7

104 9 1
                                    

Maaf yaaa..
banyak thypo-nya..
maaf jga ceritanya ngebosenin.
Tapi aku berharap kalian gak jadi black readers.. pliiis coment and vote..
.
.
.
.
.

ternyata Billa salah menduga. kini hatinya terasa perti ditusuk pisau tumpul. Sakit tapi tak sekalian mati.

Billa tak tau apa yang harus ia katakan. ia masih shock dengan perkataan Mike.

"Billa.. kamu kenapa?? kok diem aja??" tanya Mike bingung akan reaksi Billa yang datar.

"ah.. gak papa. oh iya selamat ya.. ciee akhirnya kamu pacaran juga" jawab billa berusaha bersikap biasa.

"haha.. makasih Billa ku.." Mike memeluk bila dari samping.

"tenang billa.. kamu kuat.. Is oke" gumam Billa dalam hati.

Setelah Mike melepaskan pelukannya pada Billa, telfon genggamnya berbunyi.

"haha.. Look Billa..!!" terik Mike antusias.

"what??"

"dia nelfon aku.. senangnyaaa" senyum Mike mengembang. dia terlihat bahagia sekali.

"Hallo.." ujar Mike menyapa orang diseberang sana.

"oh.. aku bisa. Baiklah aku kesana" ujarnya lagi

"15 menit Tasya.. bye.." ujar Mike lalu mematikan sambungan telfon.

"Billa.. aku harus pergi. Maaf aku duluan" ujar Mike bersiap pergi.

"Baiklah Mike.. hati-hati dan jaga dia" jawab dengan senyum terpaksa.

"pasti Billa" Jawab Mike sambil mengusap pucuk kepala Billa dengan lembut.

***

Langit sore terlihat mendung. Hal itu membuat Billa terpaksa beranjak dari tempatnya untuk segera pulang. Ia melajukan sepeda dengan sedikit cepat, namun hujan turun lebih cepat sehingga memaksa Billa untuk mencari tempat untuk berteduh. Billa berteduh disebuah halte yang tampak tak terawat, atap yang bocor dan lantai keramik yang sudah pecah. Beruntung masih ada kursi yang layak untuk di duduki.

"haaah.. hujan lagi, telfon mama sajalah." gumam Billa

"yaaahh.. baterainya low" ujar Billa lagi.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang dengan motor sport merah. Orang itu melepas helm-nya kemudia berlari menuju kursi di dekat billa. Billa sempat mengacuhkan orang tersebut, namun saat iya menyadari bahwa orang itu adalah orang yang ia kenal, ia berubah salah tingkah.

"oh.. kau rupanya.. hy.." sapa orang itu.

Billa tak merespon karena masih sakit hati pada perlakuannya kemarin disekolah.

"oh.. ayolah.. setiap kali kau bertemu denganku, kau selalu menunjukkan raut wajah permusuhan, memangnya aku salah apa??" tanya orang itu.

"hah.. kak kenan yang aneh.. kau bilang salah mu apa??" tanya Billa sedikit emosi.
"tidak ingatkah kau dengan semua perkataan kasar mu padaku?" tambahnya

Orang itu terlihat bingung dengan perkataan billa, namun sedetik kemudian ia tersenyum penuh arti.

"haha.. tanpa memperkenalkan diriku, ternyata kau sudah tau namaku" ujar pria itu.

Ingin sekali billa pergi dari tempat itu, namun hujan masih sangat deras. Ia sangat geram dengan pria itu. Bagaimana mungkin ia bisa berbocara seolah mereka baru berkenalan, dan bagaimana mungkin dia seperti memiliki sifat yang sangat berbeda jika tidak di sekolah.

"hey.. jangan melamun. aku ingin tau siapa namamu?" tanya pris itu membuyarkan lamunan Billa.

"ada apa dengan orang ini. Dia tak tay nama ku setelah 2 kali memaki ku disekolah. Aneh sekali, dia seperti memiliki 2 jiwa yang berbeda."

"hhhh..Billa"

"Nama yang cantik secantik orangnya"

"bisakah kau diam, aku sedang ingin ketenangan" tanya Billa emosi.

"baiklah"

kini suasana sangat hening, hanya suara rintik air bujan yang terdengar. Mereka kini sedang asik dengan fikiran masing-masing. Hujan masih belum reda juga, padahal langit sudah mulai gelap. Hal ini membuat Billa mulai gelisah. Ia mulai berfikiran negatif terhadap orang disebelahnya.

ditengah fikiran jeleknya tiba-tiba pria disampingnya menggeser posisi duduknya sehingga sangat dekat dengan Billa. Fikiran negatif Billa semakin kuat. wajahnya kini pucat dan takut. Billa sedikit melirik pria itu, dia sedang menggosok-gosokkan kedua tangannya. lalu tiba-tiba tangan pria itu ditempelkan ke kedua pipi Billa.

"maaf ya.. kukira kau kedinginan" ujar pria itu kemudian menarik tangannya.

Billa tak menjawab, jantungnya kini berdebar 2 kali lebih cepat. Pipinya mulai merona karena perlakuan pria itu.

"kenapa dengan wajah mu?" tanya pria itu.

"T-tidak"

"ku kira hujan ini mengerti dengan perasaan ku"

Billa menatap pria itu dengan tatapan bingung.

"yaaa.. hujan saat ini terasa seperti penggan ti air mataku yang sudah kering karena lelah menangis"

"maksud mu apa??"

"kau ingin tau yaa" jawab pria itu dengan senyum jahil

"Tidak"

"Haah.. baiklah, tapi aku yakin kau pasti penasaran"

"untuk apa aku penasaran, tak ada gunanya" jawab Billa acuh.

"Benarkah?? tapi raut wajahmu seperti orang yang sedang penasaran"

Segitu dulu ya.. buntu banhet nih.
Voment-nya dong..


JUST FRIEND WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang