#2

8.3K 166 80
                                    

Bima POV


"Bima."

Seseorang memanggilku, aku menoleh ke belakang ternyata Mahesa. Semenjak kejadian itu aku dan Mahesa jadi lebih akrab. Tidak tahu kenapa setiap di dekat Mahesa hatiku berdebar-debar, padahal dia laki-laki, beda rasanya ketika aku bersama teman laki-laki yang lain.

"Ya," jawabku singkat.

"Koe arep nang ngendi?" (Kamu mau kemana?)

"Arep nang ruang ruang guru." (Mau ke ruang guru)

"Ooo." Dia cuma ber Oo ria.

"Kamu sendiri ngapain disini? bukanya lagi dikelas? hmmm jangan-jangan kamu telat lagi? atau...bolos?"

"Ora...ora...ora...," (Tidak...tidak...tidak...) jawabnya sambil geleng-geleng kepala kayak orang lagi on.

"Terus?" tanyaku seperti guru BP yang galak itu.

"Aku mau ke toilet, kebelet ini. Mau ikut?" seketika menaikan kedua alisnya.

"Emoh!" (Gak mau!) kataku langsung berbalik badan seraya meninggalkan Mahesa. Mahesa malah cekikikan gak jelas kayak orang kesurupan. Aku pun bergegas menuju ruang guru untuk mengambil buku tugas yang dikumpulkan kemarin. Sampai di ruangan guru aku segera menuju meja bu Anisah, diatas mejanya ada setumpuk buku tugas, aku segera mengambil buku tersebut dan berjalan menuju kelas lagi untuk mengikuti pelajaran biologi, pelajaran favoritku.

Jam pulang sekolah pun tiba, aku segera membereskan barang-barangku dan memasukanya ke tas ransel kesayanganku, dan aku pun bergegas keluar kelas dan langsung menuju ke parkiran. Ku ambil kunci motor yang ada di saku celana, kemudian memakai helm dan jaket. Belum sempat aku menghidupkan mesin motor aku melihat di pintu gerbang ada sosok yang ku kenal, dialah Mahesa lelaki yang membuat aku galau beberapa hari ini. Aku berniat untuk menemuinya tapi... ada seorang lelaki diluar sana yang datang menghampiri Mahesa, lelaki itu memberikan helm kepada Mahesa dan Mahesa pun naik ke atas motor tersebut. Lelaki itu kurang lebih berumur 20 tahun.

"Siapa dia? kenapa menjemput Mahesa? Apa hubungan lelaki itu dengan Mahesa?" gumamku dalam hati. Akh sudahlah...mungkin itu hanya mas nya, atau jangan-jangan....Aku segera membuang pikiran negatif itu dan segera ku hidupkan mesin motor dan menarik gas pelan, motorku melaju diantara keramaian jalanan siang ini. Tumben hari ini rasanya panas sekali, seperti sedang kemarau padahal ini musim hujan. Tapi belakangan ini cuaca memang sedikit extreem kadang mendadak hujan, trus panas menyengat terus hujan lagi, hingga membuat beberapa orang yang kekebalan tubuhnya kurang bisa sering sakit. Tapi untung aku kuat, jadi tidak masalah dengan cuaca seperti ini. Aku malah terkekeh dengan apa yang ada didalam benak ku, kadang sedikit error. Mungkin karena banyak nya pelajaran yang harus ku serap setiap harinya belum lagi tugas-tugas yang menumpuk dan tak jarang juga aku begadang untuk mengerjakan tugas-tugas itu. Kira-kira apa ya yang ada di benak pak guru dan ibu guru itu? apa mereka tidak merasa kasiahan sama murid-murid ini yang tiap malam begadang mengerjakan tugas, fiuhh.

Tak terasa sudah sampai rumah, ku dapati ibuku sedang memepersiapkan kue-kue yang akan dijual dipasar nanti, segera ku salam sama ibu dan mencium punggung tanganya. Ada aroma yang tiba-tiba membuatku lapar "terasi" yaa...aku suka banget sama terasi. Hampir tiap hari ibuku nyambel terasi, kalau tidak ada terasi rasanya kurang selera makanku. Aku bergegas ke kamar untuk ganti baju dan langsung menuju ruang makan untuk menyantap makan siangku. Setelah semua beres aku segera mendatangi ibuku yang udah siap berangkat kepasar untuk jualan, dan kami pun langsung bergegas kepasar karena takut kesorean. Setelah sampai pasar aku segera membereskan barang-barang dan merapikanya, supanya banyak pembeli yang datang dan membelinya. Setelah semua beres aku pun menjaga lapak dan ibu ijin mau ke toilet sebentar, aku pun meng iyakan. Tak lama kemudian aku melihat sosok orang yang ku kenal, ya Mahesa dia masih bersama lelaki yang tadi menejemputnya di sekolah, Mahesa masih pakai seragam sekolah dia terlihat bahagia bersama laki-laki tersebut. Sepertinya mereka berjalan ke arah sini, akupun memalingkan wajah ke arah lain dan kebetulan ada yang mau belanja.

Bima SamuderaWhere stories live. Discover now