~Detective 2~

6.2K 818 16
                                    

~Detective 2~

Rencana

PRILLY menutup pintu lokernya setelah menukar buku yang ada di dalam loker.

Hampir saja Prilly berteriak kalau saja ia tak tahu wajah siapa yang ada di hadapannya saat ia berbalik tadi.

Prilly memutar bola mata. "Ngapain lo disini?"

Ali menaikan sebelah alisnya. "Ngapain? Ya nyimpen tas di loker, lah..."

Prilly berdecak. "Emangnya gue gak tau? Nama lo 'kan awal, gak mungkin ada di nomor yang belakangan." Katanya, kemudian berkacak pinggang. "Lagian nih ya, tumben-tumbenan lo dateng pagi. Ada apa, nih? Bales dendam sama gue? Iya?"

Ali menyeringai. "Tau aja lo."

Prilly menatap Ali datar dan berjalan melewatinya. Tentu saja, Ali mengikutinya dari belakang.

Prilly mulai jengah. Ia menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap Ali sengit. "Tuan Aliando Syarief yang terhormat, Saya mohon anda untuk tidak mengikuti saya. Karena, saya sedang tidak mau bertengkar dengan anda. Masalahnya, saya sudah besar dan anda juga sudah besar. Maka dari itu, tolong berpikir lebih dewasa. Ngerti?"

Ali nyengir dan menggeleng cepat. "Gak."

Prilly mulai kesal. Ia menghentakan kakinya, dan dadanya mulai naik turun. "PERGI ATAU GUE BAKAL TERIAK?!"

"Lo udah teriak."

Prilly terdiam. Gondok. Pagi ini, benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Masalahnya, Ali selalu membuatnya marah dan kesal setiap hari. Tapi, tidak untuk setiap pagi. Karna, Ali selalu datang telat. Tapi entah mengapa, Ali datang di pagi hari dengan rajin seperti ini.

"Lo kenapa sih?" Tanya Prilly. "Tumben banget lo dateng pagi. Kenapa?"

Ali mengedikan bahunya. Hari ini adalah hari dimana ia akan memecahkan misteri sekolah tentang Detekssage yang sekarang sedang menjadi trending topik sekolah. Maka dari itu, ia datang pagi agar tidak terlambat untuk melaksanakan rencana.

"Lo..." tunjuk Prilly, kemudian nyengir lebar. "Kangen berantem sama gue, ya? Makanya, lo dateng pagi." Katanya, kemudian melipat tangannya di depan dada. "Nih ya, gue udah bilang. Gue gak akan berantem lagi sama lo. Kenapa? Karna kita udah gede. Gak sehatusnya berantem terus di sekolah. Kalau begitu, gue pergi ke kelas dulu. Bye!" Katanya, kemudian berlalu.

Merasa Ali masih mengikutinya, Prilly menghentikannya dan berbalik --bertepatan pada saat Ali berjalan melewatinya.

Prilly membeku. Ia gondok seketika.

***

Ali masih tertawa terbahak-bahak saat menemui teman-temannya di atap gedung sekolah. Bayang-bayang wajah Prilly yang kaget dan gondok masih tergambat jelas di kepalanya. "Anjrit... hahaha...." kata Ali di sela-sela tawanya.

Semua yang melihat kejadian itu, menautkan alisnya.

"Kenapa lo?" Tanya Excel.

Ali hanya menggeleng. "Lucu!" Serunya sambil tertawa dan memegangi perutnya. Ali berjalan ke arah teman-temannya dengan masih tertawa.

Misel geleng-geleng kepala, kemudian menatap teman-temannya. "Udahlah. Kita mulai aja. Biarin ketua sengklek itu ketawa ampe puas."

Mereka semua mengangguk. Ali berdecak dan mencoba meredakan tawanya. Ia berdeham. "Jadi, kalian udah lacak nomor Detekssage?"

Misel menggeleng. Ia kemudian membuka laptop yang sedari tadi ia peluk. Misel pun menunjukan sebuah gambar dimana bentukannya seperti maps.

Ali mengerutkan alis. "Itu ada. Kenapa tadi lo geleng-geleng kepala?"

Mila berdecak. "Lo liat deh alamatnya. Itu rumah lo!"

Misel mengangguk, membenarkan perkataan Mila.

Ali mengerutkan alis. "Kenapa gue? Gue bukan Detekssage, kok."

Mila kembali berdecak. "Liat dulu, deh!"

Misel kemudian memencet tombol panah kiri yang terdapat di keyboard, dan gambar pun berganti. "Ini alamat kantor polisi." Kata Misel, kemudian melakukan hal yang tadi berulang-ulang. "Ini rumah gue, ini rumah Mila, ini rumah Dika, ini rumah Excel, ini rumah Vandra, ini ruko orang lain, dan tempat makanan siap saji lainnya, juga kantor polisi lainnya." Misel pun menatap Ali. "Liat? Jadi, gimana?"

Ali memutar bola mata, dan berdecak. "Masa dia sehebat itu, sih?"

Mata Vandra memincing. "Yang pasti, dia gak sendiri. Sama kayak kita. Dan juga, dia ada di sekolah ini. Satu sekolah sama kita."

Ali mengangguk. "Gak mungkin kalau dia sendirian ngelakuin ini. Diliat dari hilangnya potongan cctv juga nomor ponsel yang gak bisa di lacak. Dan juga, kalau dia sekolah di luar, dia gak mungkin tau nomor ponsel murid-murid SMU Bangsa. Tapi masalahnya, buat apa dia ngelakuin ini?"

Excel berdecak. "Lo nanya gitu ke siapa sih, Li?"

Ali nyengir. "Ke diri gue sendiri. Jadi, rencana kita sekarang apaan? Silahkan tuan Excel sang ahli strategi!"

Excel memutar bola mata, malas. "Kalau kata gue, Misel ngawasin cctv, dan kita yang bergerak. Sekarang, kita pikirin dulu. Hal apa yang akan di lakukan seseorang agar suatu acara hancur?"

Mereka semua terlihat berpikir.

"Nebar tikus!" Tebak Mila.

Excel tersenyum pada Mila. "Bisa juga!"

"Bikin yang nonton jadi perang makanan." Kata Dika.

Excel mengangguk. "Bisa juga."

"Culik MC? Atau, ngurung MC?" Tanya Ali.

Excel mengerutkan alis. "Itu mungkin.., bakal jadi rencana terakhir."

"Ngasih ular ke para penonton?" Tanya Vandra.

Excel menggeleng. "Gak segitunya. Terlalu extrem."

"Ular mainan!"

"Paling bisa bikin heboh sebentar." Katanya, kemudian berdecak. "Udah deh gini aja. Dari tebakan kalian semua, yang paling memungkinkan itu Ali, Dika, dan Mila. Jadi, Dika jaga di stand makanan. Kalau ada yang mulai perang makanan, berarti, dia adalah Detekssage. Eh, MC hari ini siapa?"

Vandra terlihat berfikir. "Ananda deh kayaknya."

"Berarti, Vandra, lo tunggu digudang. Dan Mila tunggu di WC cewek. Nanti kalau Ananda gak ada di panggung, berarti kemungkinannya adalah dia di di kurung di toilet atau di gudang. Dan Ali sama Dika, lo berdua ngawasin didalem aula dari pojokan. Kalau ada pergerakan orang yang mencurigakan sambil bawa kotak atau apapun, itu berarti dia adalah Detekssage. Ngerti?"

Mereka semua mengangguk, mengerti.

Misel pun segera mengotak-atik laptopnya, dan yang lainnya berjalan keluar atap.

Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang tersenyum mendengar rencana para Detektif itu. "Sayangnya, ketiga cara yang kalian tebak itu, salah semua. Itu terlalu nysahin." Katanya, kemudian berdecak. "Gak seru banget sih mereka. Gue ada di sini aja mereka gak tau. Dasar!"

Ia pun melangkah menjauhi Misel yang sedang mengotak-atik laptop miliknya.

________________________________

Gimana? Udah ketebak siapa itu detekssage?

Hahaha. Jangan lupa vommentnya ya guys! Love you all =))

Betewe, betewe, ada bagian yang kalian suka?

Detective✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang