"Rin! Ada apa denganmu?" Toru yang sedang berjalan sendirian di pinggir lapangan sekolah. Ia melihat Rin sedang menangis. Ia bingung kenapa gadis yang ia kenal sebagai kekasih Taka itu menangis.
"Bukan urusanmu!" Jawab Rin dengan nada sinis.
"Ya sudah kalau begitu," Toru pun berinisiatif untuk meninggalkan Rin sendirian.
"Bodoh!" Rin pun berteriak.
"Apa Taka yang melakukannya?" Toru pun berhenti sejenak dan bertanya, tanpa melihat ke arah Rin.
"Aku," jawab Rin dengan lirih. "Aku lebih memilihmu."
DEG!
***
Toru's POV
Sejenak aku mengingat cuplikan kejadian masa lalu yang menurutku tidak mungkin bisa kulupakan. Kejadian itu terjadi tiga tahun lalu, ketika aku masih berada di bangku SMP. Rin yang akhirnya kumiliki sendiri setelah sekian lama menjadi kekasih Taka yang waktu itu masih menjadi seseorang yang populer di sekolah.
Hubunganku dan Rin hanya berjalan sampai kami lulus dari SMP, dan hubungan itu merupakan hubungan backstreet yang luar biasa sukses -menurutku- karena tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya, bahkan Taka sendiri.
Namun semua itu salah, karena Taka sendiri ternyata sudah tahu tingkah laku Rin sejak awal bersamanya. Rin yang sejak awal mengagumiku memaksakan dirinya untuk mencari pendekatan lain, yaitu dengan menjadi kekasih Taka terlebih dahulu. Alasan Rin sederhana, itu semua karena menurutnya, aku adalah seorang yang misterius. Aku yang pendiam itu pun membuat Rin harus mendekatinya lewat salah satu orang yang adalah sahabatku sendiri. Karena alasan itulah, Rin tidak pernah terlihat serius dengan Taka. Sikap Rin memang selalu manis sebagai kekasih Taka, namun setiap aku berada di sekitar mereka, sikap manis itu berubah.
Hal itu sebenarnya membuat Taka marah -aku merasakannya sendiri-, namun sepertinya ia mencoba untuk tidak mempedulikannya. Jiwa kekanakannya membuatnya tidak peduli dengan urusan percintaan. Baginya, "Untuk apa anak-anak sok cemburu dan memikirkan hal semacam cinta tapi tidak jelas itu?" Itu jelas tidak penting. Namun, hal itu juga membuat sikap Taka kepadaku sedikit mendingin.
Pada akhirnya, Rin memutuskan untuk pergi menyusul ibunya ke Cina dan menjauh selamanya dariku bahkan Taka setelah lulus SMP. Gadis itu tidak pernah tahu apa yang telah ia lakukan kepada aku dan Taka yang bersahabat itu karena ia terlalu naif. Namun setelah Rin pergi, Taka dan aku pun kembali menjadi akrab tanpa ada perasaan canggung dan kesal satu sama lain.
Ah! Sangat banyak hal yang kulaui bersama Taka, dan aku tidak percaya dengan apa yang kulihat hari ini. Aku pun juga tidak percaya dengan apa yang telah terjadi dengan persahabatan yang aku, Taka, Tomoya dan Ryota jalani. Mungkin sebagian orang yang mengetahui kisah kami, mereka akan menyalahkan perubahan sikap dan keadaan Taka. Tapi itu salah, semuanya memang berubah. Aku yang semakin lama semakin tidak mempedulikan persahabatan ini, peristwa penampilan terakhir kami sebagai band, dan segalanya. Ah! Semuanya memang sudah berubah dan terbukti pada hari ini.
***
"Wah ternyata Ryota benar-benar niat sekolah disini!" Kata Toru ketika sedang melihat Ryota dalam barisan siswa-siswa baru di lapangan SMA-nya.
"Anak itu sukanya ikut-ikutan," sahut Taka dengan mengumbar senyuman khasnya dengan gigi kelinci dan mata berbinarnya.
"Iya. Hahaha," Toru pun tertawa kecil.
"Hei! Kalian ini juga sukanya ikut-ikutan! Hayo! Kan aku duluan yang sekolah disini!" Tomoya pun menepis pembicaraan Toru dan Taka sambil memperlihatkan eksprsi lucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby (a One Ok Rock Fanfiction)
أدب الهواةAku hanya ingin tidur. Tidur, dan melupakan rasa sakit ini.