Why Did You Go Away?

487 41 5
                                    

Aku tersesat, di sebuah tempat yang samasekali tidak kuketahui.
Tanpa kamu ... tanpa seseorang lain...

Aku takut terjebak di dalam tempat ini tanpa kutahu harus ke mana.

Aku juga tidak mengerti ini tempat apa, tempat yang benar-benar sangat asing bagiku.

"Aca."

Suara itu menggema memanggilku. Aku mengenal baik pemilik suara itu. Farhan....

"Farhan?"

Aku mencari-cari sosok Farhan. Tapi nihil, aku tidak menemukan sosok Farhan. Yang mampu kulihat hanyalah cahaya putih yang berada di sekitarku.

"Farhan kamu di mana?"

Aku masih terus berusaha mencari sosok Farhan yang tidak kuketahui.

"Aca, aku di sini," ucap Farhan dari arah Barat.

Aku menoleh ke arah Barat dan mendapatkan Farhan yang tengah berdiri tak jauh dariku dan memberikan seulas senyum manis padaku. Aku tersenyum dan berlari menghampiri Farhan.

"Kamu baik-baik aja, kan, Han? Aku ... aku khawatir," ucapku memerhatikan Farhan dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Aku baik-baik aja."

Mataku berkaca-kaca, aku segera berjalan mendekat, memeluk tubuh Farhan dengan sangat eratnya.

"Aku mimpi ... aku bermimpi melihat kamu terbaring berlumuran darah di jalanan. Aku takut, Farhan."

Farhan membalas pelukanku. Tangannya mengusap-usap punggungku dengan lembut untuk menenangkan. Farhan baik-baik saja ... di hadapanku, Farhan baik-baik saja....

"Aku takut, Han. Aku takut kehilangan kamu, aku sayang banget sama kamu," ujarku mengeratkan pelukan.

Setidaknya aku jauh lebih tenang ketika melihat Farhan baik-baik saja seperti ini.

Pelukan kami terlepas, kami saling menatap satu sama lain. Farhan masih tersenyum ke arahku, begitupun aku yang tersenyum walau airmataku sudah mengalir membasahi pipi.

"Janji sama aku, kalau kamu nggak akan pernah tinggalin aku sendirian."

Farhan tersenyum simpul, tangannya menyentuh kedua bahuku. "Kamu ingat? Suatu malam aku pernah bilang sama kamu, 'Meskipun bintang menghilang meninggalkan bulan sendirian, bulan nggak akan merasa sendiri karena bulan akan bersama dengan sinar-sinar yang ditinggalkan bintang sebelum mereka menghilang'."

Kukerutkan dahiku. Dua kali sudah aku mendengar ucapannya. Namun hingga saat ini, aku masih belum mengerti apa yang ia ucapkan itu.

"Aku nggak ngerti sama apa yang kamu ucapkan itu, Han...."

Farhan mempererat genggamannya pada kedua bahuku. "Suatu saat nanti kamu akan mengerti maksudnya."

Aku terdiam sejenak, namun akhirnya kuanggukkan kepala seraya tersenyum tipis ke arahnya.

"Aku sayang kamu, Han."

"I love you more...," ucap Farhan lalu mengecup keningku dengan lembut, "but I have to go."

Kukerutkan dahiku, semakin tidak mengerti apa yang ia katakan. "Maksud kamu?"

Farhan tidak menjawabnya. Tetapi yang kusadari adalah jaraknya yang perlahan kian menjauh. "Han, kamu mau ke mana?"

Lagi-lagi Farhan tidak menjawabnya. Farhan semakin menjauh dan entah mengapa kakiku tak bisa digerakkan. Aku tak bisa berlari untuk mengejar Farhan.

When He WentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang