Kenapa Berbeda

20 1 1
                                    

Senin pun datang.
Hari ini aku mendapat pelajaran kimia dan bahasa arab sedangkan kak ardi mendapat pelajaran sosiologi dan bahasa inggria peminatan.

Aku pun sampai di kelas dan duduk bersama teman temanku untuk membahas pelajaran kimia yg menurutku sulit itu.

Ketika sedang asik mengobrol tiba tiba pandangan ku terhenti ketika melihat kak ardi dan kak anu yg sedang melihat ku juga, namun aku tak tahu apa artinya. Namun heran sekali tumben sekali kak ardi melihatnya seperti itu. Aku sangat kepikiran sekali hingga sebelum pengawas datang.
"Yu, masa tadi kak ardi ngeliat aku gitu yuuu, tapi ngeliat nya begitu bangeet... aku takut yu, natap nya tuh kayak gaada artinya gitu"

"Sabar sabar si, mungkin dia suka sama kamu hahahaha" katanya santai sekali.

"apaan siih aku gamau ah suka sama dia nanti dikira makan temen lagi" kataku.

"Yaudah kamu suka aja lagi sama Made hahaha" katanya sangat meyakinkan sekali.

"apaan sih, dia aja ga ngerespon aku gimana aku sama dia bisa jadian" kataku sangat tak meyakinkan.

Akhirnya pengawas datang dan ujian pun selesai, entah mengapa selama ujian berlangsung kak ardi tak menyapaku atau mengajakku mengobrol, aku pun sama tak berani memulai.

Pelajaran kedua pun dimulai, pengawas datang. Hari itu sangat berbeda, mengapa kak ardi tak seperti biasanya. Ada apa dengan kak ardi???

Hari senin pun berlalu kemudian selasa pun datang. Hari ini adalah hari terakhirku melaksanakan ujian akhir semester, sedih rasanya akan berpisah dengan kak ardi, tak tahu mengapa, mungkin perasaan itu sudah muncul. Hari ini aku mendapat dua mata pelajaran, sedangkan kak ardi hanya satu.

Pelajaran pertama pun dimulai. Hari ini tak seburuk hari kemarin, nampak ceria dari raut kak ardi. Aku sudah dipenghujung penyelesaian, namun seperti biasa, akh akan menunggunya.
Tampak ayu sudah selesai dahulu.

"As udah yuk kumpulin" ajak ayu.
"nanti ah" kataku pelan sambil mengkode bahwa aku masih ingin menunggu kak ardi selesai mengerjakan ujiannya.

"yaudah deh DULUAN YA" sambil menganggulan kepalanya.
"DULUAN YA AS, DULUAN YA"
hmmm aku tau maksudnya yayaya. Dia bermaksud meledek aku dan kak ardi yg setiap selesai ujian, yg selesai terlebih dahulu pasti mengucapkan kalimat itu.
"Hmm iya yu iya" katakh pelan agar tak terdengar oleh pengawas sedangkan kak ardi hanya tertawa kecil dan lanjut mengerjakam ujiannya.

Kak ardi dan aku pun selesai dan mengumpulkan lembar jawaban dan soal kemudian kak ardi pulang tanpa memberikan pesan apa pun atau secarik kata pun tak ia berikan, mungkin memang kak ardi tak punya rasa apa apa terhadap ku.
Aku pun lanjut dengan pelajaran kedua dan selesai. Kemudian aku pulang dengan perasaan yg berbeda sejak pertama kali bertemu kak ardi.

POV Anggara

"Si diah mana sih kok belum keluar" kata gua menunggu diah. Gua sengaja mau ngajak pulang bareng, sekalian lah gua anterin ke rumahnya siapa tau gua besok besok bisa jemput dia.

Nah tuh orang nya. Sambil menunjuknya hanya dalam hati.
"Di mau pulang bareng ga" ajak gua.

"hah, ohh emang rumah kita searah?" tanyanya yaa sedikit gugup.
"Ya elah santai aja kali, nanti aku anterin sampe rumah. udah yuk ke parkiran" kata gua sambil menarik tangannya tanpa berpikir panjang. Sedangkan raut wajahnya begitu lucu, makanya itu gua suka sama dia. Kali ini gua udah sampe tahap 'suka'. Pokoknya gua harus sampe tahap sayang yaitu tahap paling akhir dari kisah percintaan gua, kata si Asia gua itu cuma bisa sampe tahap suka doang bahkan cinta aja gua engga, pokolnya kali ini khusus dengan Diah gua mau sayang sama dia.

"Ayook naik" kata gua sambil menyuruhnya naik. Tiba tiba gua liat asia lagi merhatiin gua, Asia lagi sama temen temennya, kayaknya temen temen nya si diah juga.

"CIEE DIAAH CIEEE HUY HUY OHH SEKARANG SAMA ANGGARA NIIHH!" kata asia memulai bawelnya itu.

"apaan sih as.." katanya diah yg seketika pipinya memerah.

"yaahahaaa meraah muka nyaa hahahaha" kata salah satu teman asia.

Akhirnya gua dan diah langsung pergi ngebut ninggalin asia dan teman temannya.

"Ke arah mana ini?" tanya gua memulai percakapan dalam motor.
"hah ohh ini belok kanan terus ada pertigaan belom kiri terus ajaa luruus ikutin jalan terus depan belok kanan ya, duh maaf ya panjang lebar banget." katanya sangat panjang menjelaskanbarah rumahnya.
"Ohh siip deeh. Pegangan yg kuat ya sayang" kataku sedikit menggoda.
"hah apaan sih sayang sayang heheh" katanya sedikit malu malu.

Hari itu hari yg paling menyenangkan paling menggembirakan sekali. Akhirnya gua tau lah rumahnya. Senin gua jemput ah.

Hari senin pun datang, gua sudah siap dari jam setengah 6. Terus gua line diah gua ngasih tau kalau gua mau jemput dia.

"Di tungguin aku ya depan rumah 15 menit lagi, aku mau jemput kamu, kita berangkat bareng yaa"
"hah kamu mau jemput aku??"
"iyaa udah dulu yaa mau jalan nih. bye"
"eh seriusan ga becanda kan??" just read.

Percakapan singkat itu pun berlanjut 15 menit kemudian setelah gua sampai di depan rumahnya.

"Diah kamu dimana aku udah depan rumah kamu nih"
"ya ampun aku baru selesai pakai baju belum sarapan, masuk aja dulu, bude aku udaj aku suruh buat bukain gerbang biar kamu masuk kita sarapan bareng yaa"
"ohh yaudaah oke oke"

Ya ampun tak disangka ternyata gua diajak sarapan bareng.
"Kira kira udah siap belum ya gua ketemu orang tuanya" kata gua dalam hati.

"bude, saya udah ganteng belom, biar keliatan cakep bude depan orang tua diah" kata gua menanyakan pendapat sang bude.

"udaah tuan tenang aja, ganteng banget malah" katanya singkat namanu membuat gua sedikit terbang.

"Ehh anggara ayoo duduk disitu" kata diah menyapa gua singkat.

"ehh iyaa, assalamualaikum tante, om" kata gua sopan.

"waalaikumsalam, ohh ini anggara, cakep juga, baik lagi, kamu yg pacarnya diah kan?" tanya sang mamah.

"ohh belum tante hehe" kataku memberi sinyal.

"ohh iya iya paham tante" katanya mengerti.

Sarapan pun selesai dan akhirnya kita berangkat ke sekolah.

"jagain anak om ya baik baik" kata papah nya diah.
"iya om baik om" kata gua meyakinkan.

Diperjalanan..
Tiba tiba ada polisi tidur padahal gua ga liat terus tiba tiba gua ngerem mendadak. Seketika diah merangkul pinggang gua. Gua sedikit kaget.

"ehh maaf yaa tadi ga ngeliat, kamu gapapa kan?" tanyaku meyakinkan.
"makanya pegangan heheh" kata gua meledek.

"hehe iya gapapa kok" katanya pelan.

------------------------------------------------------
Bagaimana kelanjutan kisah cinta anggara dengan diah, dan bagaimana hubungan asia dengan kaka ardi. Terus baca yaa jangan lupa vote yaa... terima kasih telah membaca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The End?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang