Chapter 1

520 19 4
                                    


Sungguh hari keberuntunganku. Ya, berhubung tadi ada acara 'PJ-PJ' an (Pajak Jadian), plus hari ini guru-guru sedang mengadakan rapat, jadi hari ini dinyatakan sebagai 'free class day'.

Dengan riangnya aku berjalan menuju kelas, dan ketika membuka pintu, seketika ke-riangan itu pergi begitu saja.

Krikkk....

"Oh God!!" Yang aku lihat adalah, keadaan kelas yang hancur berantakan. Meja-meja dan bangku-bangku berserakan. Debu bertebaran di lantai. Dan tak lupa pula segerombolan anak lelaki di sudut kelas. All boys. Anak lelaki dari kelasku maupun dari kelas lain. Ya, ini semua berkat ulah mereka.

"Guys, kayanya kita harus kerja kras nih!" kataku.
"Emang ada apaan sih? Lo ngalangin jalan tau gk?"
"liat aja tuh sndri" yaah.. Sprti yg kuduga, mrk trpaku di depan pintu melihat keadaan kelas. Sementara aku yang sudah terlebih dahulu menyaksikan berjalan masuk.

"Ha, yang itu tuh!" seru Evan.
"Yang mana?" tanya lawan bicaranya.
"Itu tu, yang lagi jalan".
"Cantik juga man! Ntar gue gebetin ah.".

Jduk...

"Aww..iya-iya sorry man. Gitu aja marah lu!" kata anak lelaki itu. Yang sepertinya habis dipukul oleh seseorang.
"Awas aja lo!" kata sebuah suara yang begitu kukenal. Simon. Sebenarnya aku cukup penasaran siapa yang mereka bicarakan. Tapi kucoba untuk mengabaikan mereka. Kalau aku menoleh pada mereka, nanti aku disangka ke-GR-an lagi.

"Ver!" panggil Evan.
"Ha, yg itu!" bisiknya pada seorang anak lelaki
"Paan?"
"Gak! Ga jadi"
"Bego lu!!" gumamku.

***

Hari ini aku pulang agak telat karena mendapat pelajaran tambahan sampai sore hari.

Sambil menunggu bis bersama beberapa temanku di halte, aku sibuk memainkan ponselku (mumpung masih berada di jangkauan free wi-fi sekolahku) dengan memasang earphone di telingaku. Sampai sesuatu, atau lebih tepatnya seseorang mengusikku.

Tiiinn...

Terdengar bunyi klakson. Oh come on, i'm busy now. Don't bother me. Please, kalo mau ngajak tawuran ntar aja deh. Batinku.

Kemudian suara klakson itu terus menerus berbunyi. Katrok tuh orang kali ya? Apa emang ngajak tawuran?Karena aku merasa sudah cukup mendidih, akhirnya kulepaskan earphone-ku dan langsung berteriak ke arah orang tersebut yang ternyata Simon, si 'Most Wanted Male' di sekolahku, dengan motor besarnya.

"Eh, katrok, berisik amat sih lo!! Lo mau ngajak tawuran sama gue??!!" awalnya ia tersontak kaget karena nada bicaraku, tapi kemudian ia malah tertawa terbahak-bahak. Dasar bodoh, memang apanya yang lucu? Aku pun langsung mengerucutkan bibirku.

"Oh iya, ngomong-ngomong nama lo Vero kan?" tanyanya.
"Hm" jawabku singkat serta memasang ekspresi curiga.
"Lo tau gue?" Duh, ni orang bacot banget sih.

"Gak"
"Gue--"
"Iya-iya gue tau lo. Trus kenapa?" "Hm..gapapa. Oh iya, lo pulang sama siapa?" tanyanya lagi.
"Sama mere--".

Krikkk...

Oh god! Where's them?, batinku.

"Udah gue suruh pulang." katanya.
"Terus, kenapa pake nanya-nanya lagi?"
"Gapapa. Pulang bareng gue aja!"

Jantungku serasa berhenti berdetak. Yang benar saja, baru juga kenal udah ngajak pulang bareng. Bukan berarti aku berpikiran yang aneh-aneh sih. Tapi, setelah dipikir-pikir rumahku dengan rumahnya berlawanan arah, kan?

"Woi!" panggilnya menyadarkanku dari lamunanku. "Eh, gausah deh! Gue pulang sendiri aja. Udah, sana lo pulang. Hush..." usirku. "Yaelah, ni cewek. Bawel banget sih. Udah sore gini bis gak bakalan ada lagi.". Benar juga sih, katanya. Bis yang tadi dinaiki teman-temanku itu bis terakhir yang lewat disini.

"Yaudah deh, gue pulang duluan aja." katanya.
"Eh, iya-iya. Gue pulang bareng lo aja deh. Gapapa kan?" kataku memastikan.
"Iya. Lagian kalo ga boleh ngapain gue nawarin lo"
"Hm, yaya" aku pun naik ke atas motor besarnya.
"Rumah lo dimana?"
"Ke arah sana. Nanti gue tunjukin"
"Pegangan"
"Iya bawel!"
"Peluk gue dong. Lo mau jatoh di tengah jalan?"
"JUST GO!!!" kataku setengah berteriak. Dan dia hanya tertawa. Gila ni orang kali ya!

==>><<==

Hy, the readers!
Gimana first chapt-nya? This is my first story. Aku masih pemula disini. Jadi, rawan typo. Mohon maaf ya guys!

Berminat buat comment or vote? thanks

Sign,
Fanny

On My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang