miss understanding

380 5 0
                                    

Aku tak mengerti kenapa Elbert begitu baik kepadaku, aku pernah sekali mendengar dari seorang temannya, dia mengatakan bahwa Elbert pernah mempunyai perasaan kepadaku. namun aku tak menggubrisnya, karena aku takut Anne yang menyukainya akan salah paham. aku sungguh bingung, aku tak tahu bagaimana harus menjelasakan keadaan yang sebenarnya. Elbert adalah anak yang baik, dia peduli dan sangat memperhatikanku dan Anne, dan sejujurnya saat aku SMP aku pernah menyukainya, namun Elbert tak menggubris perasaanku, dan hingga kini kami hanya berteman baik saja. Andai saja saat itu kau menanggapi persaanku Elbert, mungkin aku akan menjadi pacarmu saat ini.

"hei kalian berdua! kenapa berpacaran di saat jam kelas begini hah ?" teriak seorang guru piket.

"Elbert, awas ada Mom Emily, sebaiknya kau turunkan aku agar kita berdua tak mendapatkan masalah."

"Hmmm baiklah kalau begitu, tapi yakin kau tak apa-apa? Aku rasa pusing di kepalamu itu belum hilang."

"Tidak apa-apa, aku hanya pusing sedikit, masih sanggup untuk berdiri, cepat turunkan aku." Elbert pun akhirnya menurunkan aku dan Mom Emily, sang guru bahasa Inggris datang menginterogasi aku dan Elbert, ah sial sekali aku ini, pagi-pagi sudah melihat Mom Emily, dia seperti medusa dengan rambut keriting dan mengembang yang dimilikinya. membuat aku ingin muntah saja jika melihat Mom itu, maklum mungkin ia selalu sirik jika melihat sepasang atau couple di sekolah, mengingat dirinya belum menikah dan belum mempunyai seorang pacar.

"Apa yang kalian lakukan berdua disini ? Sekolah bukan tempat untuk berpacaran." sentak Mom Emily.

"maaf? sepertinya anda sedikit sirik ya Mom?" Jawab Elbert dengan tengil. Seriously, bocah sekali anak ini, apakah dia tidak tahu akibat yang akan kita dapat jika dia berkata seperti itu, maka kita akan mendapatkan suatu masalah. Bodohnya.

"Maaf mom, tadi  Elbert sedang ingin membantu saya untuk berjalan, namun karena kepala saya pusing dan tadi ada sedikit benturan di kepala saya, maka Elbert membantu saya untuk berjalan, tapi saya yang meminta dia untuk menggendongnya. Apakah alasan saya jelas? Apa saya boleh pergi sekarang? saya rasa saya akan kembali ke ruang kesehatan saja, karena kepala saya sedikit bertambah pusing."

Mom Emily yang bersikap arrogant dan selalu jealous tidak menggubris perkataanku, dia selalu memperpanjang masalah yang ada, kini dia menceramahi aku dan Elbert di lorong-lorong kelas, sungguh aku tak sanggup berdiri, kepala ku pusing dan aku ingin dekali tiduran, lututku lemas tak berdaya, wajahku memucat, mataku berkunang-kunang, pandanganku seperti kabur rasanya. seperti mau pingsan saja, Suara Mom Emily terdengar redup di kupingku dan ............

blukkkkk aku terjatuh pingsan dan terkulai lemas di lantai lorong kelas. Tapi ada seorang yang menopang kepala dan badanku, entah itu siapa, tapi rasanya nyaman sekali.

"tolong anda berhenti bicara Mom, aku akan membawanya ke ruang kesehatan."

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

hmmmmm rasanya nyaman sekali posisiku ini, aku sedikit memaksakan sarafku untuk membuka mataku secara perlahan, dan whoopsss........ Darren? wajah Darren? ternyata dia yang menggendongku? ah tak sanggup aku melihatnya, padahal tangannya tadi pagi sakit karena tertabrak oleh mobilku, namun kenapa kini dia yang menopangku. aku sengaja menutup mataku, dan rasanya pusing yang melekat dalam kepalaku tak kunjung sembuh juga.

"huuhhh berat sekali badan wanita ini, sungguh, rasanya aku akan sakit pinggang. oppsss sepertinya emma membuka matanya dan sudah sadar namun ia hanya berpura-pura belum sadar." batin Darren dalam hati

--------------di ruang kesehatan-----------------

"dokter, emma pingsan, sepertinya kepalanya pusing, dan fisiknya melemah."

"loh? kenapa dia tadi dia ingin ke kelas? seharusnya aku menyuruhnya untuk beristirahat hari ini."

Darren membaringkan tubuh emma di kasur ruang kesehatan, Darren memandangi wajah emma yang sedang tertidur dan tidak sadarkan diri, angin sepoi-sepoi yang masuk ke dalam ruangan melalui jendela dengan tirai tpis berwarna putih yang berterbangan membuat wajah Emma tampak seperti Putri tidur. Emma yang meras dipandangi terus membuka setengah matanya dan mengintip sedikit, ternyata Darren sadar bahwa Emma sudah bangun dari tidurnya.

"hei kau bocah lemah! sebaiknya bilang dari tadi kalau kau sudah bangun, aku menopangmu berat sekali, tubuhmu terbuat dari batu ya? berat sekali....... uuuhhh tanganku sampai sakit."

Emma yang kaget dan mendengar hal tentang berat badannya membuatnya kesal dan membangunkan badannya dan dengan sigap memukul Darren dengan tangan kecilnya.

"Pergi kau.!" kata Emma.

Kemudian Elbert datang berrsama dengan Anne. Darren hanya terdiam dengan Emma yang mengusirnya untuk keluar. Darren mengambil tasnya kemudian keluar ruangan kesehatan dan pergi. Emma yang sedang duduk di tempat tidur sedikit diam dan shock dengan apa yang dilakukannya barusan.

"kenapa aku membentaknya seperti itu? ahh Darren aku menyesal, aku hanya sedikit salah tingkah,maafkan aku........." batin Emma.

di luar ruang kesehatan, Darren melangkah berjalan, namun dia tiba-tiba berhenti. "Ada apa ? apa yang salah denganku, sudah 3 tahun aku menyukaimu, Emma, tapi kenapa aku tak bisa menunjukkannya padamu selama ini aku tertekan. Apa kau menyukai Elbert?"

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Anne, kau lihat barusan aku tak sengaja membentak Darren, ahhh bagaimana ini ? bagaimana jika dia membenciku terus?"

"tenang saja emma, mungkin di.........." Kalimat Anne terpotong dengan kalimat yang keluar dari Elbert dan memotong pembicaraan.

"sudahlah, Darren memang pria menyebalkan, kau tak usah suka lagi dengannya. padahal masih ada aku disini" selip Elbert membentak pembicaraan.

Anne kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Elbert barusan kepada Anne,. Emma sedikit kaget dan tidak terlalu mengerti apa maksud perkataan Elbert barusan.

"Mengapa seperti ini? apa yang baru dikatakan Elbert itu benar?selama ini aku hanya menganggapnya sebatas teman. mengapa ia berkata seperti itu, Anne pasti akan sakit jika mendengarnya, kau bodoh sekali Emma !" batin Emma.

"Ha? aku tadi hanya bercanda kok, tidak seharusnya kau memikirkan Darren itu. hahahhahaha" Elbert mengelak berusaha untuk menarik perkataan yang tidak sengaja diucapkannya tadi.

Anne yang sedikit kaku mendengar perkataan Elbert berusaha tersenyum walau sebenarnya hatinya sedikit sakit. dia berusaha tersenyum dan tegar sebagai seorang perempuan yang baik. Anne memang baik hati, ia menyukai Elbert, namun ia tak berani mengungkapkannya , karena kita bertiga adalah teman, tapi entah mengapa aku selalu berpikir tidak mungkin jika kita berteman namun kita tidak saling menyukai. begitu juga dengan Elbert dan Anne.

"Emma, aku akan belikan sekaleng jus jeruk untukmu, kau suka kan? aku akan keluar untuk membeli."

"Ah itu....emm....tidak usah.... An"

"sudah tidak apa-apa, kau disni saja dulu, aku akan ke kantin sbeentar." Anne memaksa. Anne kembali ke ruang kesehatan, dia membawa 3 kaleng jus dalam kantung plastiknya, dia melihat pemandangan yang amat menyayat hatinya, Elbert tertawa bersama dengan Emma, Anne tak pernah melihat Elbert yang tertawa seperti itu di depannya.

"Ini jusnya.... aku letakkan disini ya." kata Anne.

"Eh kau mau kemana?, mari kita minum bersama-sama di sini." kata Elbert.

Namun anne tak menjawab apa yang dikatakan Elbert, ia tak kuasa menggangu pendekatan Elbert terhadap Emma, baginya ia adalah penghalang untuk cinta Elbert. Anne keluar dan duduk di bawah pohon belakang sekolah sambil menangis.

"aku pikir selama ini dia hanya melihat ke arahku, namun ternyata ia hanya melirik ke arah yang lain." Anne menangis sedih terisak-isak.

crazy for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang