bisa ke rumah sakit gak?" Tanya ku kepada Revan dengan cara meneleponnya.

"Emang kenapa?" Tanyanya
"Gue sm Kak Andrian mau balik kerumah mau mandi dulu. Trus Reva gaada yg jagain." Terangku kepadanya.

"Ohh oke, aku kesana sekarang." Katanya

Tak lama kemudian Revan sampai di rumah sakit

"Revan, jagain Reva yaa" kataku
"Oke oke kalian hati hati ya" katanya dan kutanggapi dengan sebuah anggukan.

Veronica pov' s off

Aku terbangun dari tidurku aku melihat ada seorang laki laki yg ku kenal sedang tidur di samping ranjang ku.
Aku nenggerakkan tanganku yg terasa berat dan hal itu tiba tiba membangunkan Revan.
Gimana gak bangun coba? Dia kan tadi negang tangan ku dan otimatis jika aku menggerakkan tanganku, dia pasti bakalan bangun

"Va, udah bangun?" Tanya nya dengan muka polos saat bangun tidur.
Aku tidak menjawabnya aku hanya berekspresi datar.
Tapi tanganku masih digenggam oleh nya.

"Va, maafin aku ya, gara gara aku kamu jadi begini. Aku ini memang manusia yg gak tau diuntung. Aku malah ngebiarin orang yg aku sayang kenapa kenapa. Aku malah biarin dia sakit hati. Tingkah bodohku pun membuatnya kesal. Va maafin aku, aku gak bermaksud menyakiti kamu. Aku cinta sama kamu aku juga sayang sama kamu Va. Tapi mungkin aku gak pantes buat dimaafin. Aku hanya bisa nya-" ucapnya terpotong ketika mendengar isakan tangis ku. Dia berdiri dan menghapus air mataku.aku bangkit untuk duduk dan langsung menghambur ke pelukannya. Aku menyelip kan kepalaku di lekukan lehernya.
Aku menangis tak henti hentinya. Dia semakin mempererat pelukannya seakan memberikan kesempatan bagiku untuk menangis sepuasnya.
Setelah puas menangis, aku langsung berkata
"Ini bukan sepenuhnya salah kamu Revan. Ini juga salah aku. Aku malu untuk ngakuin perasaan aku ke kamu"

"Engga Va, ini bukan salah kamu. Ini semua salah aku. Aku yang membuat kamu jd begini. Lagian gak pantes kalau cewek secantik kamu, sebaik kamu, sepolos kamu, nyatain perasaan ke laki laki macam aku" kata Revan yg selalu menyalahkan dirinya sendiri atas semua ini.

"Van jgn salahin diri kamu terus, aku gamau kalau kamu terus nyalahin diri kamu sendiri. Ucapku.
"Oiya Va, aku udah putusin Oliv. Kami putusnya baik baik kok. Dan dia juga setuju untuk putus sama aku." Katanya dan saat dia mengatakan itu kepada ku, aku langsung merasa senang.

"Aku sayang kamu Van. Aku cinta sama kamu" jawabku seraya mengecup pipinya dan kembali ke pelukannya.
"Aku juga Va. Aku sayang kamu. aku cinta sama kamu." Jawabnya.

"Oiya aku punya kejutan untuk kamu" katanya
"Kejutan apa?" Tanya ku bingung.

Aku melihatnya berlutut di hadapanku. Dia meraih tangan ku dan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

"Va, kamu maukan jadi pendamping hidupku untuk selamanya?" Tanya nya dan aku tersontak kaget seraya meneteskan air mata ku. Ya, air mata kebahagiaan
Aku pun menjawab pertanyaanya tadi
"Iya Van aku mau"
Dia memasangkan cincin di jari manisku. Dan setelahnya dia berdiri dan memelukku.
"Ohh Tuhan, Terima kasih banyak karena Engkau masih mengijinkan ku untuk memilikinya" katanya seraya mengecup lembut kening ku.

"I love you so much Cantik" katanya
"I love you so much handsome" kataku seraya melepaskan pelukannya dengan lembut lalu berdiri dan aku memejamkan mataku dan mengecup sekilas bibir manisnya.

Bisa ku liat dia hanya terpelongo dengan semua itu. Tapi aku berhasil utk membuat dia menjadi tidak melongo lagi.
Resmilah aku dan Revan menjadi seorang sepasang kekasih.

***

Semenjak keluar rumah sakit kemarin, aku dan Revan menjadi sangat dekat. Aku dan Revan tidak membiarkan jarak kami menjadi jauh. Aku dan Revan selalu menjaga hubungan kami dengan sangat baik. Kami juga berjanji akan setia sampai puncaknya.

Aku, Revan, Veronica, dan Kak Andrian juga semakin kompak. Aku juga gak lupa berterimakasih kepada Kakak ku karena prinsipnya itu betul betul menjadi kenyataan...

End
Hahaha gusy udah part terakhir. Makasih ya uda mau baca dan voment ceritanya..
Maaf kalau ada typo..
See you in tne next story guys,,,
Bye..

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang