~Detective 5~
Scandal Yashinta
PARA Detektif menatap serius pada Misel yang saat ini sedang menerangkan tentang kejadian yang menimpa sekolah mereka. Tepatnya, salah satu murid disekolahnya.
Sebuah kasus tentang pembunuhan.
Misel menunjuk foto Shinta yang sedang tersenyum. "Namanya Yashinta Maharani. Kelas sepuluh IPS-1. Dia dikenal pintar dan ramah sama temen-temennya. Bukan cuma sama temen-temennya, sama para guru juga dia deket. Makanya, dia udah terkenal di sekolah kita padahal baru kelas sepuluh. Dan juga, dia itu pacar Kak Stevan, ketua tim basket sekolah kita."
Semuanya mengangguk dan mulai menerka-nerka dari sudut pandang mereka tentang Shinta.
Misel pun menunjuk foto di samping foto yang tadi. Dimana disana ada gambaran Shinta yang tergeletak mengenaskan ditanah. "Waktu kematiannya kemarin malem. Dilihat dari hidungnya yang mulai tumbuh belut dan sedikit debu di baju dan kulitnya."
Semua yang mendengarkan kembali mengangguk dan juga kembali menerka-nerka apa yang Shinta lakukan pada malam hari.
Misel menurunkan tongkatnya, kemudian menatap teman-temannya satu per satu. "Yang paling memungkinkan terjadi adalah dia di bunuh. Terbukti dari gak adanya bukti di tempat kejadian. Tempat kejadiannya adalah atap sekolah."
Semua menatap Misel dengan tatapan bingung. Tidak ada yang berani bertanya kecuali Misel yang memberikan mereka kesempatan untuk berbicara.
"Soalnya," kata Misel, "Diliat dari badannya yang meremuk dan kepala belakangnya yang berdarah, Shinta kemungkinan besar jatuh dari atap. Mari kita bicarakan lebih lanjut."
"Lo bilang, Shinta baik, 'kan?" Tanya Ali.
"Bukan gue. Tapi, anak-anak yang lain."
"Iya! Maksud gue gitu! Kalau dia baik, berarti gak ada alasan untuk bunuh dia. Dan kalau pinter, alasannya karna takut tertandingi oleh Shinta."
"Dan karna gue belum ngasih tau tentang rankingnya, gue minta maaf. Sebenernya Shinta gak pernah masuk lima besar. Paling, cuma sepuluh besar. Jadi, kalaupun mau bunuh orang pinter, pasti yang ranking satu."
Ali berdecak sebal. "Bukannya bilang dari tadi!"
"Ada lagi?"
Vandra terlihat berpikir sebentar. "Lo bilang, pacarnya Kak Stev, 'kan?"
"Bukan gue. Tapi anak-anak." Jawab Misel.
"Iya! Pokoknya itu. Kalau karna cinta segitiga gimana? Kak Stev 'kan playboy."
"Gak mungkin!" seru Ali, "Kalaupun Stev playboy, yang dendam pasti ke Stev, bukan bunuh Shinta."
Vandra hanya mendengus. "Tapi bisa jadi, kan?!"
Sekarang, bagian Misel mendengus. "Lo tau playboy? Pacarnya lebih dari satu. Maka dari itu, gak mungkin cuma Shinta aja yang jadi korban, kan?"
Vandra cemberut karna lagi-lagi, usulnya tidak diterima.
"Ada lagi?"
Ali memincingkan matanya. "Gue baru inget satu hal," katanya, kemudian memperlihatkan wajah berpikir, "Kalau kejadiannya malem dan dia masih pake seragam, ada kemunginan kalau pembunuhnya adalah orang yang saat itu sama dia, gak, sih?"
Semuanya mengangguk.
"Bisa jadi," kata Mila, "Dan juga, kayaknya dia gak pulang kerumah dulu, deh. Jadi, kita mau mulai darimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective✔
FanfictionMenceritakan tentang dua orang yang tidak pernah akur. Namun, suatu kasus membuat mereka harus bekerja sama. • • • "Kita kerja sama aja. Kalau gak mau, gue cari sendiri, dan semua yang terdaftar dalam hadiahnya, gue yang terima. " Cowok itu mengerut...