Chapter One

22.8K 680 11
                                    

Jika Aku Bukan Jalanmu
Kuberhenti Mengharapkan mu
Jika Aku Memang Tercipta Untukmu
Ku Kan Memilikimu
Jodoh Pasti Bertemu

***

Sebuah pernikahan yang mungkin konyol bagi seorang gadis yang kini berumur 24 tahun. Siapa sangka ternyata pria yang dulu ia kejar-kejar cintanya kini bahkan sudah resmi menyadang sebagai seorang suami.
Gittha tidak percaya bahwa tiba-tiba pada hari itu Revan datang untuk melamarnya. Padahal dia sama sekali tidak terikat suatu hubungan, hanya sekedar teman seangkatan sejak SMP, lalu menyambung ke sebuah Universitas.

Pada saat itu Revan tiba-tiba mengirim surat pada Gittha untuk datang ke sebuah acara pesta di sebuah restaurant. Tanpa merasa curiga akhirnya Gittha pun datang ke acara tersebut, karena ia pikir kapan lagi ia bisa merasakan momen kebersamaan dengannya, ya walaupun itu hanya bisa memandangnya dari kejauhan. Lagi.

***

Setelah sampai di tempat yang Revan maksud, sejenak Gittha merasa takjub dengan apa yang ia lihat saat ini. Sebuah bangunan yang terbentang dan menjulang tinggi membelah kota besar ini. Restaurant mewah bertaraf bintang 5 ini seketika menghipnotis dirinya. Dan Gittha pun berpikir apa Revan tidak merasa rugi untuk mengundangnya ke restoran seperti ini? Gittha datang dengan menggunakan gaun berwarna hitam legam dengan panjang 5 jari diatas lutut, rambut yang digerai dan high heels setinggi 10cm, serta make up natural yang menambah kesan kesederhanaan namun elegant pada penampilan Gittha pada malam ini. Dan Gittha pun langsung memasuki restoran tersebut.
Saat Gittha sedang memperhatikan sekitar ruangan, datanglah seorang pelayan dan tersenyum hangat pada Gittha, "Permisi nona, apa anda yang bernama Gittha Riandra?" tanya salah satu pelayan.

Gittha menatap pelayan itu dengan rasa gugup, "Eh? Ah, iya. Saya Gittha Riandra." jawab Gittha sambil tersenyum kikuk.

Pelayan itu kembali tersenyum, "Nona, anda sudah ditunggu tuan di dalam. Mari saya antar nona." ajak pelayan itu sambil mempersilahkan Gittha untuk mengikutinya.
Setelah beberapa menit untuk menjelajahi isi restoran, akhirnya Gittha dan pelayan itu sampai di sebuah ruangan yang cukup pribadi. Awalnya Gittha merasa aneh karena tempat ini sangat sepi, bukankah jika ada acara itu ramai bahkan sekarang pun malam minggu yang biasa para pasangan menghabiskan waktunya berdua.

"Nona kita sudah sampai, ini ruangannya. Nona tinggal masuk saja." ucap pelayan itu seraya ingin meninggalkan tempat itu. Namun tiba-tiba saja Gittha menahan lengan pelayan tersebut.

"Ehm.. Mbak sebentar."

"Ya, nona? Ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu setelah membalikan badannya menghadap Gittha.

Gittha memerhatikan semua sisi ruangan,"Mbak,ini serius tempat nya? Kok sepi banget? Bukannya disini ada party ya, mbak?" tanya Gittha heran.

"Iya, nona ini tempatnya. Kalau soal itu, mohon maaf saya kurang tau. Saya hanya disuruh tuan untuk mengantar nona ke ruang ini." pelayan itu menjelas kan pada Gittha. Gittha pun hanya mengangguk.

"Oh yaudah, mbak. Terima kasih banyak ya, mbak." ucap Gittha sambil tersenyum. Pelayan itu pun ikut tersenyum lalu pergi meninggalkan Gittha.

Sejenak Gittha menarik napasnya panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Setelah merasa dirinya yakin, akhirnya Gittha pun membuka knop pintu tersebut. Gittha terkejut saat memasuki ruangan itu. Ruangannya sangat gelap gulita.

'Kok gelap sih? Duh,dodol jangan-jangan gue dijebak lagi. Duh. Duh. Apa balik lagi aja kali ya?' batin Gittha menggerutu.

Telapak tangan Gittha mulai keluar keringat dingin. Saat Gittha berpikir untuk berbalik badan tiba-tiba saja terdengar suara dentingan piano. Kontan Gittha pun langsung mencari sumber suara itu.

It's a beautiful night,
We're looking for something dumb to do.
Hey baby,
I think I wanna marry you.


"Revan." ucapnya lirih. Gittha merasa semua ini mimpi, ia merasa ini mustahil.


Is it the look in your eyes,
Or is it this dancing juice?
Who cares baby,
I think I wanna marry you.

Just say 'I do'
Tell me right now, Baby.
Tell me right now, Baby.

Oh!

Dan tiba-tiba Revan menghentikan permainan nya dan lampu pun menyala.
Di depan Gittha, Revan terlihat sangat tampan dengan kemeja yang ia gulung sampai siku dan dua kancing atas sengaja Revan lepas yang menambahkan kesan sexy di mata para wanita, termasuk Gittha. Perlahan Revan melanjutkan nyanyiannya sambil berjalan menghampiri Gittha. Seketika Gittha merasa jantungnya berhenti berdetak. Lemas. Itu lah yang ia rasakan saat ini. Ia tak tahu dengan apa yang ia rasakan di hatinya. Ia takut kalau ini hanyalah sandiwara yang Revan mainkan.

Is it the look in your eyes,
Or is it this dancing juice?
Who cares baby,
I think I wanna marry you.

***


Hello? Apa ada orang. Ehm.. Pengen coba coba nih bikin cerita. Ya kalau ini bagus aku bakal lanjut ceritanya. Comment nya,guys:)

Love,

G.

Couple DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang