Kepingan: Aleria (2/2)

46 13 7
                                    

Thera membuka pintu kamar Thira tanpa permisi, memergokinya sedang melamun dan memegangi boneka beruang coklat kecil, "Cie, yang kasmaran, cie, apaan tuh?"

Thira gelagapan, dia mencoba menyembunyikan bonekanya tapi tahu kalau ia terlambat, lalu dengan malu-malu menunjukkannya pada saudara kembarnya itu, "Gio..." Senyum simpul terlukis dibibirnya, "tadi kami menang di timezone."

"Kamu namain siapa, thi?" Ledek adiknya.

"Gear" katanya sedikit melamun, "Gio's bear"

Malam itu mereka habiskan dengan bercerita, dari mulai pertama bertemu sampai akhirnya Gio mengantar pulang, dan meninggalkan hati kasmaran itu dalam kerinduan.

Thera tersenyum, kepalanya dipenuhi ide, "sms dia, gih. Ajak ketemuan besok. Sebelum dia balik ke malang," Thera mendadak jadi dewasa, "kamu uda ada nomor nya?" Thira menggeleng, dia menyesal tidak memintanya tadi.

"The, kamu bisa mengajaknya.. Kok bisa? Kamu pasti punya nomor hape atau sesuatu yang berhubungan ama dia kan? Facebook?" Ada secercah harapan dimata Thira.

Thera teringat sesuatu, dia langsung berlari keluar, lalu dalam beberapa detik kemudian, handphone nya sudah dimainkan ditangannya, "ada!" alisnya terangkat sambil mengangguk sedikit.

Devi POV

Dia menyeduh tehnya, rambutnya masih ditutupi handuk. Pikirannya masih melayang, terkadang ia tertawa kecil. Sudah bangun belum ya?. Dia mengambil handphone yang ada disebelahnya, memutar-mutarnya, lalu menaruhnya kembali. Lalu hape-nya bergetar.

Pi, bangun :D
Jangan minum kopi lagi, maghmu..

Devi tersenyum kecil, dia menyeduh tehnya lalu cepat-cepat membalas sms.

Uda bangun kok, Gi.
Iaia, uda ngga good-day lagi kok :-p
Si Thira uda sms? :D

Sip.
Kok tau?

Aku yang ngasih nomormu kmrin, Thera minta.

Oh, pantes. Ya uda, daa. Have a niceday

Kamu juga, gi :)

Devi menyeduh tehnya lagi, dia melirik sebuah foto, disampingnya, ada 3 orang disana: dirinya, Gio, dan Rama. Lalu ia berkata lirih, aku uda ngga minum kopi lagi, Ram, uda istriable kan? Hampir saja air matanya jatuh, tapi tepat sebelum itu dia menepuk-nepuk pipinya sendiri "pipi bisa! Bisa!"

Althira POV

Sudah 5 kali gadis pendiam itu keluar dari kamarnya, sesekali wajahnya memerah-malu. "Kurang menggoda," kata Thera, lagaknya seperti juri yang menilai model di catwalk. Thira dengan sebal masuk kembali kedalam kamar, 15 menit kemudian ia keluar dengan tampilan baru, sesekali ia menarik turun celananya yang sangat pendek, "itu jeansku kemarin ya? Kurang pantes di kamu, pake yang panjang aja".

Butuh waktu 1 jam lebih untuk menemukan baju yang pas buat Thira. ia berhasil mempersiapkan diri sebelum bel pintu berbunyi, "Gio!" Thira mendadak panik, dia buru-buru membenarkan rambutnya yang sudah rapi, lalu berlari mengambil tas. Thera yang sedari tadi mengamatinya hanya tertawa kecil, "The, gimana?" Thera kemudian tersenyum.

"Cantik," sambut Gio dengan tersenyum. Gio tanpa ragu memegang tangan Thira, ia membukakan pintu mobil, memperlakukan Thira seperti ratu. "Kamu beneran mau nemenin liat teater?" Tanyanya halus.

"Ia, asalkan ada kamu," kata Thira polos.

"Gio, gelap," nadanya sedikit ketakutan.

Gio memegang tangan Thira, lebih erat, "ia, ada aku..." Gio mencari tempat kosong untuk mereka berdua.

[Revised] Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang