#5

5K 133 12
                                    

Updatenya gak usah panjang-panjang yaaaa :D

Ini ngetiknya sambil curi-curi waktu di kerjaan, nyicil :D idenya juga susah dapetinya fiuhh

Poke rizki_darkmage123 Malvice Ma-kun Ustilago litayuliastuti PutriEndah

Happy reading gaesssss!

Jangan lupa Vote n Comment nya, biar semangat nulis meskipun acakadut gini nulisnya.


====================================================================================================================================


Bima POV


Pintu ruangan tempat perawatan mas Juna terbuka dari dalam, Dokter keluar dari dalam membawa kertas berisi catatan-catatan. Mahesa segera mendekati dokter itu.

"Bagaimana keadaan mas Juna dok?" tanya Mahesa dengan nada cemas.

Dokter menghembuskan napas perlahan dan memegang kedua pundak Mahesa, "Maaf dik, kami sudah berusaha, tapi Allah berkehendak lain."

"Maksut dokter apa?" Mahesa memegang kuat tangan dokter itu.

"Ya...dik, mas mu sudah..." Dokter itu tidak meneruskan kata-katanya. Mahesa menundukan kepalanya seraya berusaha menghapus air matanya. Aku mendekati Mahesa dan berusaha menenangkanya.

"Sabar ya Mahesa." Aku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi, lidahku terasa kelu semua ucapanku tertahan di tenggorokan. Hingga akhirnya keluarga Mahesa 'ayah dan ibu' datang dan langsung mendekat ke arah kami berdiri.

"Ada apa ini? bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya ibu Mahesa seraya memegang tangan dokter.

Dokter diam beberapa saat.

"Maaf bu, pak, kami sudah berusaha, tapi Allah berkehendak lain." Ibu Mahesa seketika pingsan dan jatuh ke lantai. Aku dan ayah Mahesa segera menangkap ibu Mahesa. Aku dan ayah Mahesa membawa ibu Mahesa ke salah satu ruangan yang kosong untuk mengistirahatkan ibu Mahesa. Setelah membaringkan ibu Mahesa di ranjang, aku bergegas kembali menemui Mahesa.

"Pak dhe, saya menemui Mahesa dulu ya," aku berpamitan kepada ayah Mahesa.

"Iya nak, terimakasih ya."

"Sama-sama pak dhe." Aku pun berlalu meninggalkan ayah Mahesa. Beberapa meter melangkah aku sudah menemukan Mahesa duduk di salah satu bangku ruang tunggu. Dari wajahnya tersorot kesedihan yang mendalam. Aku tahu dia pasti sedih sekali ditinggal kakak satu-satunya. Mahesa masih menangis sesengukan, aku mendekatinya dan ku elus punggung Mahesa, semoga bisa membuatnya lebih tenang.


Author POV


Mahesa masih terus menangis dibangku ruang tunggu dan masih ditemani Bima, Bima juga tidak bisa berkata-kata, ia hanya bisa menenangkan semampunya, takut salah ngomong. Ibunya Mahesa juga belum kunjung siuman, disana juga ada beberapa suster yang menemani ibu nya Mahesa, sedangkan ayah Mahesa hanya duduk di samping ranjang istrinya yang belum juga siuman.

Diruang perawatan Arjuna, para perawat sedang mencopot alat-alat bantu yang terpasang di tubuh Arjuna, mereka membereskan semua peralatan-peralatan tersebut. Setelah semuanya beres, alat-alat medis telah di rapikan, Arjuna kini telah ditutupi kain seluruh tubuhnya. Ketika para perawat hendak pergi meninggalkan Arjuna, tiba-tiba tangan Arjuna bergerak. Sontak para perawat kaget dan ada yang langsung lari keluar mencari dokter.

Bima SamuderaWhere stories live. Discover now