Chapter 3

219 13 0
                                    

Author POV.

Malam ini hujan turun dengan deras dilangit ibukota. Simon terlihat sedang gelisah di atas tempat tidurnya sambil menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal sambil memegang ponselnya.

"Kenapa gue ngatainnya secepat itu? Aduh, gue bego banget sih!? Bisa-bisa rencana gue gagal lagi!" katanya pada dirinya sendiri. Ia jadi teringat percakapannya dengan Evan waktu itu.

Flashback on

Tepat setelah kejadian itu, mereka berempat langsung keluar dari kerumunan dan kantin. Lalu berjalan ke ruang band. Ya, mereka juga anggota band.

"Cewe itu sialan banget gak? Berani- beraninya dia nantangin gue? Dia kira sejago apa sih dia main basket?" omel Simon frustasi.

"Eh, lo gak ingat dia? Dia kan Vero, anak kelas XII IPS2. Dia pernah ngebonyokin gue gara-gara sengaja matahin papan skateboart punya dia" kata Rico.

"Iya ya! Gue baru inget. Dia temen sekelas lo kan, Van?" sahut Luke.

"Iya. Dia tomboy loh!!!" jawab Evan.

"Tapi cantik!" tambahnya lagi.

"Bener tuh! Gue bahkan sempet nak--"

"STOP GUYS! Lo pada kok malah sahut-sahutan sih? Pake muji-muji dia segala lagi! Gue lagi kesel ni, sama dia. Masa lo lupa??!!" ucapan Rico terpotong dengan bentakan Simon.

"Tapi lo liat aja nanti. Gue pasti bakalan menang. Dasar cewe aneh!" ucap Simon.

"Gimana kalo kita taruhan? Itung-itung rencaan buat lo. Kalo emang lo sampe segitunya sama Vero." usul Evan.

"Apaan?" tanya Simon.

"Gimana kalo lo nembak dia?" perkataan Evan tadi bahkan membuat Simon memasang wajah terkejut lalu berhasil mengembalikan wajah 'sok cool'-nya dan menaikkan sebelah alisnya.

Hening sejenak. Ia sedang memikirkan tawaran Evan tadi.

"Oke, gue terima!"

"Tapi lo harus hati-hati man. Ntar lo  lagi yang naksir beneran sama tu cewek" ucap Luke disusul dengan tawa mereka bertiga. Sementara Simon hanya memutar kedua bola matanya.

Flashback Off

Setelah hujan berhenti, Simon segera bangkit dari tempat tidurnya dan mencuci mukanya lalu berjalan ke balkon.

Ia masih memikirkan kenapa ia begitu cepat mengatakan hal itu pada Vero.

Simon tersentak. Ia lalu menge-Line Evan.

Simon: Van, lo ada id line Vero gak?

Entah kenapa pikiran itu melintas begitu saja di kepala Simon.

Evan: Ada. Emang napa?

Simon: Gue minta dong

Evan: Emang lo ada perlu apaan sih?

Simon: Buruan kasih ke gue. Bacot lo

Evan: Iya-iya. Verolrdsky31. Lo mau ngapain?

Simon: Bacot lo ah! Gue lagi sibuk ni. Uda deh. Bye.

Evan: Sim?

1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...
5 detik...

Evan: Oke, bye.

Begitu diberikan, Simon langsung menge-Line Vero.

Simon: Gue gak maksud bilang gitu ke elo tadi sore

Pesan Line dari Simon langsung masuk ke nontifikasi ponsel Vero.

"Simon?" gumamnya. Ia berpikir sejenak. Memikirkan siapa Simon ini. Ia tersentak. "Simon? Simon yang itu?" ucap Vero panik. Setelah beberapa menit ia panik dan mengoceh sendiri, akhirnya ia dapat menenangkan dirinya dan meng-add Simon sebagai kontak Line-nya. Lalu membalas pesan dari Simon.

Vero: Maksud lo?

Simon: Lo gak usah pura-pura bego. Lo masih ingatkan, apa yang gue omongin ke elo tadi sore. So, jangan baper

Vero: What? Baper? Lo kira perkataan lo itu penting banget sampe gue baper-baper-in?

Tentu saja Vero berdusta. Ia tidak mau merusak Image-nya di depan cowok yang menurutnya 'berengsek' itu.

Sementara Simon yang melihat balasan dari Vero itu terkejut. Dan seketika mukanya memerah karena malu.

Simon: Kalo gitu bagus dong. Oh iya, jangan lupa buat tantangan lo besok. Lo harus siap-siap kalah dari gue.

Balas Simon mencoba mengalihkan arah pembicaraan mereka karena malu.

Simon: Dan menerima hukuman.

Vero: Hukuman?

Mata Vero terbelalak setelah melihat kata-kata 'hukuman'. Sejak kapan ia menjanjikan dalam tantangannya itu ada hukumannya? "Oke-oke gue terima itu!" gumam Vero.

Simon: Iya, hukuman. Dan gue bakal ngasih tau lo hukuman yang cocok buat lo stelah lo kalah.

Vero: Oke, gue terima. Dan sebaliknya. Gue juga bakal ngasih tau ke elo hukuman yang cocok buat lo juga. Besok, setelah lo kalah.

Simon: Ya, kita liat aja nanti.

Setelah obrolan itu selesai, barulah Simon menghembuskan nafas lega. Dan tersenyum licik.

==>><<==

Guys, kalo alurnya gaje itu aku sengaja. Soalnya mau buat surprise di bagian klimaks.Ya..walaupun aku gak yakin bakalan berhas atau gak.

Please leave vote or comment. Thanks

Sign,
Fanny

On My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang