Prolog

1.5K 71 9
                                    

Haloooo!
Apa kabar? Long time no see :3
Epilog AINE aku gantung bentar yaaaa.

(((Bentar)))

Ini cerita pendek dalam rangka event 6 bulan ReadersWritersClub
I hope you like this story.

And happy mensive 6th months RWC!!!! Makin jaya, I love you and I'm so proud of you, guys! (Btw, maaf telat dua hari, wkwk)

Well, this story I dedicated for all members RWC.

Enjoy!

***

Prolog

Dengan gemetar, tanganku terulur mengambil sebuah figura hitam yang terdapat di atas meja belajar. Memandangi foto di dalamnya, seorang gadis, juga seorang pria yang lebih tinggi darinya. Keduanya sama-sama melebarkan senyumannya serta menatap ke arah kamera, dengan tangan kanan sang pria yang merangkul bahu gadisnya.

Aku tersenyum tipis ditambah dengan kedua bolamata yang mulai berkaca-kaca. Mendadak, aku merindukan saat-saat itu. Saat-saat di mana ketika kamu masih berada di sampingku.

Tanganku pun meraih sebuah komik yang merupakan pemberianmu. Komik pertama yang kubaca, yang awalnya aku tak mengerti hingga sampai akhirnya aku mengerti bagaimana membaca sebuah komik.

Kusimpan figura hitam serta sebuah komik itu di atas kedua pahaku, dan tanganku mulai menyentuh kedua roda di sisi kanan serta kiri lalu mendorongnya serta melajukannya menuju balkon kamar.

Udara sore ini berhasil menusuk permukaan kulitku. Namun itu tak masalah. Bagiku gerimis yang menyertai sudah berhasil mendorongku untuk mengenang.

Tidak, Farhan. Izinkan aku untuk mengenang. Sekali ini saja.

Aku ingin mengenang tentang apa yang telah terjadi pada aku, kamu, kita.

Aku ingin mengenang tentang apa yang harus memisahkan kita.

Aku ingin mengenang tentang kamu yang telah menghilang, dan sulit untuk kutempuh lagi.

Juga tentang kesalahan yang telah kita perbuat, hingga akhirnya menghasilkan pisau belati yang menancap pada relung hati kita masing-masing.

When He WentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang