Speechless

20 1 0
                                    

Ketika meja aku majukan kak ardi pun ikut memajukan meja kita, namun 'mungkin' dia salah pegang, dia memagang tanganku. Mendadak kita terdiam sambil menurunkan tangan kita sesaat lalu menyambung kembali untuk mendorong mejanya.

Sepanjang ujian aku dan kak ardi diam membisu tak berkata kata. Hingga ujian Matematika peminatan itu pun selesai. Dan berganti jam ujian.

Ketika ujian kedua pun sama. Entah kejadian tadi membuat kita sama sama berfikir. Perasaan ini pun semakin menjadi. Namun hari belum berakhir, saat pulang aku harus memberikan titipan tiket konser yg akan aku berikan kepada Anggara, dia temanku sejak SD, kisah cintanya tak pernah benar selalu berujung perpisahan. Aku menemui nya bersama dengan diah.
"Di, temenin aku ngasih tiket ini yuk ke anggara" ajak aku.

"Yuuukk" jawab singkat diah.

Setelah bertemu.

POV Anggara

"Asiaaa!!" panggil gua ke asia. Gua udah nunggu si asia dari 15 menit yg lalu. Emang si asia ngerjain soal sejarah aja lama banget.

"Ohh lu disitu, nih tiketnya" katanya santai.

"25 kan, nih uang nya" kata gua sambil memberikan uangnya. Namun gua lebih terfokus kan dengan temannya yg menemani asia saat memberikan tiket.
"Si, itu siapa namanya sebelah lu?" bisik gua ke asia.

"OOOHHH INIII.." teriak asia hingga gua menutup mulutnya yg baweell nyaa minta ampun.
"Woi pelan pelan ngomongnyaaa..." kataku ke asia.

"Ohh maap maap, dia diah namanya anak kelas gua, ngapa? mau lu gebet? temen gua nih jangan dipacarin sehari dua hari doang, awas lu" ancam asia, asia memang tau semua mantan mantan gua dan 'berapa' hari gua berpacaran.

"hmm.. lumayan. Baik ga? Pinter ga?" tanyaku sedikit kepo.

"Elu tuh yaa dibilang kalau suka sama orang kalau sayang sama orang jangan mandang dari pinter atau engga nya, dia pinter kok tenang aja, baik juga kok" katanya yg memulai ceramah panjangnya. Memang begitu asia, dari dulu hanya bisa menceramahi orang saja, yaa karena dari dulu juga teman teman nya yaa model model gua semua, jadi dia harus selalu nyari referensi lah buat nyeramahin temen temennya itu, salah satu nya gua.
"Siip dah, makasih ya tiketnya." balasku singkat tanpa memperdulikan ceramahannya itu.

Ketika malam.
Aku berniat utk bertanya dengan asia lewat line.

"Asia"
5 menit kemudian
"apaan"
"Woi bagi line nya diah dong"
"Ha? ngapain lu"
"Asia send a contact"
"Yes makaasiiiihhhh asiiiiaaaa"
"yee sama sama"

Percakapan singkat yg sangat mengasikan. Setelah asia memberikan kontak infonya diah aku pun langsung menyapanya.

"Hai diah, tau aku kan yg mana"

Line ku tak dibalasnya hingga besok subuh ada notif line.

"Iyaa tau kok, oh ya dapet line aku dari mana?"
"Dari temen kamu, asia"
"ohh"

Sesaat gua gatau harus bales apa tapi entah siapa yg menulis mungkin roh gua tiba tiba gua menulis,

"Semangat yaa ujian nya nanti"
"iyaa"

POV Asia

Si anggara gimana ya tuh kelanjutannya, kenapa si anggara jadi kegenitan gitu sama cewe, memang dahulu bukan dia yg mengejar ngejar tapi para cewe cewe yg sekarang menjadi mantannya itu yg mengejar ngejar si anggara.

Sesampainya di kelas.

"ASIAAAAA!!" teriak diah.
"Kenapa si di.." jawab ku santai padahal muka nya diah sudah memerah entah itu muka karena dibuat nge fly tinggi atau marah padaku.

"Kok kamu ngasih kontak line aku siih ke anggara... eeh tapi gapapa. Masa tadi dia bilang gini ke aku 'Semangat yaa ujian nya nanti' dududu aku seneeeng bangeett..." katanya membuat ku sedikit terkaget kaget.

Sepertinya si anggara memang suka sama diah, tapi biarkan lah.
Hari ini adalah pelajaran seni budaya dan biologi untuk aku yg kelas 10 ipa sedangkan kak ardi hanya seni budaya saja.

Setelah pengawas membagikan kertas ujian dan lembar jawaban kak ardi melihat soal aku begitu pun sebaliknya.

"Soalnya sama lagi ya" katanya pelan.
"Ha? oh iya kak, emang kakak pelajarannya bab apa aja?" tanya ku sangaat kepo.
"Bab yg sama kayak kamu tapi ada tambahannya lagi satu bab" balasnya singkat.
"ohh" kataku hanya menjawab seperti itu dan terdiam kembali.
"Kamu hari ini cuma ada dua mata pelajarannya ya?" tanya nya.
"ohh iya kak"
"Satu lagi emang aoa pelajarannya?" tanya nya lagi.
"Biologi kak" jawabku sangat singkat
"Ohh" balasnya lebih singkat dariku. Sedih.

Pelajaran pun selesai. Dia pulang lebih dahulu.
"Duluan yaa, semangat ya biologinya" tak menyangka sama sekali aku diberi semangat oleh nya.
"Ohh iya kak" jawab ku sangaat gugup sekali.

Pelajaran kedua pun dimulai. Satu kelas kita enaakk bangett yg ngawas. Dengan pengawas dia kita satu kelas bisa menyontek.

Pelajaran pun selesai dan kita pulang. Akhirnya hari minggu akan datang.

------------------------------------------------------
Bersambung ya.. Lanjut nanti yaa
Jangan lupa vote yaa

The End?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang