tiga belas

11 2 0
                                    

Anggar menarik ku membawaku keruangan lukisnya meninggalkan mamahnya. Aku merasa tidak sopan maka aku ingin berbalik, tapi anggar menahanku dan berkata tidak papa. Mamah mengerti mengapa aku menrikmu. Nanti kita temui mamah lagi setelah ini katanya. Aku mengangguk tanda mengerti. Dia berjalan kedepan, membuka sebuah lukisan dan berdiri disamping lukisan tersebut. Betapa terkejutnya aku melihat gambar dilukisan itu. Itu adalah aku, sejak kapan dia melukis diriku. Bahagiannya aku hari ini mendapat kencan dengan piknik yang romantis, dikenalkan dengan mamahnya dan sekarang dia memperlihatkab sebuah lukisan yang ternyata diriku. Ingin rasanya kumeloncat meluapkan kebahagiaan yang kurasakan saat ini. Tapi malu jika dia melihat, dipikirnya nanti aku gila.

Kenapa kau melukisku? Tanyaku.

Karena ku menyukaimu, katanya.

Sejak kapan? Tanya ku.

Sejak aku menginjakan kakiku disekolah dan melihatmu untuk pertama kalinya, katanya.

Apakah berarti itu sudah 1 tahun lebih, tanyaku.

Yups benar sekali, jawabnya.

Kalau gitu mengapa kau tak langsung mendekatiku saja seperti anak-anak yang lain, tanyaku.

Aku sudah mencoba seperti anak-anak yang lain, mendekatimu duluan. Tapi kau selalu mengabaikan ku. Kupikir kau tak suka padaku. Ucapnya lirih.

Tapi saat kau mengajak ku berkenalan ditaman sekolah aku begitu gembira, makannya aku langsung gerak cepet dengan menawarimu pulang bareng, mengajakmu bertemu ibuku, kekantin, nyamperin kamu kekelas, katanya riang

Bodohnya aku pantas saja aku bingung kenapa kau langsung begitu baik dan perhatian terhadapku, ternyata kau juga suka kepadaku. Hehehe

Tapi kalau memang kau mendekatiku sama seperti yang lain kenapa kau tak pernah menyapaku dan malah mengabaikkan ku. Kataku lirih.

Aku mengirimu coklat dan kartu ucapan saat Valentine day, idul fitri, tahun baru. Tapi kamu tak pernah membalasku. Katanya.

Oh itu, kalu itu maaf biasanya aku hanya mengambil coklatnya saja, kartu dan sebagainya biasanya hanya aku kumpulkan dan kutaruh dikotak. Karena aku menunggu ucapan dari seseorang sebenarnya. Kataku.

Dari siapa? Apakah kau sudah jatuh cinta dengan orang lain, tanyanya.

Iya aku sudah jatuh cinta dari 1 tahun yang lalu. Kataku.

Dengan siapa? Bolehkan aku tau, tanyanya dengan wajah bersedih.

Denganmu bodoh., kataku.

Jadi ternyata kau menyukaiku juga? Tanyanya.

Yups seperti itulah, kataku.

Harusnya aku mengikuti saran mamahku yang menyuruhku langsung berbicara padamu. Bukannya mengirimu kartu ucapn bodoh itu, jawabnya sambil menggerutu.

Lonely Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang