12. Ending

25 4 0
                                    


Saat tengah malam fika masuk keruangan fino dan melihat papa fino yang tertidur dengan sandaran dinding dan duduk dilantai. Sedangkan dikursi ada shipa dan fico yang sama tertidur. Sedangkan orangtua gifky dan vito memang sudah pulang daritadi sore.

"no, bangun dong. Jangan tidur terus ntar kamu jadi putra tidur loh" kata fika saat dia sudah duduk di kursi samping ranjang fino.

Karena merasa mengantuk fika pun tertidur dalam keadaan duduk dan meletakkan kepalanya di ranjang fino.

"ka..." terdengar suara lirih fino.

"fika..."kata fino mencoba lebih menguatkan suaranya.

Fika yang merasa ada orang yang memanggil namanya pun langsung bangun dari tidurnya dan melihat kalau fino udah sadarkan diri.

"no, kamu udah sadar? Aku panggilin dokter ya" kata fika dan langsung bangkit dari duduknya.

"jangan... kamu tolong bangunin papa, fico, shipa, gifky, trus vito ya. Bawa mereka kesini" perintah fino dengan suara yang sangat lirih.

"tunggu ya" kata fika.

Fika pun langsung membangunkan shipa, fico dan papa fino terlebih dahulu. Setelah mereka terbangun, fika kekamar vito dan membangunkan vito serta membawanya kekamar fino. Begitu juga dengan gifky.

Saat semuanya sudah berkumpul dikamar fino, barulah fino memulai pembicaraan.

"makasih ya ka, udah mau ngumpulin mereka semua" kata fino tersenyum manis.

"iya, santai aja" kata fika membalas senyum fino.

Setelah itu fino beralih menghadap papanya.

"pa, maafin fino ya belum bisa jadi anak yang dapat papa banggakan. Fino udah mengecewakan papa. Kalau aja saat itu fino gak bawa mobil ugal-ugalan pasti mama gak bakalan ninggalin kita semua." Kata fino lirih

"fino, kamu gak boleh ngomong kayak gitu. Semua udah terjadi. Gak ada yang harus disesali lagi. Papa bangga bisa punya anak calon dokter kayak kamu" kata papa fino dan mengelus rambut anak sulungnya itu.

"fico, kamu masih aktif latihan biola kan?" Tanya fino pada fico

"iya kak" jawab fico.

"kamu latihan terus ya, sampai mahir. Kakak yakin kamu bakal jadi orang yang hebat dan sukses nantinya. Dan jangan pernah kecewain papa ya, jaga papa" kata fino dan diangguki oleh fico.

"ka, aku bangga punya sahabat kayak kamu. Di dunia ini gak ada orang yang kayak kamu lagi. Aku udah nganggap kamu saudara aku karena dari dulu aku pengen banget punya saudara perempuan. Oiya, kamu turutin aja ya apa mau papa kamu, aku yakin papa kamu pasti punya maksud lain, dan mungkin bisa aja nanti papa kamu berubah pikiran dan biarin kamu masuk kedokteran" kata fino pada fika.

"amin. Makasih ya no, udah nyemangatin aku" kata fika bahagia.

"hi if, aku gak nyangka kita bakal ketemu lagi. Aku kira kita bakal berpisah tapi sejak lihat kamu di café aku yakin kita masih bisa bersama lagi. Tapi maaf ya kita bersamanya diwaktu yang kayak gini. Dan kalau perasaan jangan pernah dipendam ya, ungkapin aja, entar diambil orang loh" kata fino pada gifky.

"iya aku tau. Tapi aku masih ingin pake tahapan buat deketin dia, sampai hatinya sepenuhnya untuk aku" kata gifky dan tersenyum pada sahabat kecilnya itu.

"vito, aku dukung kamu buat deketin dia. Jangan kecewain dia ya, dia tu cewe baik-baik. Aku gak nyangka kamu bisa berubah drastis gini gara-gara dia" kata fino pada vito.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang