10

796 72 9
                                    

Sung Gyu sebenarnya sudah terbangun mungkin sekitar sepulu menit yang lalu. Namun, ia tak berani membuka matanya. Ia hanya takut pria itu tak ada disisinya dan hal yang dilakukannya hanya meringkuk dengan selimut tebal yang melapisi hampir seluruh tubuhnya. Dengan berat hati ia memutar tubuhnya, namun tak kunjung membuka matanya.

Perlahan, ketika hatinya mulai tenang dan ia berusaha menanamkan sugesti positif bahwa pria itu akan ada disisinya. Menemaninya sesuai dengan janji pernikahan mereka diatas altar saat itu. Dengan perlahan ia mulai membuka mata.

Deg.

Jantungku serasa berhenti saat itu juga.

Ia tidak ada dimana-mana. Jelas sekarang, sisi tempat tidurnya kosong tak ada siapapun. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan mencari pria itu kesekeliling rumah. Berteriak seperti layaknya orang gila. Bahkan tak lupa air mata mengalir dari kedua mata indahnya.

Bahkan saat ototnya tak mampu lagi menopang tubuhnya, ia membiarkan dirinya jatuh ke lantai dengan posisi berlutut. Masa bodoh dengan beberapa pembantu rumah yang terkadang melewatinya dengan pandangan bingung. Sekalipun mereka hibur pun, rasa sedihnya tak akan mungkin hilang.

Ia hanya butuh Choi Seunghyun, Tabi-nya, suaminya.

"Gyunnie?" Panggil seseorang. Namun ia tak menoleh karena ia yakin itu hanya halusinasi semata. Ia menutup telinganya ketika mendengar suara itu memanggilnya, bahkan sekarang ia bisa melihat dengan jelas bagaimana Seunghyun halusinasinya itu berjongkok dihadapannya dan memandangnua tanpa melakukan satu hal apapun.

Apa tidak ada yang lebih buruk ketika ia sudah memiliki alter ego, suaminya pergi meninggalkannya dan depresi hingga berhalusinasi.

Tapi saat tangan Seunghyun halusinasinya menghapus air mata dipipinya, ia merasa kalau ini nyata.

"Tabi." Ucap Sung Gyu nyaris seperti bisikan.

Seunghyun halusinasinya itu tersenyum pedih.

"Kenapa menangis?" Tanyanya membuat kelegaan tersendiri di dalam hati Sung Gyu. Ia jelas tidak berhalusinasi, Seunghyun masih afa dihadapannya, menghapus air matanya dan menanyakan kenapa ia menangis.

Ia memeluk segera Seunghyun, membuat Seunghyun jelas kebingungan.

"Gyunnie, kau ini sebenarnya kenapa?" Tanya Seunghyun bingung namun yang ada hanya Sung Gyu yang memeluknya semakin erat.

"Gyunnie-"

"Biarkan seperti ini dulu. Biarkan aku menikmati momentum ini, walaupun aku tidak tahu apa kau benar-benar mencintaiku atau hanya pura-pura. Ijinkan aku, untuk mengenang ini." Ucap Sung Gyu membuat Seunghyun terdiam, lebih tepatnya ia masih bingung dengan kelakuan dan ucapan istrinya yang menurutnya aneh itu.

Walaupun begitu, ia membiarkan istrinya memeluknya lama. Bahkan jemari istrinya berada disekitar rambutnya sekarang dan menghirup aroma tubuhnya lama.

Hampir lima menit ia berada dalam posisi tersebut sebelum Seunghyun pada akhirnya merasakan kalau pelukan Sung Gyu mengendur.

"Aku.." Ucap Sung Gyu tertahan, membuat Seunghyun menanti kalimat selanjutnya.

"Aku hanya memiliki firasat bahwa kau akan meninggalkanku." Ujarnya tanpa menatap Seunghyun sama sekali, seakan ketakutannya adalah hal nyata yang akan terjadi.

Mungkin sekarang Seunghyun masih ada disisinya, tapi besok, lusa, atau kapanpun itu, apakah masih?

Seunghyun tersenyum lalu membelai pipi istrinya dan mengusapnya perlahan, berharap dengan begitu ia bisa menenagkan istrinya.

BROKENHEARTED [ FF BIGBANG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang