13

885 77 5
                                    

Taeyang menegak gelas air mineralnya hingga tinggal setengah. Mungkin ini sudah gelas ketiganya sembari menunggu Sung Gyu selesai dengan make-up dan segala macam antek-anteknya. Dia menyesal juga dalam hati mengajak Sung Gyu kalau tahu wanita itu akan menghabiskan waktu hampir sejam hanya untuk berdandan.

"Sung Gyu, masih lama belum? Kita bisa telat, nih." Ucap Taeyang sambil mengetuk kamar tamu. Dari dalam tidak ada jawaban apapun membuat Taeyang mendesah pelan dan duduk didepan ruang televisi, mengendurkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Bahkan ia membuka jas karena gerah.

Taeyang mengamati channel yang sama sekali tidak ada yang menarik hatinya.

"Sung Gyu, kalau kau masih lama-"

Click.

Pintu kamar tersebut terbuka. Muncul Sung Gyu yang sudah giap dengan gaun pestanya yang menyapu lantai. Make-up Sung Gyu yang sederhana namun mampu membuat Taeyang tak berkutik ditempatnya. Tak lupa dengan flower crown yang menghiasi rambut coklatnya.

"Wae? Aku aneh ya?" Tanyanya sambil mengigit bibirnya pelan.

"B-bukan." Ucap Taeyang bergetar lalu bangkit dari posisinya dan mendekat kearah Sung Gyu. Melihatnya lebih dekat.

Sung Gyu, mirip seperti Dewi Yunani. Itu yang ada dipikiran Taeyang sekarang. Hatinya tiba-tiba terasa goyah untuk merelakan Sung Gyu kembali pada Seunghyun.

"Kau cantik." Kata Taeyang membuat Sung Gyu tersenyum kecil.

"Terimakasih." Balasnya singkat.

Tangan Sung Gyu terangkat membuat Taeyang menerka-nerka apa yang akan dilakukan Sung Gyu. Ia bisa merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Kau gimana sih pakai dasi? Masa tidak benar begini?" Ucap Sung Gyu sambil melepas ikatan dasi Taeyang dan mengikat dasinya kembali dengan benar.

Nafas Taeyang tercekat menyadari betapa dekat jaraknya dengan Sung Gyu.

Dulu, membayangkan Sung Gyu berada didekatnya dalam jarak sedekat ini hanya ada dalam angan saja. Namun hari ini, semuanya seakan nyata. Dia seakan memiliki Sung Gyu, walau cuma sehari tidak menjadi masalah.

"Cha, sekarang pakai jas-mu dan kira pergi." Ucap Sung Gyu sambil menepuk dada Taeyang pelan lalu berlalu. Namun entah ada apa pada diri Taeyang, ia menahan lengan Sung Gyu membuat Sung Gyu berbalik dan menatapnya heran.

"Taeyang?"

Taeyang terdiam di tempatnya saat namanya mengalun indah dari mulut mungil Sung Gyu. Untuk beberapa saat, ia tenggelam dengan mata jernih Sung Gyu. Namun ia segera menggeleng kepalanya cepat dan menelan ucapannya.

"Biar aku yang menyetir." Kata Taeyang.

"Tentu saja kau yang menyetir, sejak kapan laki-laki membiarkan wanita menyetir? Kecuali bukan gentleman." Sindir Sung Gyu sambil tertawa. Namun Taeyang hanya tersenyum kecut dan membiarkan Sung Gyu turun terlebih dahulu.

Saat Sung Gyu sudah menghilang dari balik pintu, Taeyang mengambil jasnya dengan lemas. Menyesali tindakannya yang tidak gentleman karena menelan kata-kata yang ingin ia ucapkan untuk kesekian kalinya, hanya karena tidak ingin membuat Sung Gyu menjauh.

Walaupun Sung Gyu tidak mencintainya, sebagaimana dia mencintai Sung Gyu namun melihat Sung Gyu berada disekitarnya sudah lebih dari cukup.

*****

Seunghyun memacu mobilnya membelah jalanan kota Seoul di malam hari. Membiarkan celotehan Min Ah yang hanya dianggap angin lalu olehnya. Mungkin kalau Sung Gyu yang cerewet, Seunghyun malah senang meladeninya.

BROKENHEARTED [ FF BIGBANG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang