Kepingan: Lost Star (1/3)

87 10 11
                                    

Waktu itu pukul 7 malam, tidak ada bintang di langit. Seorang gadis dengan rambut ikal panjang berjalan cepat ke dapur, tetapi juga mengendap-endap. Dia membawa tas plastik yang berisi 'belanjaan'. Ditaruhnya belanjaan itu diatas meja, dikeluarkan satu persatu isinya (kebanyakan coklat untuk memasak sepertinya), membuka HP-nya-mengecek resep masakan yang sudah di simpan tadi siang-lalu dengan perlahan mengambil peralatan masak. Mengisi panci dengan air.

"mau masak apa, Gi?" kaget mamanya dari belakang. Sontak gadis itu menoleh, ia berencana menyembunyikan belanjaannya tapi terlambat. Ia hanya tersenyum melihat tatapan penasaran mamanya. Ia menyadari HP-nya tidak lagi di tangan, lalu menoleh kebelakang, yaaah... benda itu sedang melakukan diving di panci yang berisi air. Gadis itu mengambil Hp-nya dengan cepat, mengeceknya, tapi terlambat-ia tidak mau menyala.

Mama mendekat perlahan, melihat barang belanjaan, "tumbenan masak? Buat valentine besok?" selidik mamanya. Gadis itu tersenyum malu, tanda 'iya'. "Hafal emang resepnya, Gi?" ledek mama.

Gadis itu agak cemberut tidak terima, "Gita hafal kok, Ma. Tadi kan uda di..." dia kemudian meilirik HP-nya, menyadari dia baru saja kehilangan resep masakan, "gara-gara mama sih!" protesnya.

Mamanya tersenyum, lalu mulai membuka bungkusan coklat itu satu persatu, menaruh panci diatas kompor, menyalakan kompor, lalu mengambil panci yang lebih kecil, "potongin tuh coklatnya biar muat. Mama tambahin susu ya?" tanpa menunggu jawaban anak gadisnya, ia menambahkannya. "hati-hati motong cokelatnya, nanti bukannya romantis, malah tragis," ejek mama.

**

Gita sedang duduk di serambi rumah, mama tiba-tiba duduk di sebelahnya, "hari ini ada yang mau dicurhatin?" goda mama pelan. Beginilah keseharian Gita dan mamanya. Saat adik laki-lakinya dan ayahnya sedang asik menonton TV, Gita lebih memilih menghabiskan waktu di serambi-terkadang mengerjakan tugas, belajar, curhat sama mama, atau hanya duduk disana.

"curhat apa ma? Hehe" senyum Gita malu.

"cokelat tadi. Ini pertama kali mama liat Gita masakin buat orang lain... Buat Dina?"

Gita menggeleng, dia agak ragu untuk mengatakan, "buat cowok, Ma..."

"pacar? Apa gebetan? Enak ya masih muda, bisa valentine-an, ngga kayak mama ini. Tuh liat ayahmu ama adik, ngga ada inisiatif beli bunga kek, beda ama pacaran dulu."

Gita tertawa lepas mendengar curhatan mamanya, "emang dulu ayah romantis, Ma?" ejeknya, seakan tidak percaya jika ayahnya itu pernah jadi orang yang romantis, "... itu bukan buat valentine kok, Ma. Dia ulang tahun besok."

Mama hanya tersenyum mendengar jawaban Gita. Lalu pamit masuk, ikut menonton TV (lebih tepatnya menggoda ayah dan adik). Sementara Gita mulai bingung, ia mengambil HP-nya yang masih belum bisa menyala.

**

Senin, 16 Februari

Pelajaran sudah selesai tapi kelas belum dibubarkan, ada beberapa pengumuman yang harus disampaikan. Gita cukup lega, dia punya tambahan waktu untuk memberikan cokelat buatannya. Sedari tadi Gita belum menemukan suasana yang tepat dan juga kata yang tepat. Tapi dia tidak terlalu suka memikirkan hal yang dapat membuatnya risau, jadi ia putuskan kalau sudah waktunya ia pasti akan memberikannya, untuk saat ini dia lebih memilih mendengarkan pengumuman ketua kelas.

Pengumuman selesai, kelas dibubarkan. Ia mengambil nafas panjang lalu terdiam sejenak, tetapi tiba-tiba ada suara teriakan, "Gio! Ini..." Gita melihat Nadhira menghampirinya, "selamat ulang tahun ya! Maaf baru ngucapin langsung, banyak doa baik yang harus diamini.." ini saat yang tepat, Gita buru-buru memasukkan semua alat tulisnya, lalu hendak mengeluarkan cokelatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Revised] Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang