Chapter 2

222 16 0
                                    


Aku sangat gelisah dan berguling-guling di atas tempat tidur. Aku masih bingung dengan apa yang dikatakan Simon tadi sore.

Flashback On

"Thanks ya, udah nganterin gue." kataku setelah sampai di depan rumah.
"..."
"Hello..." kataku lagi sambil melambai-lambaikan tangan di depan wajah Simon.
"Vee, gue mau ngomong sama lo."

Aku sempat terdiam sejenak. Merasa bingung atas apa yang Simon bicarakan setelah ini.

"Ngomong apaan?" tanyaku begitu penasaran.

"Gue SUKA sama lo. Tapi gue bakal nembak lo disaat yang tepat. Disaat perasaan gue ke lo terbalas"

Degg...

Jantungku berdetak dengan begitu cepat mendengar pernyataan Simon yang langsung mencelos ke jantungku.

"Oh iya, lo ga lupa kan dengan tantangan lo ke gue kemaren? Lo siap-siap ya!"

Kata-katanya membuatku kembali ke dunia nyata.

"Oh, iya!"
"Yaudah, gue balik ya!" katanya sembari menghidupkan mesin motornya kemudian menjalankan motornya.

Sementara aku masih terpaku ditempat aku berdiri memandangi punggungnya yang terlihat semakin jauh.

Flashback Off

Rasanya aneh apabila memperhatikan sikap Simon terhadapku tadi sore. Dan rasanya aneh mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Saat itu sikap Simon sangat jauh berbeda dengan sikapnya yang sekarang ini.

Flashback On (again)

Saat itu aku bersama teman-temanku sedang makan siang di kantin ketika jam istirahat, sampai sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Aku sedang berjalan ke arah meja yang kutempati bersama teman-temanku (yang ninggalin aku kemaren sore) tadi sambil membawa minuman di tanganku.

Dari arah berlawanan, seorang cowok berjalan dengan tampang yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Jdukkk...

"Eh, lo kalo jalan liat-liat dong! Liat ni gara-gara lo baju gue basah. Trus kotor lagi" bentak Simon padaku.

"What the-- Heh, lo gila ya?! Harusnya yang bilang gitu tu gue. Lo yang jalan gak liat-liat. Bego lo!" bentakku dengan volume yang keras.

Seketika, suasana kantin yang tadinya ramai dan berisik menjadi sepi.

"Lo nyari gara-gara ya, sama gue?"

"Kalo emang iya kenapa? Oh iya, soal baju lo, gue bisa ngelaundry-in atau bahkan gantiin dengan yang baru. Saat lo udah sampe di kelas nanti, baju lo udah ada di meja."

"Belagu banget lo. Lo ga tau siapa gue?"

Oh, yang benar saja. Kata-katanya sungguh membuatku bergidig ngeri sekaligus tertawa. Simon mengerutkan dahinya.

"Apa tadi lo bilang?" tanyaku setelah tertawa.

"Lo gak tau gue--"

Aku tertawa lagi. Sekeras-kerasnya. Simon semakin bingung atas tingkah laku-ku.

"Dasar cewe aneh!"

"Ada apaan sih? Minggir-minggir" kata sekelompok anak lelaki yang aku tau kelompok se-geng Simon. Evan, Rico, dan David. Ya, itulah mereka.

"Lo gak perlu ngelaundry-in atau bahkan nge-gantiin dengan yang baru."

"Oke, kalo gitu. Lo di tim basket kan? Otomatis lo pasti pinter main basket dong." ucapku.

"Kalo gitu, dua hari lagi gue tantang lo tanding basket di lapangan sekolah"

Mereka tertawa mendengar tantangan dariku. Aku hanya tersenyum miring.

"Lo semua ngeremehin gue? Oke, gue anggap itu sebagai persetujuan. Ingat, DUA HARI LAGI!" kataku lalu membalikkan badan dan berjalan membelah kerumunan siswa-siswi.

Sesampainya di kelas, aku langsung di kerubungi oleh teman-teman sekelasku dan dilontari berbagai macam pertanyaan.

"Vee, yang bener lo ngajakin Simon tanding basket?"
"Iya Vee, dia-kan kapten Black Eagle"
"Eh Vee seriusan lo?"

Begitulah kira-kira pertanyaan-pertanyaan -yang seharusnya tidak perlu ditanyakan lagi dan tidak perlu dijawab- dari mereka. Mendengar itu aku hanya memutar kedua bola mataku.

Flashback Off (again)

==>><<==

Hey guys!
Gimana? Jelek ya? Pendek lagi. Sorry ya, aku lagi banyak kerjaan nih! Hihihi

Please, leave vote and comment-nya ya!

Sign,
Fanny

On My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang