Epilog

28 0 0
                                    

Saat pria itu menyelesaikan ceritanya, cahaya pagi telah merangkak naik menggantikan langit yang kelam. Malam panjang telah berlalu dan fajar pun datang. Tak ada yang tersisa dari api unggun kami selain gundukan abu. Sang penutur mengangkat pipanya sekali lagi dan menghembuskan nafas perlahan, dalam renungan yang tak terperi.

"Sekarang ceritaku telah selesai. Seiring berjalannya waktu, mungkin kisah ini akan berlanjut. Siapa tahu, mungkin namamu akan tertera dalam kisahku,"

Cahaya mentari pagi bersinar semakin terang dan aku dapat merasakan bahwa ada hal penting yang telah kulewatkan. Perlu sesaat untuk menemukan suaraku, dan aku pun memberanikan diri untuk bertanya, "Siapakah engkau? Mengapa engkau menceritakan cerita ini pada kami, dan bagaimana engkau mengetahui semua ini?"

Pria itu bangkit berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata. Saat ia berdiri ia terlihat semakin besar. Ia terlihat normal layaknya manusia biasa saat ia duduk tadi, tapi sekarang ia terlihat bagai raksasa, dengan tinggi hampir dua puluh kaki, menutupi kami semua dengan bayang-bayangnya. Sosoknya tetap tak terlihat jelas, tertutup jubah bertudungnya.

Setelah itu, perlahan ia mulai lenyap. Mungkin lebih tepat jika kukatakan bahwa tepian sosoknya mulai memudar, dan tiba-tiba saja, bersama hembusan angin, ia lenyap bagai butiran debu.

Ia tidak mengatakan apa-apa pada kami saat itu, tapi kupikir aku sekarang tahu siapa dia sebenarnya. Sesungguhnya, menyamar untuk menceritakan berbagai kisah dunia kepada sekumpulan penduduk tanah ini adalah sesuatu yang sangat mungkin dilakukan oleh seseorang yang sudah ada semenjak awal mula dunia. Atau mungkin, ia adalah sang pencipta manusia sendiri...?

***


History of Lineage IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang