Rasanya sudah lama sekali Ellea tidak merasakan kenyamanan super saat berbaring di tempat tidur. Pasalnya sudah hampir setahun terakhir aktris pendatang baru itu tidak pernah menikmati waktu tidur sedikit pun. Pekerjaan tanpa henti serta setumpuk naskah yang harus dihafal merenggut waktu tidurnya dengan semena-mena. Sebagai aktris yang baru naik daun, Ellea paham bahwa kerja kerasnya masih belum bisa dibandingkan dengan para senior.
Tapi ada yang lain dari biasanya. Ellea tahu bahwa matahari sudah tinggi. Terbukti dari cahaya kemerahan masuk, dan menembus kelopak mata yang sengaja ia pejamkan. Seharusnya Wanda sudah marah-marah, mengguncang-guncang selimut, atau mencubit-cubit gemas pipi Ellea untuk membangunkannya. Terlebih, kalau wanita itu melihat Ellea masih bergelung malas dibalik selimut. Setelahnya Wanda juga akan membacakan daftar panjang sederet pekerjaan yang harus diselesaikan.
"Tuan Putri, Anda sudah merasa lebih baik?"
Ellea bertanya-tanya dalam hati, mengapa Wanda bersikap sangat manis hari ini? Apa dia membuat kesalahan saat mabuk semalam?
"Wanda, apa kau membuat kesalahan semalam?" Ellea bertanya tanpa membuka matanya. "Kenapa sikapmu aneh sekali? Sampai memanggil Tuan Putri segala ...."
"Maafkan saya, Putri, tapi nama saya bukan Wanda." suara itu menjawab pelan, "Apa Anda lebih nyaman kalau saya panggil Nona Theodore?"
Dahi Ellea mengernyit, Wanda sudah bersamanya lebih dari lima tahun dan tidak pernah menyebut nama keluarganya seperti itu. Sejujurnya sang Aktris kurang menyukai nama keluarga yang tersemat di belakang nama Estelle. Bukan karena apa, melainkan tidak ada lagi nama lain dengan marga Theodore selain dirinya sendiri. Kenyataan bahwa ia sebatang kara, Ellea benar-benar tidak menyukainya.
"Wanda sejak kapan kau memanggilku seperti itu, huh?" Ellea sontak membuka mata lebar-lebar. "Kau tahu, 'kan, aku tidak suka dipanggil seperti itu?"
Kemudian netranya menangkap sosok seorang gadis bergaun hitam polos tiga per empat dengan apron putih yang menutupi hampir seluruh bagian depan gaunnya. Ia membawa nampan berisi dua butir telur, sepotong roti dan daging asap, serta segelas susu.
"Astaga, siapa kau?!" Ellea berteriak panik, "Dimana Wanda, dan apa yang kau lakukan di kamarku?!"
Perempuan itu terlonjak, kemudian menundukan kepalanya dalam-dalam karena sedikit kaget. "Ma-maafkan saya, Tuan Putri, tapi saya tidak mengerti maksud Anda."
Bola mata karamel milik Ellea menatap penuh selidik pada perempuan di depannya. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu, akan tetapi ia sama sekali tak berani menatap Ellea.
"Nama saya Frita, Nyonya Margareth memerintahkan saya agar membawakan makanan untuk Anda, Tuan Putri." Gadis pelayan itu berucap pelan, hampir mencicit. "Tapi saya tidak tahu dimana Wanda berada, karena saya tidak mengenalnya, Putri." lanjutnya.
Mulut Ellea terkatup rapat dan kerongkongannya mendadak kering. Saliva yang tersangkut sulit sekali ditelan, dan ia mengerjap beberapa kali untuk memastikan kejadian sebenarnya. Sepersekian detik berikutnya Ellea menyadari banyak kejanggalan dari ruangan yang kini ia tempati. Mulai dari warna dinding, arsitektur, hingga interior. Ruangan bertema european style itu terlihat simpel, tapi mewah sekaligus elegan. Jauh berbeda dengan desain minimalis apartemen Ellea di New York.
"Tuan Putri, Anda tidak apa-apa?" Frita bertanya sekali lagi, memastikan bahwa Tuan Putrinya baik-baik saja.
Ellea menarik napas, kemudian memelototi gadis pelayan yang masih berdiri dengan nampan penuh makanan.
"Boleh tanya sesuatu?" Ellea menarik napas sebelum menatap pelayan itu lekat-lekat. "Di mana aku sekarang?"
Bola mata Frita membulat sempurna, seiring dengan mimik wajahnya yang tahu-tahu berubah ketakutan dan pucat pasi. "Nyonya Margareth, Putri Mahkota hilang ingatan!" Seruan panik itu memecah keheningan, vokal soprannya beradu dengan bunyi gaduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Made Me A Princess? [On Revision]
FantasyEstelle Theodore terbangun sebagai istri Putra Mahkota Harziusse Arez Deandrez setelah mengalami kecelakaan, usai pembatalan kontrak naskah yang tidak ia sukai. Anehnya, Estelle justru masuk ke dalam alur cerita naskah itu dan berperan sebagai putri...