"Mahesa....Mahesa...tunggu!!"
Bima mengejar dan memanggil-manggil nama Mahesa, tapi Mahesa tidak menghiraukan teriakan Bima. Mahesa berlari menuju parkiran dan langsung mengendarai motornya, dia meninggalkan Bima sendirian di rumah sakit. Bima berhenti tepat di parkiran, Mahesa telah meninggalkanya, Bima hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam.
"Gimana aku pulangnya ini? mana udah malam lagi." Bima gusar. Bima memikirkan bagaimana caranya dia bisa pulang. Bima jalan menuju depan Rumah sakit, berharap bisa menemukan transportasi untuk pulang. Hari sudah semakin malam tapi Bima masih duduk dipinggir jalan, tidak tau harus berbuat apa, Bima memainkan ponselnya yang sudah habis batrei.
"Ngapain malam-malam disini dek?" seseorang membuyarkan lamunanya. Bima mendongakan kepalanya untuk melihat orang itu. karena kurangnya pencahayaan, jadi Bima hanya bisa melihat siluet wajah orang itu. Bima pun bangkit dari tempat duduknya.
"Ah anu lagi nunggu temen mas, tapi belum datang-datang." Jawabnya
"Udah malam lho...emang kemana temenya?"
"Anu tadi dia nambal ban, bocor." katanya berbohong.
"Ohh..yasudah saya tinggal dulu ya."
"Baik mas." Orang itu pun berlalu meninggalkan Bima. Kini Bima sendirian lagi, bingung tidak tau harus berbuat apa. Ibu dirumah pasti khawatir.
Jam sudah menunjukan pukul 8.30 malam, Bima masih duduk terdiam disana, Bima belum menemukan cara bagaimana ia akan pulang malam ini, hingga akhirnya orang yang tadi datang menghampirinya lagi.
"Loh dek masih disini? temanya belum datang juga?" sapanya.
"Iya mas, gak tau nii..hape saya juga mati mau hubungi dia."
"Owalah...gimana kalau sambil di charfge di rumah mas aja, sambil nunggu teman kamu itu."
"Ahh ndak usah mas, merepotkan." Tolaknya halus.
"Ndak apa-apa, daripada kamu disini sendirian, mau hubungi temanya juga ndak bisa to."
Bima berfikir sejenak...
"Hmm iya desh mas, maaf jadi merepotkan mas."
"Ndak apa-apa, santai saja, yasudah yuk...rumah mas dekat sini kok."
"Iya mas." Bima pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mengikuti orang itu.
"Oh iya nama kamu siapa?" tanya orang itu.
"Bima Mas." Jawab Bima Singkat.
"OOh bagus ya nama kamu, sama bagus e kayak orange hehe"
"Terimaksih mas, kalaumasnya siapa namanya?"
"Saya Hamid." seraya menjabat tangan Bima.
"Kamu masih pake seragam sekolah gini, terus ngapain di depan rumah sakit tadi?"
"Anu tadi sepulang sekolah saya jenguk teman mas di Rumah sakit itu, terus ban motor teman saya bocor, jadi dia pergi buat ganti ban, saya disuruh tunggu,eh sampe sekarang dia ndak nongol-nongol."
"Ealaaaah...kasian kamu dek, nah ini rumah mas ee..maaf berantakan yo."
"Ndak apa-apa mas, saya yang minta maaf malah jadi merepotkan."
"Ndak apa-apa, yuk masuk."
Bima pun melepas sepatunya dan masuk ke Rumah mas Hamid. Bima mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, Bima melihat Foto keluarga kecil yang sepertinya bahagia di pojokan ruangan, ada satu meja bulat dan 4 kursi di ruang tamu. Rumahnya tidak terlalu besar, cukup untuk keluarga kecil. Rumah ini terasa sepi sekali, seperti tidak ada orang lain selain mas Hamid.
"Ayo duduk dulu dek, kalau mau ngecharge Hp itu disitu dekat kursi ada colokan."
"Oh iya mas, terimakasih."
" Ini diminum, maaf cuma ada air putih."
"Terimakasih mas, malah repot-repot."
"Ndak apa-apa, santai saja."
"Mas sendirian tinggal disini?" Bima memberanikan diri bertanya.
"Endak, nih sekarang kan sama kamu, haha... iya mas tinggal sendirian dek."
"Ooh pantes kok sepi banget, yang lain pada kemana mas?"
"Hmm mas sudah cerai sama istri mas 1 tahun yang lalu, anak mas ikut ibunya. mereka meninggalkan mas sendirian seperti ini."
"Maaf mas, saya ndak tau." Bima Merasa tidak enak hati.
" Ndak apa-apa, santai saja, diminum lho..,kok dianggurin aja."
"Eh iya mas, mari minum mas."
Mereka ngobrol ngalor ngidul hingga tak erasa jam sudah menunjukan pukul 10 malam, Bima baru sadar kalau dia belum mengabari ibunya gara-gara ponsel mati. Ibunya pasti khawatir.
Sementara disisi lain Mahesa masih merasa emosi dan nggak percaya dengan apa yang ia lihat sore tadi. Mahesa juga belum diumah, ia masih nongkrong di jembatan tempat biasa. Mahesa melihat jam tanganya yang menunjukan pukul 10 malam dan ia baru ingat kalau Bima masih berada di Rumah sakit. Mahesa bimbang, membiarkan Bima atau menjemputnya lagi. Kalau dibiarkan, Bima pulangnya bagaimana? tapi kalau dijemput apa yang akan ia bilang ke Bima? Tanpa pikir panjang lagi, Mahesa melanjukan motornya untuk menjemput Bima ke Rumah sakit. Tak butuh waktu lama akhirnya Mahesa sampai rumah sakit, ia memarkirkan motornya dan ia menuju ke ruangan perawatan mas Juna, tapi ia tidak menemukan Bima disana. Akhirnya ia mencari di semua koridor rumah sakit, tapi Bima tak ditemukan juga. Mahesa mencoba menghubungi Bima dengan ponselnya, tapi nomor Bima tidak aktif. Dimana Bima sekarang?? Kemana harus mencari Bima? Mahesa memutuskan kembali ke sekolah, mungkin saja Bima sudah ke sekolah dan mengambil motornya. Tapi motor Bima masih berada di Parkiran. Mahesa merasa bersalah dengan keadaan ini. Ia tak seharusnya melakukan ini semua kepada Bima, Mahesa takut terjadi apa-apa kepada Bima. Mahesa khawatir. Mahesa terus mencoba menghubungi ponsel Bima tapi masih tetap tidak bisa.
"Dimana kamu Bim??"
================================================================================
Selamat Tahun Baru 2017
Semoga semua resolusi ditahun ini bisa tercapai semua
Amiiiin
#Maap updatesnya terlalu lama :D
YOU ARE READING
Bima Samudera
RandomCerita tentang kehidupan di perkampungan yang jauh dari hiruk pikuk kota. Nuansa alam yang masih asri yang jauh akan polusi, tapi menyimpan beribu cerita kehidupan didalamnya