4

182 16 2
                                    

*Edwin

Stalker?
Ya Tuhan, apa aku sudah gila?

Untuk yang kesekian kalinya, aku mengacak rambutku frustasi. Ya, tentu saja! Ucapan konyol ku bahkan masih terputar dipikiranku saat ini. Begitu juga dengan sorot mata gadis mungil yang bertatapan denganku beberapa saat lalu.

Ia terkejut mendengar ucapankuㅡbahkan aku yang mengatakannya hampir tak percaya apa yang kukatakan.

"Aku adalah stalker-mu"

Alibi 'gilaku' itu kembali menghantui otakku, kurasa diriku terlalu konyol hingga aku tak berani menatap wajahku didepan cermin. Memalukan. Sesekali aku terkekeh pelan, betapa gamblangnya ucapanku sampai-sampai aku tak berani menatap wajahku sendiri dicermin. Memalukan.

Tanganku terlipat dan kugunakan untuk menahan kepalaku sambil menatap keluar jendela, setidaknya aku berhasil mendapati wajahnya memerah saat itu.

Tanpa sadar, ujung bibirku tertarik ke atas dan jantungku mulai berdebar dua kali lebih cepat mengingat wajah lugu Ashley terngiang diotakku.

Lalu setelah ini apa yang harus kulakukan?

Benar benar menjadi seorang penguntit?

Ah yang benar saja!

Perlahan aku kembali menyesali ucapanku beberapa jam lalu.

*Author

Ashley Pyper Reese, gadis mungil berambut hitam pekat itu menghentikan langkahnya ketika mendapati danau kecil, arah jalan menuju bangunan kecil tempat ia tinggal.

Matanya tiba-tiba terhenti ketika ekor matanya mendapati cahaya matahari yang sedang bersembunyi dibalik lautan, seperti meminta izin untuk pamit pada gadis mungil tersebut.

'Sudah sore ternyata..' batin gadis itu sebelum meluruskan tubuhnya menghadap danau dan menatap matahari.

Ia tersenyum dan mengurungkan niatnya untuk kembali melangkah.
pemandangan indah yang beberapa tahun terakhir sering ia lihat itu masih tetap mengagumkan dimata gadis itu.

Ashley tersenyum menatap warna langit oranye dihadapannya, kemudian memutuskan duduk ditepi danau tersebut.

Senyuman manis gadis mungil itu tak luntur sejak ia berjalan kearah danau ini hingga saat ini. Ia menutup mata dan membiarkan angin senja berhembus menerpa wajahnya.

"Ayo kita bertemu disini setiap senja!"

"Aku menunggumu!"

Ashley kembali membuka matanya kasar ketika otaknya kembali teringat ucapan seseorang yang pernah mengetuk pintu hatinya dimasa lalu.

Tempat ini..

Ya, tempat ini menyimpan banyak kenangan yang ia buat saat kecil bersama lelaki itu. Lelaki pertama yang mengetahui keberadaannya, dan menjaganya dengan baik tanpa sedikitpun mengharapkan balasan.

Lelaki yang menemani masa kecil nya kelam, lelaki yang mau menyanyi untuknya padahal lelaki itu sendiri tau suaranya jauh dari kata lumayan. Hancur. haha

Ashley tiba-tiba terkekeh pelan saat mengingat suara cempreng khas lelaki itu. Ia tak tahu kalau sampai hari ini ternyata suara khas milik lelaki ini masih tertempel lekat di dinding otaknya. Siapa yang tahu efek yang diberikan lelaki itu begitu kuat?

Pandangan matanya terhenti pada telapak tangan kecilnya.

Ia menatap nanar tangannya itu, seakan akan tangan ini milik lelaki itu.

"Terima kasih tangan, kau berhasil memberiku sedikit memori indah disaat itu.." gumamnya pelan dan setitik air mata menetes membasahi kakinya.



-TBC-

JANGAN LUPA VOMMENT-NYA GUYS!!!♡

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang