Chapter 10

1.6K 131 26
                                    


Word:5656

Budayakan VOTE sebelum membaca

Happy Reading^^
___________________________________

Mark POV

"Itu tidak mungkin," komentarku setelah Jungkook menceritakan semua rahasia antara Krystal dan Bambam yang tidak aku ketahui.

"Bawa wanita itu dan tanyai dia jika kau tidak percaya," kata Jungkook dari seberang meja makan.

Jungkook telah menceritakan semuanya. Mulai dari pertama kali Bambam bertemu dengan Krystal–jauh sebelum ia mengenalku–lalu Krystal yang akhirnya menjadi salah satu pelanggan tetapnya. Kemudian hari di mana ia menemukanku dan memutuskan untuk menyembunyikan kenyataan bahwa ia sudah mengenalku secara tidak langsung dari cerita-cerita Krystal.

"Tapi... tapi kenapa Krystal melakukannya?"

"Untuk apa lagi? Jelas dia mengincar hartamu."

"Tapi aku sudah tidak punya harta lagi."

"Dia berharap kau kembali ke keluargamu. Itu yang aku tahu. Bambam tidak pernah lagi menceritakan apapun tentang Krystal. Dia bahkan tidak mau bercerita kejadian sebenarnya saat kau memukulnya."

"Lalu darimana kau tahu?"

"Aku cukup lama mengenal Bambamie. Saat tiba-tiba saja dia menjadi pendiam dan membiarkan aku mengobati lukanya tentu saja aku merasa ada yang aneh. Aku bisa menebaknya hanya dari raut wajah Bambam."

Aku menunduk, merasa bersalah dengan yang sudah kulakukan pada Bambam. Mungkin memang seharusnya aku mendengar penjelasannya terlebih dahulu.

"Kurang lebih aku tahu kenapa dia tidak balik memukulmu. Kurasa ia menerimanya karena ia mengakui telah bersalah padamu, mempermainkanmu selama ini," tutur Jungkook dengan nada iba.

Aku merasa semakin sakit hati mengetahui Bambam memang mempermainkanku selama ini. Aku kira dia tulus ingin menjadi temanku atau setidaknya menjadi penghiburku. Jadi, wajah memerahnya waktu itu juga sekedar akting untuk menjebakku? Tapi untuk apa ia harus bertindak jauh sampai menjadi kiss buddy-ku untuk mempermainkanku?

"Dia hanya mempermainkanku..." aku tertawa miris.

"Tunggu. Bukan itu yang dimaksud–.." Taehyung berniat memotong.

"Tidak apa-apa. Seharusnya aku memang tahu bahwa sejak awal aku dipermainkan..." oleh Krystal dan Bambam, lanjutku dalam hati. Aku mematuk-matukkan keningku ke permukaan meja, merutuki kebodohanku. Seharusnya aku bisa membaca gelagat Krystal yang terus menerus memintaku kembali ke keluargaku. Aku kira dia ingin agar aku tidak membantah pada orangtuaku. Nyatanya...

Namun, apa alasan Bambam sebenarnya untuk dekat denganku? Apakah kebaikannya waktu itu–saat ia menghiburku–semuanya juga palsu? Tapi... dia terlihat begitu tulus. Selama aku menganalnya, hari itulah aku pertama kali melihat senyum tulusnya.

"Hyung, kau seharusnya bertanya pada Bambam." Jungkook terdengar semakin kasihan padaku. "Ng... apa yang aku katakan belum tentu menceritakan semua yang sebenarnya dipendam Bambam." Jungkook tidak mencoba mengoreksi pernyataannya beberapa menit yang lalu, tapi dia juga tidak yakin dengan perkataannya sendiri.

Aku sudah tidak tahu harus mempercayai siapa lagi.

Aku mengangkat kepala menatap Jungkook. Sepertinya tatapanku terlihat sangat memelas, karena raut wajah Jungkook yang mengeras berubah melunak. "Apa kau pikir Bambam mau bertemu denganku?"

Kiss buddyWhere stories live. Discover now