part 5

37 3 0
                                    

Halooo gua back again wkwk, jangan lupa vote sama coment yaa. Selamat membacaa.

-

"Dell" suara siska terdengar menyakitkan ditelingaku.
"Dari dulu gua gak pernah marah sis, tapi kenapa lo dari dulu gak pernah bisa jujur sama gua" kataku tak kalah menyakitkan.
"Dell dengerin dulu" kulihat kini siska menangis, dan ardhan tak kalah frustasi sambil mengusap kepalanya berkali - kali.
"Udahlah gak usah dibahas lagian udah lama juga" kataku sambil mematikan telfon.

Ku tahan tangisku sebisa mungkin, melihat penghianatan ini dengan jelas didepan mataku benar-benar sangat menyakitkan.

"Arr, ardel ada disini ar, ardel tau kita lagi berdua" tangis siska pecah saat itu tanpa menghilangkan raut paniknya.
"Kita bisa jelasin ini semua keardel sis" kata ardhan sambil memegang bahu siska.
"Ardel pasti udah gak mau dengerin apa-apa ar" kata siska sambil terduduk dilantai.
"Sis, semua bakalan baik-baik aja" kata ardhan mencoba menenangkan.

Arr, kenapa harus siska ar? Kenapa? Dia sahabat aku, dia segalanya buat aku sama kayak kamu, ku tahan tangis yang semakin ingin kuluapkan.

"Dari awal juga ini gak bakal berhasil ar, kita malah nyakitin dia, sumpah ar, dia sayang banget sama lo, dia cinta sama lo" kata siska makin menyakiti hatiku.
"Gua tau sis, gua kenal dia" kata ardhan sambil menarik siska agar berdiri.
"Jangan pegang gua ar! Gua gak mau makin nyakitin ardel!" Bentak siska.

"Gua yang tanggung, mau dia marah, mau dia pukulin, mau dia cubitin, mau dia ngambek, dan apapun mau dia, gua yang bakal nanggung, gua yang bakal pasang badan, gua siap tanggung resikonya"

Aku segera keluar dari pinggiran semak-semak, aku berlari sejauh mungkin dari mereka, sambil tak henti-hentinya aku menangis setelah sebelumnya aku mendengar suara ardhan.

"Diem, biar gua yang kejar"

Aku terus berlari menabrak banyak orang, diliat aneh, aku sudah tidak peduli, yang aku tahu saat ini.

"AKU BENCI MENCINTAI, AKU BENCIN MENYAYANGI, AKU BENCI KAMU AR"

sesayang itukah kamu sama siska ar? Apa gak pernah ada rasa itu untuk aku? Aku yang mati-matian ingin sama kamu, tapi kamu yang sedetikpun gak pernah peduli, kenapa harus siska ardhaaan... kenapaa? Dia tempat keluh kesah aku tentang kamu, dia salah satu dari ciwi yang keberadaannya gak mungkin pernah bisa aku lupain, aku sayang siska ar, aku sayang kamu, tapi kamu jelas-jelas nyakitin aku demi siska ar...

Aku tersentak, saat sebuah tangan menahanku. Hampir jatuh dan kini aku berada dipeluknya, kini aku merasakan kehangatan saat dia melingkarkan tangannya dibahuku.

"Lepass arr, pliss jangan bikin aku tambah susah buat ngelepasin kamu" bisikku ditelinganya.
"Gak akan del, aku gak bakalan lepasin kamu, sampai kamu tenang" bisik ardhan balik ditelingaku.

Aku terisak dipeluknya, kulingkarkan tanganku dipinggangnya, kali ini aku benar-benar bahagia, aku tidak akan menyia-nyiakan moment ini, walau aku tau ini tidak akan bertahan lama.

Perlahan kulepaskan pelukanku, kutatap matanya yang kini mulai berair.

"Aku sayang kamu ar, aku bahagia kalo kamu juga bahagia" kataku sambil menyentuh pipinya.

Ardhan tetap terdiam, tapi air mata sudah mulai membasahi pipinya.

"Jangan nangis ar" kataku sambil mengusap lembut air mata dipipinya.
"Kan kamu yang bilang, laki-laki itu kuat, masa gara-gara begini aja kamu nangis ar" kataku lembut sambil perlahan melepaskan satu tangannya yang menggenggam erat tanganku.
"Biarin aku pergi ar" kataku yang membuat ardhan semakin erat menggenggam tanganku.
"Aku gak bakalan biarin kamu pergi lagi" kata ardhan sambil menatap mataku dalam.
"Kenapa ar? Kenapa?" Kataku terisak.
"Jangan tanya kenapa, karna kamu pasti tau alasannya" katanya lembut.

Ardhan menatap mataku makin dalam, aku balik menatapnya.

"Maafin aku del, maafin aku" kataku sambil menatapku lebih dalam lagi.
"Maaf untuk apa?" Tanyaku makin mengeratkan genggaman tanganku.
"Aku gapapa ar, mungkin emang kita bukan takdir" lanjutku sambil mencoba tersenyum.
"Ini gak kayak yang kamu pikirin del" katanya sambil mengusap air mataku.

Aku terdiam cukup lama, memperhatikan setiap lekuk wajahnya yang sangat aku rindukan.

Kutarik nafas dalam-dalam. Menatap matanya dan...

"Kali ini aja ar, pliss lepasin aku" kataku sambil menahan tangannya dipipiku.
"Aku mohon ar, aku butuh waktu" lanjutku sambil mencoba melepaskan genggaman tangannya.
"Aku butuh waktu buat nerima semuanya ar" lanjutku lagi sambil menahan tangis.

Perlahan ardhan melepaskan genggaman tangannya, menyentuh pipiku perlahan, mengusap lembut air mata dipipiku.

aku tersenyum menatapnya yang seakan mengizinkanku untuk pergi.

Perlahan aku meninggalkannya, pergi menjauh dari dia yang masih setia berdiri melihat kepergiaanku.

-

Liburan semester tinggal 2 minggu lagi, berarti waktu aku disini tinggal 10 hari lagi, karna aku harus melanjutkan kuliahku dijogja.

Ya, memang setelah lulus SMA aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah dijogja.

Sudah 3 hari aku menghindar dari ciwi dan ardhan, rasanya belum siap, aku belum bisa menerima ini semua.

"Sampe kapan? Lo tuh udah gede, masalalu lupain ajalah, lo juga bentar lagi balik kejogja kan" kata mba icha diiringi pintu kamar yang terbuka.
"Temen-temen lo tuh setiap hari kesini, lo sama sekali gak mau nemuin mereka, kayak anak kecil tau gak sih" lanjut mba icha sambil menampakkan wajahnya dibalik pintu.
"Temen-temen lo baru aja gua suruh pulang" lanjut mba icha lagi sambil menutup pintu lagi.

Aku terdiam, apa disini aku yang salah? Bukannya disini aku yang paling sakit?
Apa aku harus ngalah lagi? Walaupun dari awal aku sudah kalah tapi tetap saja, aku sakit!

Aku tersenyum getir, merasakan nyeri didadaku, aku harus menemui mereka, akan aku buat memori indah untuk aku kenang dijogja nanti.

Kuraih handphoneku, 5 bbm, 3line, 16 sms, 23 misscall, yang kalian pasti tau semua itu dari siapa.

Kubuka kontak, kucari nama salah satu anggota ciwii.

"Daa" kataku perlahan.
"Ardell" kata aida dengan suara kaget.
"Nanti malam bisa kumpul?" Tanyaku.

Tak kudengar suara balasan dari aida diujung telfon.

"Nanti malam dicaffe biasa, jam 7 malam, usahain semuanya ada ya daa"

You Are AmazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang