Maaf baru bisa update lagi. Udah pada nungguin yaaa #PeDe
Sibuk sama kerjaan kantor dan sering lembur, so gak sempet melanjutkan ceritanya, dan IDE nya kadang gak bisa diajak kompromi. Fiuhh
Ini juga update gak panjang-panjang hehe.
Happy reading gaessss
Ditunggu VOTE & COMMENT nya :)
==================================================================================================================
Mahesa POV
"Mana sih mas Juna? kok gak jemput-jemput. Tadi janjinya tepat waktu. Sudah jam berapa ini?" Aku mondar-mandir kayak setrikaan baju. Sudah lewat dari 1 jam aku nunggu mas Juna, tapi batang hidung nya gak kunjung kelihatan. Aku coba telepon ke ponselnya tapi malah tidak aktif. Huh.
"Mahesa, kamu kok belum pulang?" Bima memberhentikan motornya di sampingku.
"Iya ni, mas Juna belum jemput."
"Ooo...bareng aku aja yuk, manatau mas Juna lagi ada urusan." Aku mikir sejenak.
"Nggak usah, gak apa-apa. Aku nunggu mas Juna aja. Kamu pulang duluan aja, mau bantu ibu kamu kan," tolak ku halus.
"Yasudah kalau begitu, aku duluan ya." Bima melajukan motornya meninggalkan ku sendiri.
Tak berapa lama ponselku berbunyi, ku lihat dilayar ponsel, nomor yang tak ku kenal.
"Halo," jawabku.
"Halo..dengan mas Mahesa?" tanya orang di seberang.
"Iya, saya sendiri, maaf ini siapa ya?"
"Saya Parjo mas," jawab orang itu. Parjo? siapa? perasaan aku gak punya teman yang bernama Parjo.
"Ada perlu apa ya mas?" tanyaku penasaran.
"Ini tadi saya ambil nomor mas dari ponsel korban."
"Korban? maksutnya apa ya mas? saya tidak mengerti."
"Tadi ada yang kecelakaan, seorang laki-laki pakai motor ditabrak truk mas."
DEG!
"Mas Juna," kataku lirih, badanku mulai lemes rasanya tak bertulang, aku seperti mau jatuh, tapi aku sadar. "Sekarang ada dimana mas posisinya?" tanyaku lagi kepada orang di seberang.
"Sekarang sudah dibawa ke Rumah sakit Wates mas, mas nya langsung kesini saja."
Aku segera menutup telpon dan segera berlari mencari ojek, kebetulan di dekat sekolahku ada pangkalan ojek yang letaknya tidak terlalu jauh dari gedung sekolah. Tak perlu basa-basi lagi aku langsung mendekati seorang mas-mas yang lagi duduk-duduk. Aku langsung mengatakan kemana tujuanku dan mas tukang ojek memberikanku helm, dan kamipun bergegas menuju rumah sakit dimana mas Juna dirawat.
Tak perlu waktu lama aku pun sampai di rumah sakit, setelah membayar ojek aku langsung menuju pusat informasi, setelah mendapatkan informasi dari petugas, aku langsung bergegas menuju ruangan dimana mas Juna dirawat. Setelah sampai di depan ruangan, aku melihat pintu masih tertutup dan aku mengintip dari kaca yang sedikit tertutup gorden warna hijau khas rumah sakit, ku lihat dokter sedang memeriksa kondisi mas Juna.
YOU ARE READING
Bima Samudera
RandomCerita tentang kehidupan di perkampungan yang jauh dari hiruk pikuk kota. Nuansa alam yang masih asri yang jauh akan polusi, tapi menyimpan beribu cerita kehidupan didalamnya