Chapter 5 - Not So Bad

299 32 4
                                    

cast Alif tuh. Alamak, ganteng pisan oyy:* lebih ganteng dari Alfa gak sih? hahaha:v

=====《FaBell》=====

Bella pun menjerit histeris. Dia tidak mau masuk ke dalam ruangan serba putih itu. Dia meronta-ronta lantaran dia benci ruangan itu. Dia menangis histeris hingga keadaannya saat ini jauh dari kata baik. Rambut acak-acakan, kacamata yang sudah terlepas entah ke mana, ditambah baju seragamnya yang juga berantakan.

Raffa dan Alif sangat kuwalahan memegangi Bella yang sangat takut sekali untuk dimasukan ke dalam ruangan serba putih itu. Sang dokter dan beberapa perawat juga membantu mereka berdua. Dilihatnya darah yang terus menetes keluar dari lukanya membuat tubuh Bella semakin melemas. Dokter pun mengambil kesempatan tersebut untuk membius Bella. Akhirnya selesai juga.

Bella di baringkan diatas bangkar ruang operasi untuk menjahit luka Bella yang semakin menganga lebar. Raffa dan Alif pun menungguinya di ruang tunggu.

"Kenapa dia sangat ketakutan seperti itu, Mas?" Alif pun mulai bertanya ke Raffa setelah mencoba mengatur nafasnya akibat memegangi Bella yang berusaha untuk kabur tadi.

"Dia phobia terhadap darah dan juga jarum," jawaban singkat Raffa langsung mendapat anggukan pelan dari Alif. Keheningan pun menyelimuti mereka. 30 menit berlalu. Lampu ruang operasi berubah menjadi merah. Tandanya operasi telah selesai.

Raffa bangkit dan menghampiri sang dokter yang baru saja keluar ruangan serta melepas maskernya.

"Bagaimana, Dok?"

"Alhamdulillah. Operasinya lancar. 5 kali jahitan di pelipisnya sudah membuat lukanya benar-benar tertutup. Dan saya sarankan, dia jangan boleh banyak bergerak dulu ya. Takutnya, jahitannya akan lepas karena masih basah."

"Baik, Dok, pasti."

"Iya sudah, kalau begitu saya permisi dulu. Dia akan segera dipindahkan di ruang rawat." Raffa mengangguk dan melihat adiknya yang masih terbaring diatas bangkar itu di dorong ke arah ruang rawat. Raffa dan Alif pun mengekor di belakangnya.

Setelah semuanya selesai, Raffa pun meminta Alif menjaga Bella sebentar lantaran dia akan mengurus biaya administrasi Bella terlebih dahulu.

Alif berjalan menghampir Bella yang terbaring lemah disana. Bibirnya berubah menjadi pucat. Mungkin karena efek obat bius tadi. Dia pun menyingkirkan anak rambut yang berkeliaran di sekitar wajah Bella. Wajahnya yang putih sekarang terlihat seperti mayat karena ditambah oleh wajah pucatnya. Alif tersenyum kecil memperhatikan setiap lekuk wajah Bella.

Dia mengelus pelan pipi Bella dan rambut Bella yang terlihat sangat berantakan. Menurut Alif, Bella adalah seorang bidadari yang sengaja diberikan untuknya. Wajahnya yang polos serta natural itu membuat Bella selalu nampak cantik setiap saat. Apalagi saat Bella mengenakan make up tipis waktu dia menjadikan Bella sebagai kekasihnya malam itu. Dia terlihat seperti bidadari sungguhan. Tanpa balutan kacamata yang menutupi mata coklat nya karena digantikan softlens hitam yang membuat dia semakin memesona.

"Alif? Kamu tidak makan malam dulu? Ini sudah masuk jam makan malam lho. Sudah dari siang kamu tidak makan, 'kan? Makanlah dulu, biar saya yang menjaga Bella."

"Tidak apa Mas. Saya masih ingin menjaga Bella. Dia tampak nyenyak sekali tidurnya. Buat saya tidak bosan menjaganya," ujar Alif tulus dan mendapat senyuman kecil dari Raffa.

Raffa merasa beruntung karena adiknya itu bisa mendapatkan kekasih yang sangat sayang dan bertanggung jawab kepadanya. Raffa merasa agak tenang sekarang jika melepaskan Bella untuk keluar bersama Alif.

Meskipun umur Raffa dan Alif terpaut 4 tahun, tapi Raffa rasa itu tidak masalah. Apa salahnya Bella mendapat seseorang yang lebih dewasa darinya? Mereka kan juga terpaut 3 tahun. Tak apalah. Biarkan Bella juga bisa merasakan sifat dewasa yang ada pada diri Alif.

FaBellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang