flashback 1

92 6 0
                                    

Halooo ini cerita pertama gua, sorry klo masih berantakan dan rada gak bener, masih dalam proses belajar nih, wkwkwk jangan lupa like and coment ya biar bisa jadi lebih baik lagi. Thanks

-
"Ardhaaann" rengekku manja pada seorang laki-laki yang duduk dihadapanku.
Diapun melepas satu heatset yg ia kenakan.
"Kenapa?" katanya sambil menatap mataku.

Aku terpana, suaranya, matanya seakan mengunciku.

"Ah lama" katanya sambil memasang kembali heatset di telinganya.
"Ihh lepas dulu dongg" kataku sambil menarik satu heatsetnya.
"Aku senang" kataku riang.
"Oh ya?? Senang kenapa?" tanya nya lagi-lagi dengan menatapku dalam.
"Ya pokoknya aku senang" kataku lagi.
"Oh gitu,gak mau cerita?" katanya lagi sambil memasang muka betenya yg lucu.
"Enggak" kataku sambil menahan tawa.

Aku senang ar, senang melihatmu menatapku dalam seperti itu.
Aku senang ar, saat kamu penasaran dengan cerita-cerita tidak jelasku.
Aku senang ar, saat kamu tersenyum dan tertawa karnaku.
Aku senang ar, saat kamu menunjukan wajah betemu karnaku.
Aku senang ar, saat aku berhasil membuat mu ngambek.
Aku senang ar, saat kamu membujukku agar berhenti ngambek.
Aku senang ar, saat kamu menggenggam balik tanganku saat tidurmu.
Dan masih banyak kesenangan yg aku dapatkan darimu.
Yg pastinya...
Aku senang ar, bisa dekat kamu setiap waktu.

Jangan berubah ar, aku mohon tetap seperti ini.
Aku tidak pernah meminta apa2 darimu.
Bahkan aku tidak pernah memintamu untuk meninggalkannya.

Dia, gadis cantik, yg berhasil membuatmu terpana, yg berhasil mendapatkan mu, yg kini namanya bukan hanya ada di status mu tpi juga ada dihatimu.

"Kamu senang? Aku sedih" katanya sambil menunjukkan wajah sedihnya.
"Sedih kenapa?" jawabku antusias karna ingin mendengar ceritanya.dan...

Hening...

"Kepooo" katanya sambil menahan tawa.
"Oh gitu, oke" kataku sambil balik membelakanginya.
"Dih, ngambek sini ahh" bujuknya sambil memegang pundakku.
"Apaan sih gak usah pegang-pegang ihh" kataku sambil menepis tangannya yg di pundakku.
"Udahan ah ngambeknya sini, minta maaf deh" bujuknya lagi.
Kutahan tawaku sambil menengok kearahnya.
"Apa lu" kataku sambil menatapnya sinis.
"Apa? Hahaha udh sini ngambeknya udahan yaa, kan udh minta maaf" katanya lagi sambil menatapku dalam.
"Jan kek ee ar" teriakku
"Siapa yg kayak ee? Hahaaha" tawanya.

Tanpa sadar aku tersenyum melihat keindahan yg tuhan ciptakan padanya.

"Yee, malah bengong, senyum-senyum sendiri lagi" katanya sambil mengibas-ngibaskan tangannya didepan mukaku.
"Apa sih ar ihh" rengekku sambil menepis tangannya.

Entah kenapa bila dekat dengannya aku seperti anak kecil yg sangat manja.

Kulirik jam didinding, 15 menit lagi bel pulang sekolah, harus siapin-siapin mental nih.

"Gak usah liatin jam mulu, nanti malah lama pulangnya" cadanya sambil merapikan buku pelajaran.
Kebetulan jam terakhir hari ini kosong, karna ada rapat guru.

"Mau ee ar" rengekku sambil memasang pupy eyes.
"Pantesan liatin jam mulu, orang naber, ahahahah" tawanya keras dihadapanku.
"Beneran ar, mau ee" rengekku lagi.
"Terus gua harus apa? Yaudah sana kekamar mandi ahahaha" katanya menahan tawa.
"Gak bisa ee disekolah ar" lagi-lagi rengekku.
"Yaudah tahan ampe rumah, bentar lagi pulang kok" katanya sambil memasang heatset di telinganya.

Siapa yg mau ee? Aku cuma kehabisan bahasan buat ngobrol sama dia kok, biar bisa liat tawa dia juga.
Sedikit gila sih, mungkin lama-lama bisa gila beneran.
Ahaha gila demi dia? Mau kok.

"Teett..tettt..tettt" bell sudah dibunyikan 3 kali, itu tandanya waktunya kita pulang sekolah.

"Beres-beres sana, udh jam pulang nih" katanya sambil berdiri dan mengenakan jaket motif garis-garis

Aku tak menjawabnya, aku sibuk memikirkan saat-saat yg paling tidak ingin aku rasakan ini.

"Gua duluan ya" katanya sambil berlalu.

Aku segera berlari mengejarnya, pura-pura buang sampah adalah rutinitasku saat pulang sekolah.

Kulihat dia jalan beriringan bersama seorang gadis kearah parkiran, sambil memasang senyum bahagia.
Sedangkan aku? Hanya bisa melihat mereka dari kejahuan.

Aku bahagia ar, kalo kamu juga bahagia.
Walaupun bukan sama aku, walaupun aku harus tahan nafas saat melihatmu bersamanya.

Tidak munafik, mana ada perempuan yg tidak ingin memiliki laki- laki yg dia sayangi.
Tapi juga tidak memaksakan.
Kalau memang takdirmu bukan bersamaku aku bisa apa? Diberi kesempatan untuk bisa didekatmu pun aku sudah sangat senang.

Allah sudah menyiapkan takdir yang indah untukku,aku yakin itu.

"Jangan diliatin mulu, ntar tambah sakit kokoronya" kurasakan pelukan hangat dipunggungku.
"Emg udh sakit kok,mau hancur malah kalo kayak gini terus" jawabku sambil memegang erat tangan yg melingkar di perutku.
"Move on del" bisik zahra di telingaku.
"Gak bisa zah, gua sayang sama dia" kataku pelan, sambil melepaskan pelukan zahra.
"Dari pada lo nyesek mulu kayak gini" kata zahra sambil menarik tanganku yg hendak masuk ke kelas.
"Sekarang hari kamis yaa? Ciee yang mau jalan sama doi" alihku sambil kedip genit padanya.
"Iyalah, gua mah punya doi, emang lo, bisanya ngeliatin doi orang mulu" katanya sambil berlalu masuk ke kelas.

Lebih baik aku diledekin kayak gini, dari pada disuruh menjauh apa lagi move on dari ardhan.

Aku terlalu sayang dia.

You Are AmazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang