annoying

4.6K 204 9
                                    

Sinar matahari mulai menyeruak dan masuk kedalam kamarku. Silaunya sangat mengganggu tidur nyenyakku, siapapun itu yang telah membuka jendela kamarku aku sangat kesal padanya. Hari ini aku sengaja ingin bangun lebih siang karena aku bolos ngampus. Badan ku masih terasa sangat pegal dan kaki ku masih terasa sakit akibat heels itu.

TRANG!

TUK!

TUK!

TRANG!

CRENG!

TRANG!

TUK!

TUK!

"SAUR!! SAUR!! SAUR!! BANGUN WOIIII UDAH SIANG!! BANGUUUUNNN!! SAUURRR! SAUURRR!"

Oh, god. Kalian jangan tanya itu suara siapa. Suara yang biasa menjadi alarm ku jika aku bangun siang. Bunda. Bunda selalu mempunyai 1001 cara untuk membangunkan ku.
Pernah waktu itu bunda membangunkan ku dengan cara...

'Memasang suara kuntilanak' dari ponselnya.

Bayangkan kawan-kawan!

Bayangkan. Bahkan bukan hanya aku yang terbangun karena terkejut.

Tapi juga.

Abang dan papa ku langsung ngibrit ke kamarku.

Kontan bunda yang melihat ekspresi kami-papa, abang, dan aku- langsung tertawa terbahak-bahak.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

"BUNDAAAAAA!!" teriak kami bersamaan.

Tapi itu malah membuat bunda semakin menjadi-jadi tertawanya.

Dan sekarang bunda membangunkan ku dengan cara.

Membuat marching band dadakan.

Panci.

Tutup panci.

Centong.

Baskom.

Sendok.

Dan kawan-kawannya.

Aku hanya meringis dan menutup wajah ku dengan selimut. Tapi langsung ditarik kembali oleh bunda.

'Oh God, ini menyebalkan.' batinku kesal.

"Gittha, banguuunn! Yaallah anak perawan gak boleh bangun siang pamali! Ayo cepet, bangun! Bangun! Bangun!" omel bunda.

"Nanti bun, aku masih capek!" ucapku masih dengan mata terpejam. Namun, aku melihat sedikit ke arah bunda, bunda kini sedang berkacak pinggang.

"Yaudah. Kalau kamu gak mau bangun biar nanti bunda aja yang jalan-jalan sama Revan." ucap bunda sambil mengacuhkan wajahnya.

Kontan ucapan bunda membuat aku membuka mata lalu langsung menyingkap selimutku dan duduk di tepian ranjangku.

"Maksud bunda? Emang Revan ada disini?" tanya ku antusias.

"Dari tadi keleus." jawab bunda.

Oh tuhan! Gimana ini?! Ada Revan disini. Aku menepuk dahiku keras.

"Yaampun bundaaaa, kenapa gak bilang dari tadi?!" ucapku frustasi.

"Au ah." ucap bunda sambil mengibaskan tangannya. Lalu pergi meninggalkan kamarku.

"Bun! Bundaaa!!" teriak ku. Tapi tetap saja bunda tak menghiraukan panggilanku.

Ya tuhan kenapa bunda tidak bilang dari tadi kalau ada Revan, kan aku bisa mandi dari tadi, terus mencantikan diri dulu.

Couple DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang