Chapter 5

178 10 1
                                    


Author POV.

Teeett...

Bunyi bel yang menandakan istirahat kedua telah terdengar. Vero telah mempersiapkan semuanya. Begitu pula dengan Simon. Three on three.

Simon telah mengajak Luke dan David sebagai teman satu tim-nya. Vero juga mengajak Max dan Nichollas sebagai teman satu timnya. Awalnya mereka sempat ragu. Tapi, Vero mengancam mereka akan diteror seumur hidup mereka dan mengatakan bahwa mereka hanya akan menjadi pemain pelengkap saja. Dan akhirnya mau tak mau mereka harus menerimanya.

Saat ini, mereka semua telah berada di tengah lapangan. Para penonton mulai berteriak riuh meneriaki tim yang mereka dukung. Terutama para suporter Black Eagle yang didominasi para cewek.

"Itu sahabat gue!" ucap Cecyl sambil menunjuk ke arah Vero kepada orang lain yang padahal tidak ia kenali.

Siap-siap aja Vee. Lo bakalan kalah, dan merima hukuman lo, Batin Simon.

Gue pasti bakalan menang! Batin Vero seolah-olah membalas ucapan Simon.

Wasit melakukan Jumping Ball lalu meniupkan peluit, yang menandakan pertandingan telah dimulai.

Simon menerima bola lalu mendribblenya menuju ring lawan dengan gesit. Ia terlihat sangat santai saat mendribble bola itu ke arah ring lawan. Ia bahkan sempat tersenyum dan melambai ke arah para 'fan's-fan's'-nya -yang didominasi oleh kaum 'hawa'. Dalam kesempatan itulah Vero segera mencegatnya dan mengambil bola dari Simon dan dengan gerakan yang bahkan lebih gesit daripada Simon menuju ring lawannya.

Ketika dalam 'pelarian' bola oleh Vero, Luke yang tiba-tiba ada didepannya langsung ia hindari dengan gerakan memutarnya lalu ia segera melakukan Hook-Shot. 1-0. Point yang tercetak di papan skor. Penonton yang mendukung mereka sontak bersorak gembira.

Vero segera berlari kearah Max dan Nichollas dan ber-High-five. Sementara Simon d.k.k. menatap sinis mereka.

Bukan hanya mereka. Bahkan, para suporter Black Eagle pun menatap sinis para suporter tim Vero.

Ronde kedua dimulai. Kali ini, Simon bermain dengan serius. Ia mendribble bola seolah-olah hanya ia yang bisa membawa bola itu selalu dalam genggamannya -tentu saja tidak benar-benar digenggamannya-.

Bahkan, sewaktu sedang dalam 'pelarian' bola, ia sempat dicegat oleh Max lalu ia mengoper bola pada David.

Dengan gerakan lincahnya ia melakukan Lay-Up Shot. 1-1. Tercetak di papan skor. Spontan para Suporter Black Eagle bersorak. Sementara Suporter tim Vero bersorak menyemangati.

"Semangat Vero!!!" teriak Cecyl.

Vero yang mendengar itu lalu melihat ke arah Cecyl dan suporters- nya sambil tersenyum dan mengangkat kedua jempolnya.

Ronde ketiga telah dimulai. Kali ini, Vero yang mendribble bola duluan ke arah ring lawan.

Ketika mendekati ring, segalanya seperti slow motion. Bahkan, sorakan-sorakan dari penonton terdengar menghilang. Vero menghirup udara kemudian melepaskan nafasnya perlahan.

Lalu ia melakukan Jump-shot andalannya. Tapi ketika bola itu nyaris masuk ke ring, segera bola itu dicegah oleh Luke lalu Luke melemparkannya pada Simon dengan lemparannya yang sangat jauh. Dan, Simon berhasil memasukkan bola ke ring. Bertepatan dengan habisnya waktu permainan. Ya, Black Eagle memenangkan pertaruhan.

Sementara Vero yang tadi sedang melompat, terbentur oleh dada bidang milik Luke dan terjatuh di permukaan lapangan.

Dengan gerakan tergesa-gesa Simon berlari ke arah Vero dengan tatapan cemasnya dan langsung mengulurkan tangannya menawari bantuan. Vero menepuk tangan Simon. Menandakan ia tak perlu bantuannya.

On My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang