You (Revan Alexander)

6.1K 216 3
                                    

Kalau kata orang bidadari itu hanya sebuah khayalan. Berarti itu kini aku sedang berada di sebuah khayalan yang sangat indah.

Aku melihat seorang bidadari yang sangat amat cantik. Tapi bidadari itu tidak bersayap. Bidadari yang kini tengah memakai sebuah gaun yang sangat indah. Bidadari yang nanti akan menjadi pendamping hidup ku.

Bidadari yang akan menjadi seorang ibu dari puteri-puteri dan pangeran-pangeran kecil ku.

Gittha Riandra

Aku sangat beruntung bisa segera memilikimu seutuhnya.

Aku sangat menyesal.
Menyesal?
Iya. Aku sangat menyesal jika dulu aku selalu mengabaikanmu.

Aku sangat senang.
Iya. Aku sangat senang karena kini aku bisa memilikimu.

Aku sangat sedih.
Sedih?
Iya. Aku sangat sedih karena suatu saat nanti salah satu dari kita akan pergi menemui sang maha kuasa. Padahal aku ingin kita selalu bersama selamanya.
--------------------------------------------------------------------

"Rev?" panggilan Gittha tak ku hiraukan. Aku masih ingin melihat tubuh Gittha yang terbalut sempurna dengan gaun cantik ini.

Cantik dan manis. Ingin rasanya aku memeluknya dari belakang.

Aku tersenyum pada Gittha. Gittha pun membalas senyuman ku dari pantulan cermin besar di hadapan aku dan Gittha.

Aku pun menghampirinya. Karena tubuh Gittha hanya setinggi daguku. Maka aku sedikit membungkukan badanku lalu menaruh daguku di bahunya yang polos dan sangat bersih.

Aku pun memberanikan diri untuk memeluknya dari belakang. Awalnya aku menaruh tangan ku di pinggangnya lalu beralih ke perutnya.

Tak ada respon darinya. Badannya menegang saat aku memeluknya. Ku lihat wajahnya yang memerah. Ku rasa ia tak mampu menahan malunya.

Lalu kucium bahunya. Tetapi dia malah menahan nafasnya.

Terkejut.

Itu lah yang tersirat dari wajahnya.

"Cantik." ucapku melihatnya dari cermin.

Dia hanya menunduk lalu tersenyum.

Kulihat pipinya mengeluarkan semburat merah.

Ekspresi itu. Ekspresi itu yang aku selalu suka darinya dari dulu.

Ia selalu tak bisa menahan rasa saltingnya. Ia akan menutup wajahnya jika merasa malu.

Terutama jika ia digodai oleh teman-temannya di depan ku.

Sangat cantik.

"Thanks." ucap Gittha yang masih mengalihkan pandangannya dariku.

"Kamu tunggu sini aku mau ganti baju dulu ya." kataku.

Awalnya aku masih menghirup aromanya yang sangat aku sukai.

Jasmine parfum yang selalu ia gunakan dan itu menurutku sebagai candu bagiku.

Aku pun mencium bahunya kembali cukup lama lalu kembali menatapnya lewat cermin dan melemparkan senyumanku. Gittha membalasnya dengan malu-malu.

Lalu aku pergi meninggalkannya.

------------------------------------------------------------------

Oh tuhan tatapan itu. Tatapan yang selalu aku hindari. Karena aku merasa aku akan terhanyut kedalam tatapannya.

Senyuman itu. Persetan dengan senyuman itu! Aku selalu merasa terbang dan luluh saat melihat senyumannya. Senyuman yang selalu aku sukai sejak aku di bangku SMA. Aku tak pernah bosan melihat senyumannya. Karena aku merasa itu sebuah kebahagian kecil dalam hidupku.

Couple DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang