Iman sendiri pun terkejut dengan tindakannya. Putra melepaskan pelukannya lalu Iman terus berlari meninggalkan Putra di dalam office. Semasa menunggu lif di hallway, barulah Iman perasan yang sebuah lif tersebut tidak berfungsi,manakala satu lagi memang dah 2 hari under construction.
Sebab itulah Putra berpeluh-peluh waktu jumpa Iman tadi. Ye lah tingkat 8 tu dia naik tangga. Di dalam hati Iman terfikir betul ke Putra risaukan dia sampai sanggup naik tingkat 8 ni? Atau dia hanya nak mengambil kesempatan?
'Ah kesempatan apa Iman? Kau tu yang layan jugak tadi kan?'Iman memarahi dirinya sendiri namun dalam hati timbul rasa kasihan pada bosnya itu. Mana tau sebenarnya dia memang lapar.
Tiba-tiba Iman teringat adegan di dalam office tadi. Membahang mukanya. Iman menggeleng kepala lalu memilih untuk mengikut pintu kecemasan. Turun melalui tangga. Putra mungkin masih termangu di dalam office.
*****
"Apa aku dah buat ni? Aku memang nak kan dia. Tapi bukan dengan cara macamni!" Putra menekap tangannya ke dahi penuh penyesalan.
Kemudian dia teringat , dia ada perasan macam ada yg mencurigakan waktu dia naik tangga. Dua orang lelaki,dari dialek percakapannya macam Indonesia. Mereka seperti menunggu sesuatu di bawah tangga dan sewaktu Putra sedang berbual namun merenungnya tajam."Iman!"Putra bergegas meninggalkan officenya. Kelam kabut dia menuruni tangga.
"Haihhh buat office tinggi-tinggi. Lif dua je. Tu pun rosak. Baik tak payah bayar sewa macamni. Eh tapi bukan aku pun yang bayar. Hmmm but still."Iman membebel sepanjang menuruni tangga tersebut.
Dalam hatinya kecut juga. Iman ni penakut orangnya. Dia banyak sangat tengok movie pun ya. Memang duduk rumah sorang tapi bil eletrik melambung sampai rm200 plus sebulan. Mana taknya,habis semua lampu dipasangnya siap dengan tv and radio sekali. Macamtu sekali tahap penakut dia.
Sampai je di tingkat 1,dia lihat ada dua orang lelaki sedang berdiri dan dia dapat rasa mata mereka berdua memandangnya walaupun ketika itu Iman buat bodoh je dengan kewujudan mereka. Iman mempercepatkan langkahnya. Lagi satu je tingkat lagi.
Di dalam fikirannya sudah bermacam-macam scene. Mungkin peragut,perogol tak pun pembunuh bersiri? Mintak simpang ....
Semakin laju Iman melangkah,makin dekat dia rasa orang tersebut mengekorinya. Ewah macam hipotesis pulak.Kemudian dia berpusing,siap bukak silat tapi mata pejam. Acah-acah berani tapi penakut sebenarnya.
"Korang nak apa hah?!" Jerit Iman tapi dengan mata pejam.
"Whoaaa rileks Iman. It's just me"
Lalu Iman membuka matanya.
"What the hell?! You scare the shit out of me!""I just nak checked you selamat tak sampai bawah. I risau Iman. You tu pekerja I. You bawah tanggungjawab I."jelas terpancar wajah risau Putra.
Actually pekerja Indonesia tu nak betulkan lif je. Waktu tu diorang tengah berehat. Putra tu yang paranoid.
"Kalau you nak jaga I,you risaukan I because I'm your staff,pergi risaukan Lisa dengan Mak sama. Jangan bias macamni. And please stop following me. I can go back on my own."dengan nada berlagak Iman menjawab.
"Iman,I'm sorry. I tak berniat. I sepatutnya behave but dengan you,I just can't" nampak muka menyesal Putra tu.
Tiba-tiba Iman jadi sejuk pula mendengar ucapan maaf dari Putra. And maybe because tengok Putra pout his lips. Aww comel!Kemudian mukanya memerah kembali teringat aksi tadi.
"It's okay. I'm sorry too. Sebab tampar you"
"I deserved it"Putra menundukkan wajahnya. Kasihan pula Iman melihatnya. Memikirkan bersusah Putra naik tangga sampai tingkat 8,turun tangga lagi. Iman merasa serba salah.
"Jom,I teman you makan"
Putra mengangkat wajahnya. Macam tak percaya pun ada. Kemudian Putra mengangguk dan memberikan senyuman kepada Iman. Mereka berjanji untuk berjumpa di restoran tom yam berhampiran rumah Iman.
*******
Sesudah makan,Putra menghantar Iman ke keretanya."Iman,starting from tomorrow I akan ambil you pergi kerja and balik kerja. Okay?"
"I ada kereta lah. And i ada lesen. Takkan nak simpan jadi pekasam. Tak ada oramg nak pakai pun nanti kalau I tinggal kat rumah ni" marah pulak Iman bila Putra mengeluarkan arahan tersebut. Dia dah biasa berdikari. Jadi dia tak biasa di arah-arah ataupun mengharapkan orang lain.
"This is not a request,this is an order. I rasa bertanggungjawab pada you because you're my assistant. 24/7 you dengan I. Tak payah nak bazir minyak macam harini pakai dua kereta padahal nak pergi tempat yang sama" tegas Putra berkata.
"Fine! Tomorrow 9am" eh Iman pulak yang bagi arahan. Apa-apalah Iman.
Dirumah,setelah membersihkan diri,Putra membaringkan badannya di atas katil queen miliknya. Walaupun dia masih single,namun dia memilih untuk membeli katil queen. Mungkin dengan harapan dia akan menemui queen nya suatu hari nanti.
Semasa berbaring di katilnya,kepalanya ligat memikirkan aksi di office tadi. Reaksi Iman semasa dicium sangat seksi di mata Putra. Buah dadanya yang anjal,dan bibirnya yang penuh membuatkan Puta tidak keruan. Putra menghentikan perbuatannya kerana dia tidak mahu Iman rasa digunakan hanya untuk kepuasan nafsunya sahaja.
Putra memejamkan mata sambil membayangkan dan tanpa disedarinya,dia terlelap.
**************************
Iman mengeluarkan desahan halus apabila Putra mencium lembut telinganya. Dijilat telinga Iman perlahan sambil tangannya meramas buah dada Iman."I will make you feel good tonight"bisik Putra ke telinganya lalu dijilatnya lagi telinga Iman. Kemudian perlahan-lahan bibirnya turun ke leher Iman dan tangannya yang meramas tadi sudah di masukkan ke dalam baju tidur satin Iman dan digentel puting Iman.
"Putra kiss me"arah Iman penuh nafsu.
Putra menurut. Dialih bibirnya yang tadi di leher ke bibir Iman. Lama mereka bertarung lidah dan Iman dapat merasakan yang sesuatu di sebalik seluar Putra sudah mengeras. Putra menekan pinggulnya ke arah mahkota Iman lalu Iman mengeluatkan desahan yang agak kuat kerana kesedapan apabila mahkotanya digesel. Putra semakin berahi apabila mendengar desahan Iman yang dirasakan agak sexy.
Putra membuka baju dan seluarnya meninggalkan boxer Calvin Klein nya. Iman menggigit bibir melihat tubuh Putra. Tidaklah macam ahli bina badan,tapi berotot. Just nice bak kata orang. Tangannya mengusap junior Putra di sebalik boxer tersebut.
Kemudian Putra membuka baju Iman,meninggalkan hanya g-string di tubuhnya. Kemudian dia menyelak g-string Iman lalu tersenyum.
"Shaved. Sexy"
Perlahan-lahan digosokkan jarinya ke kelentit Iman sambil mencium Iman dengan rakus dan menghisap buah dadanya. Semakin lama semakin laju gosokan jarinya. Tak cukup dengan gosokan dan ciuman menggila Putra,dimasukkan pula 2 jarinya ke dalam vagina Iman dan aksi sorong tarik dilakukan. Semakin lama semakin laju. Iman sudah tidak tentu hala.
Desah nafasnya dan butir bicaranya tidak jelas. Tangannya mengenggam cadar dek kerana kenikmatan yang dirasakan dan akhirnya tubuh Iman kejang apabila mencapai klimaks dan satu helaan nafas lega dan puas dilepaskan.
************
Kemudian Putra terdengar bunyi bising di tepi telinganya. Jam loceng menunjukkan pukul 545am."Ah ! Mimpi ke?! Tapi kenapa terasa macam betul? And why aku mimpi aku yang puaskan dia?" Putra menggeleng kepalanya dan ketawa kecik melihat 'junior' nya dah mengeras.
"Sabar 'junior'. Sikit lagi nak dapat dah. So sexy Iman. So sexy"ujar Putra sendiri sambil tersenyum lalu berlalu ke bilik air untuk mandi dan bersiap untuk solat subuh.
****
Iman terjaga dari tidurnya dan mendapati posisi tangannya di dalam seluar dan seluar dalamnya basah."Kenapa aku boleh wet dream dengan Putra pulak ni?" Iman menepuk dahinya.
*****************************
Hye guys! Is it possible to have the same dream? But who cares? Novel right? Hehehe.Btw I punya gigi bongsu baru nak tumbuh. Sakit! :((( I'm 22 but I'm still a baby. Baru tumbuh gigi. Lol. But seriously,ada ubat tak? Sakittt!! :(((
Keep on voting , read and comment guys! Will update ASAP. Thanks! Muahhxx!
YOU ARE READING
F*ck First,Love Later
RomanceIman Amanda , pengalaman hitamnya membuatkan dia takut untuk bercinta semula. Putra Azibullah , pandangan pertamanya terhadap gadis itu membuatkan dirinya ingin memiliki gadis itu. Namun kehadiran yang tidak diundang telah membataskan peluangnya unt...