Chapter 1

2.5K 169 17
                                    

annyeong , kembali lagi dengan FF dari Teru nunna yang bagus ini ulalal .

sebelum baca Vote dulu yukk . cuss

Hope you like it . pyong

maaf jika ada kata yg belum ter edit sempurna .

________________________________________

Mark Pov

Jas terkancing rapi. Pakaian tidak kusut sedikitpun. Dasi berpadu sempurna dengan baju kantor yang aku pakai. Kesempurnaan itu bertambah dengan wajah tampanku –walaupun sedikit dibasahi peluh– dan sentuhan terakhir pada rambutku yang sebenarnya bukanlah model rambut yang akan disukai gadis-gadis muda di kantorku. Dengan penampilan yang cukup 'teladan' itu tetap tak cukup bagiku untuk memotivasi diri datang ke kantor setiap pagi.

Sudah hampir dua tahun aku bekerja di kantor itu tapi orang-orang di sini masih saja belum terbiasa dengan keberadaanku. Aku hanya manusia normal yang menyandang nama keluarga yang terlalu 'agung' bagi mereka.

"Pagi, Yi-en Tuan ," sapa salah seorang di antara mereka. Inilah yang aku maksud.

Aku hanya tersenyum tipis seadanya, tahu bahwa sapaan itu hanya salah satu cibiran mereka, salah satu cara mereka menggodaku... mengejekku.

Ricuh obrolan pagi dari mulut ke mulut juga masih membahas topik yang sama. Tentang diriku. Aku sedang tidak ingin membicarakannya sekarang. Terlalu lelah menanggapi sikap mereka yang belum berubah bahkan setelah hampir dua tahun aku bekerja di sini.

Aku menghela nafas lega begitu masuk ke kubikelku yang tentu saja tidak sepenuhnya tertutup bak ruangan para pimpinan. Kubikelku sama dengan kubikel pegawai lainnya: terdiri dari penutup nyaris setinggi pundakku dan hanya menjadi pembatas dari bagian samping dan belakang.

Aku menghela nafas lagi. Kali ini bukan karena lega, namun karena merasa beban berat baru saja menimpaku tatkala aku melihat tumpukan map di mejaku. Aku melirik ke kubikel di samping kanan dan kiriku. Map yang bertumpuk di meja mereka tidak setinggi map yang ada di mejaku. Sekali lagi pimpinan begitu menyayangiku sampai aku satu-satunya pegawai biasa yang diberi begitu banyak tugas. Tak peduli walaupun ada pegawai junior yang seharusnya diberi banyak tugas seperti ini.

"Kau seharusnya memprotes pada bos," komentar Taehyung, satu-satunya teman yang dekat dan bisa aku ajak mengobrol tanpa beban.

"Ya ya ya. Aku memprotes dan hasilnya aku akan dipecat," balasku dengan malas, sambil memeriksa isi map-map di mejaku.

"Eyyy~ Kau butuh waktu santai Mark . Bagaimana kalau sepulang kerja nanti kita minum soju?"

Dia hanya tidak tahu bagaimana aku melewatkan waktu untuk menghilangkan rasa stresku. Aku rasa aku harus berhenti mabuk-mabukan untuk menetralisir pikiranku. Tapi aku hanya melakukannya akhir pekan saja. Aku tidak mungkin menerima tawaran minum soju jika keesokannya aku harus bekerja.

"Aku rasa aku tidak bisa. Kau juga tidak mau keesokannya kau mengalami sakit kepala padahal harus bekerja, bukan?"

"Ah~ tidak banyak. Sedikit saja. Ayolah Mark~ aku yang traktir." Taehyung tersenyum merayu, membujukku sampai aku mengatakan iya.

Aku menghela nafas, antara menyerah dan juga menangisi nasibku yang sudah pasti akan buruk keesokan harinya.

"Baiklah. Hanya satu gelas!"

Aku mengacungkan jari telunjukku ke hadapan Taehyung dan melotot memperingatkan. Tahyung hanya terkekeh, tapi dibalik kekehannya itu aku menduga ada ide jahil yang sedang ia rencanakan.

Kiss buddyWhere stories live. Discover now