Bima POV
Sudah seminggu mas Juna dirawat di Rumah sakit, aku sering menjenguknya sehabis pulang sekolah, kadang bareng Mahesa kadang sendiri juga. Aku nggak tau kenapa mulai ada perasaan aneh kepada mas Juna, aku masih bingung perasaan apa ini? Setiap malam aku selalu melamun, dikepalaku hanya ada mas Juna, mas Juna dan mas Juna.
"Woii...ngelamun wae, mikirke opo to?" 1) Mahesa mengagetkanku dari belakang.
"Ahh koe ki hobby ne ngagetke aku, nek aku jantungan piye?" 2) Dengusku kesal.
"Nek jantungan paling yo langsung terkapar hahaha." 3)
"Weeeh...dongane wuelek tenan." 4) Aku melanjutkan makan yang sempet tertunda karena melamun dan direcokin Mahesa barusan.
"Guyon lhoo...ojo nesu, tambah elek mengko awakmu." 5)
"Wes elek seko asal e!" 6)
"Elek-elek tapi aku tresno kok." 7) Waitt...tunggu dulu, tresno? aku keselek tiba-tiba mendengar dia bilang tresno.
"Eh kenapa? makanya pelan-pelan donk, nih minum." Mahesa menyodorkan segelas air putih kepadaku.
"Koe tadi ngomong opo?" 8) tanyaku lagi penasaran.
"Enggak ada, aku gak ngomong apa-apa kok." Ku lihat ia menggaruk tengkuknya yang kupastikan tidak gatal. Mahesa terlihat salah tingkah.
"Emm aku pesen makanan dulu yo." Mahesa berdiri dan beranjak meninggalkan ku.
Aku masih bingung dengan apa yang ia katakan barusan, tresno? apakah Mahesa suka sama aku? ah tidak mungkin. tapi kalau melihat tingkahnya beberapa hari belakangan ini sih emang sedikit aneh, lebih perhatian sama aku. Ahh...mungkin hanya perasaanku saja. Aku menggelengkan kepalaku dan berharap apa yang ada dalam pikiranku ini terlepas saat aku menggelengkan kepala. Dan berhasil.
"Kamu ngapain geleng-geleng kepala? mabok?" Mahesa sudah berada disampingku rupanya dan ia melihat apa yang aku lakukan barusan.
"Ahh enggak kok, cuma agak pusing aja." Kataku ngeles.
"Nih makan, aku beli cilok buat mu." Mahesa menyodorkan semangkok cilok di hadapanku.
"Aku kan nggak pesen cilok." Kataku seraya mengernyitkan kening.
"Aku seng tuku, buat kamu." 9) Mahesa nyengir.
"Maturnuwun." 10)
Setelah acara makan selesai, tak berapa lama bell masuk kelas pun berbunyi, aku dan Mahesa terpisah dilorong. Aku segera menuju kelasku untuk mengikuti pelajaran berikutnya.
***
Bell pulang sekolah berbunyi, aku siap-siap membereskan peralatan belajarku. Ketika sedang membereskan buku, tiba-tiba ponselku bergetar. Kuambil ponsel dari saku dan kubuka kunci layarnya, ternyata pesan dari Mahesa.
"Pulang sekolah ini ke rumah sakit yuk -Mahesa-"
Aku pun membalas pesan dari Mahesa.
"Oke, tunggu diparkiran ya -Bima-"
Tak berapa lama pesan Mahesa pun masuk.
"Oke, bawa 1 motor aja. Ntar aku yang boncengin kamu -Mahesa-"
Setelah semua beres aku pun bergegas menuju ke parkiran, kulihat Mahesa sudah standby di parkiran.
"Suwe banget sih." 11)
YOU ARE READING
Bima Samudera
RandomCerita tentang kehidupan di perkampungan yang jauh dari hiruk pikuk kota. Nuansa alam yang masih asri yang jauh akan polusi, tapi menyimpan beribu cerita kehidupan didalamnya