13. EPILOG

47 4 0
                                    


5 tahun kemudian.

"and the winner of Biola Contest is.... FICO PRINCE SANTOSO..." kata pembawa acara dengan suara yang lantang. Terdengar suara tepuk tangan yang riuh dari kursi penonton saat fico sudah memasuki panggung yang sangat megah ini. Fino merasa tak percaya dengan yang dia dapat saat ini. Dia masih duduk dikelas 1 SMA tapi dia sudah berhasil memenangkan kontes biola internasional mengalahkan seluruh peserta dari berbagai negara yang tentu sudah sangat berpengalaman.

'kak, fico harap kakak bangga sama fico' kata fico dalam hati dengan senyum tulusnya.

Setelah turun dari pentas, dia langsung menghampiri pria yang sudah cukup tua, namun tetap berwibawa.

"pa, fico berhasil pa" kata fico pada papanya.

"papa bangga sama fico, kamu memang yang terbaik" kata papanya lalu memeluknya dengan sangat erat.

'kak, biola kakak pembawa keberuntungan' kata fico dalam hatinya.

***

Sementara itu di bandara yang ada di Jakarta seorang perempuan tengah terburu-buru menuju sebuah tempat. Hingga akhirnya saat dia sudah tiba didepan rumah sakit setelah menempuh perjalanan yang cukup memakan waktu yang lama dari bandara.

Dia pun berlari memasuki rumah sakit itu. Namun karena tak memperhatikan jalannya, dia malah menabrak seseorang.

"maaf... maaf. Saya gak sengaja. Saya lagi terburu-buru" kata perempuan itu menunduk pada orang yang tadi ditabraknya.

"fika..." kata orang itu yang membuat gadis yang ternyata fika itu menengadahkan kepalanya.

"iif..." kata fika terkejut melihat orang yang ditabraknya adalah gifky teman lamanya.

"kamu mau jenguk papa kamu ya?" Tanya gifky dan fika hanya mengangguk. "aku anter. Kebetulan aku dokter yang menangani papa kamu" kata gifky kemudian mulai berjalan.

Mereka berdua pun berjalan dalam diam hingga mereka sudah tiba di sebuah ruangan dan memasuki ruangan itu.

"papa..." kata fika lalu memeluk pria yang tengah berbaring itu.

"fika, kamu kok pulang? Gimana dengan pekerjaan kamu?" kata papa fika khawatir dengan pekerjaan anak semata wayangnya itu.

"papa ini gimana sih. Kok malah pekerjaan aku yang dikhawatirkan. Seharusnya papa khawatir-in penyakit papa" kata fika kesal.

"iya iya. Maafin papa" kata papa fika tersenyum.

"yaudah. Kamu keluar gih bareng nak gifky, kayaknya ada yang mau dia omongin sama kamu" kata papa fika jahil sambil mengedipkan satu matanya kearah gifky.

"papa..." kata fika malu-malu.

"udah pergi sana" kata papa fika. Dan fika pun menurutinya.

"kami permisi dulu ya om" kata gifky sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormatnya pada pria dihadapannya.

Setelah mereka keluar dari ruangan itu, gifky mengajak fika jalan ketaman rumah sakit, dan duduk disalah satu kursi yang telah disediakan disana. Saat mereka telah duduk, hanya keheningan yang mulai melanda. Tidak ada yang berniat memulai pembicaraan.

"ka.." kata gifky memulai pembicaraan.

"hm" gumam fika.

"kamu udah lulus?" Tanya gifky.

"udah dong. Kan aku pinter, hehe" kata fika sambil mengeluarka cengiran khasnya.

"udah kerja?" Tanya gifky lagi.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang