flashback 2

52 4 2
                                    

Haloooo gua back again wkwk ada yang gak ngerti sama cerita ini? Tanya aja dicoment okee, silahkan menikmati

-

Kulangkahkan kaki memasuki kelas, kutarik nafas dalam-dalam, merasakan sesak dihati ini.

Padahal cuma buang sampah kedepan, tapi rasanya kayak gak dapat oksigen.

"Langsung pulang apa main nih" tanyaku kepada 4 cewek-cewek abstrak sedang asyik berselfie ria.
"Kfc yukk, laper bgt nih" ajak aida tanpa berpaling dari kamera sedikitpun.
"Gua mah ayo aja" kataku dan rara kompakan.
"Ah lo mah da,pikirannya makanan mulu" kata zahra sambil merebut handphone yg ada ditangan aida.
"Eh gua belom selesai fotonya" teriak aida.
"Yang punya handphonenya mau pulang pea" kataku sambil menunjuk tiara sang pemilik handphone yang dari tadi dibuat berselfie ria.
"Kirimin line ya, jangan lupa" teriak rara yang mendapat anggukan dari tiara.

Diantara banyak hobby kita, salah satunya adalah selfie, tapi disini kita punya masalah yang besar.

Yaitu... gak ada satupun dari kita berlima yang punya handphone.

Eh?

Maksudnya yang punya handphone "lumayan" baguslah buat selfie, istilah gampangnya... Camera depan.

Yaps handphone kita berlima emang lumayan memprihatinkan.

"Jadi kfc nih? Kenapa gak mcd aja yg deket?" tanya zahra sambil memainkan handphonenya.
"Bosen zah" kataku dan aida kompakan.
"Gaya lu pada, kayak setiap hari makan mcd aja ahahaha" kata siska diselingi tawa.
"Gak makan tapi kan setiap hari lewat ya del?" kata aida sambil mengerucutkan bibirnya.
"Iyaya da, gak makan tapi liat logonya setiap hari juga kenyang ya da" timpalku sambil ikut mengerucutkan bibir.

Hmm, diantara kita berlima rumah aku dan aida lah yang paling jauh, kita searah tapi rumahku masih lebih jauh dari aida, dan pastinya setiap berangkat dan pulang sekolah kita pasti lewat mcd.

"Iyaudah ayo, tpi anterin gua dulu mau ngambil motor dirumah" kata siska sambil memakai tas dipunggungnya.
"Lo aja ra naik motor gua" kataku sambil melempar kunci motor kearah rara.
"Dih? Kagak lu aja sono" kata rara sambil melempar balik kunci motorku.
"yaudah gua JALAN KAKI" kata siska sambil menekankan kata jalan kaki.
"Nah iya jalan kaki aja, tinggal nyebrang doang dikit" ceplos aida.
"Aidaaa belain aku dongg" teriak siska.
"Eh iya, maksud gua kasian siska del masa jalan kaki, lu anterin sana" kata aida sambil menunjukkan deretan giginya.
"He'eh" malas berdebat akhirnya akulah yg mengalah.

Kulajukan motorku kearah sebuah gang diseberang gerbang sekolah.
Ya memang rumah siska dan zahra sangat dekat dari sekolah.

"Tiin..." terdengar klakson dari kanan.

Kutengokkan wajahku kearah kanan disana aku melihat seorang gadis menatapku sinis,hmm.

Ayse?

Kulemparkan senyum terbaikku padanya, dia tetap menatapku sinis seperti aku adalah musuh abadinya.

Persetan, peduli apa aku sama gadis seperti dia, kalau saja dia bukan pacar ardhan, pasti sudah ku jambak dan ku cabik2 mukanya.

-

Kita memasuki pintu kaca kfc, dan menuju kasir untuk memesan makanan, beli yang paling murah, yang pas sama kantong anak sekolahan.

"Diatas aja ya?" tanya aida sambil membawa nampan berisi makanannya keatas disusul aku,siska,rara, dan zahra.

Entah apa pembicaraan awalnya, sampai pada akhirnya topik ardhan mulai di perbincangkan.

Sampai ada satu pertanyaan yang menurutku sama sekali tidak penting.

"Dell, sebernernya ayse tau gak sih lo sama ardhan kayak gimana?" tanya zahra serius.
"Peduli amat sih, ardhan aja have fun sama ardel" kata aida sambil melirikku yang terdiam.
"Tapi da, lo sadar gak sih kalo ayse tuh kayak emang bener-bener musuhin kita banget" kata siska sambil menyeruput minumannya.
"Yaelah ayse aja yang mukanya minta ditabok, biarin aja sih say, selama belom merugikan, kita mah senyum miring ajaa" kata rara sambil melahap kentang gorengnya.
"Heh? Pinter juga pacarnya nasril" kataku sambil kedip genit padanya.
"Geli del, gak dapet ardhan jangan jadi geser dong" kata rara sambil menoyor kepalaku.
"Kenapa lo gak coba move on aja sih del" kata zahra padaku.
"Udah zah udah, tapi bukannya lupain malah makin keinget mulu" kataku sambil memasukan sesendok cream soup ke mulut.
"Ardhan aja gak pernah peduli perasaan lo del, buat apa lo bertahan?" kata siska.

"Kalian gak tau apa yang bikin gua jadi sesayang ini sama ardhan, jadi pliss jangan paksa gua ngelakuin sesuatu yang gak bisa gua lakuin sekarang"

Badmood, itu yang aku rasakan sekarang, entah mengapa semua yang berurusan dengan ardhan yang memaksaku untuk move on langsung membuatku kesal bukan main.

Ini semua emang salahku, aku yang salah menempatkan hati ini.

Aku terdiam cukup lama, rasanya pun sudah malas untuk ikut pembicaraan mereka, sampai ku dengar aida berkata.

"Tuh liat deh, ardel tuh sensitive banget soal ardhan, sekarang gua tanya sama kalian, kalian lagi jatuh cinta bahagia banget kan? Tapi kalian tau kalo diterusin gak bakal baik, apa kalian bakal sanggup berhenti disaat semuanya masih terasa manis?"
Semua diam termasuk aku.
"Biarin aja ardel bahagia dulu, ardel tau kok sekuat hatinya untuk bertahan" lanjut aida lagi sambil menepuk pundakku.
Semua masih terdiam, rasanya aku ingin berbicara tapi aku melihat respon yang lain dulu.
Sampai...

"Dell" bisik aida
"Kan udah gua belain tuh, nanti gua nebeng ampe rumah yaa" lanjutnya yg membuat kita teriak serempak.

"AIDAAA"

You Are AmazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang