lima

11 2 0
                                    

Aku sampai disebuah bangunan yang cukup luas. Aku memandang kesebuah rumah dihamparan rumput hijau yang luas. Apakah ini rumah orang yang special itu. Kenapa terasa berat langkahku. Apakah aku sanggup bertemu dengannya. Baru berjalan kedalam saja aku sudah ingin menitikan air mataku apalagi kalau sampai diperkenalakan dengan orang specialnya. Aghhhh rasanya ingin hati ini menjerit, terasa sesak hingga aku sulit bernapas. Ternyata melihatnya bahagia bersama orang lain tidak bisa menjadi kebahagiaan ku. Aku tak sanggup. Haruskah aku pergi. Tapi apa kata dia besok ketika aku bertemu disekolah. Pasti dia akan berntanya-tanya kenapa aku melarikan diri dan aku tidak tahu harus berkata apa nanti. Mending aku hadapi sekarang, seridaknya aku sudah mencoba. Jika memang aku dan kamu tidak bisa menjadi kita biarlah pertemanan melandasi hubungan antara aku dan kamu.

Aku melangkahkan kaki masuk kerumah itu, anggar sudah masuk duluan sebelum aku masuk. Dia menyuruhku duduk untuk menungu. Dia bilang dia akan memanggil orang specialnya yang akan diperkenalkan olehku. Hatiku sakit menunggu dia masuk kedalam memanggilkan orang specialnya. Apakah ini saat yang tepat untuk aku melarikan diri dari rumah ini. Mungkin ini kesempatan yang diberikan takdie agar aku tidak merasakan sakit lebih dalam. Aku bisa beralasan orang tua ku menelpon dan menyuruhku untuk segera pulang karena ada urusan penting. Mungkin itu bisa jadi alasan yang tepat untuk ku ketika dia bertanya besok disekolah. Baiklah ini waktunya. Aku harus pergi. Karena ternyata hati ini memang tak sanggup melihatnya dengan yang laen. Kulangkahkan kakiku dengan cepat untuk keluar dari rumah ini dan menyetop sebuah taksi yang lewat didepanku. Biarlah esok, yang penting sekarang aku harus menyelamatkan hati ini yang mulai rapuh karenamu..

Lonely Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang