BAGIAN I : Dia bukan miliku lagi

10.8K 321 12
                                    

Naufal telah siap dengan sekaleng bir dan dua tiket bioskop. Ia memang berniat menghabiskan malam liarnya bersama Aisyah setiba ia di Indonesia. Otaknya telah berimajinasi, membayangkan ketika ia melewati malam-malam minggu bersama Aisya semasa SMA, dinner, jalan-jalan ke mall, main basket bareng, berenang bareng, bahkan mereka mendapatkan predikat terbaik dalam ujian nasional dengan nilai yang sama. Walaupu Naufal sangat mencintai Aisyah, tapi ia tidak berani berbuat macam-macam, dengan alasan takut dan belum siap untuk mengurus rumah tangga yang begitu merepotkan, dan kecerdasannya yang luar biasa akan terasa rugi jika ia tidak melanjutkan pendidikannya diluar negeri.

Kini sang arjuna telah kembali ke nusantara, ingin segera mengakhiri masa rehatnya dengan kriskandi yang tidak dijumpainya cukup lama, bahkan mereka tidak pernah saling bertukar surel pun sejak Naufal melanjutkan kuliah di Cambridge University, Inggris.

Sambil melepas kaca mata hitamnya, ia menatap tempat pengajaran Al-Qur'an itu dengan sangat heran.

"Apa yang Aisyah lalukan disini ?" ia mengecek kembali alamat yang diberikan pembantu ketika tadi mampir ke rumah Aisyah, "Sudah lah ! Yang penting aku bisa bertemu dengannya" takut rambut pirangnya terjemur terlalu lama dibawah panas matahari, ia segera melangkah masuk ke dalam suatu ruangan.

Kaget, syok , serta heran bercampur aduk dalam kepala Naufal. Aisyah yang semasa SMA selalu berpakaian agak terbuka, glamour dan serba ketat, sekarang telah dilapisi jilbab panjang yang simpel, longgar dan menutup seluruh tubuhnya kecuali wajahnya yang cantik, "Beby kau kah itu ?, Beby ?" panggilnya kepada Aisyah yang sedang mengajari para santri menulis huruf Arab, "Aisyah !" kemudian Aisyah merespon dengan ucapan "Waallaikum Salam" yang sontak membuat pria nyentrik itu tersipuh malu didepan para santri.

Naufal berjalan mendekati Aisyah tanpa mempedulikan para santri yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan ustazah mereka, "Sayangku aku sangat merindukanmu !".

"Stop berhenti disitu !" Aisyah melarang keras Naufal untuk mendekat "Aku juga merindukanmu sebagai seorang teman lama, tapi rinduku untuk bertemu dengan Allah lebih besar dari rinduku kepadamu".

Naufal hanya bisa menggelengkan kepala keheranan dengan perkataan Aisyah barusan, "Kau berubah sayang !, kau tidak lagi men--------" kata-katanya kemudian dipotong dengan isyarat diam yang diberikan Aisyah,

"Jangan membahas hal-hal seperti itu disini, disini banyak anak-anak, hanya Allah yang tahu perasaanku kepadamu, dan tidak pantas kita saling mengumbar kasih sebelum kau menjadi mahramku".

"Lagi-lagi Allah, dan Mahram ?" bentak Naufal dalam hatinya.

"Jika kau tidak ada urusan lagi, kau bisa segera membawa kaleng minumanmu pergi dari sini Akhi, Assalamualaikum !" ia tahu bahwa Aisya memberi signal agar Naufal segera pergi dari tempat yang sama sekali tidak cocok dengan penampilannya saat itu,

"Wa wa wa wa Alaikum sa sa lam" ia terbata-bata mengucapkan salam yang sangat asing baginya, yang sudah bertahun-tahun tidak ia gunakan dalam bertegur sapa dengan orang lain.

Ia hanya termenung bercampur perasaan sedih saat berada di dalam mobil, "Dia berubah, dia bukan miliku lagi, tapi dia telah menjadi milik-Nya, telah menjadi milik A---" Naufal tiba-tiba menghentikan mobilnya ketika ia sadar bahwa setidaknya dalam lamunannya yang berlangsung cepat, ia mengingat Allah untuk pertama kali setelah sekian lama.

HIJRAH BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang