part 1

165 8 1
                                    

Aku pandangi pintu kaca didepanku, batinku memberontak agar aku pergi dari tempat ini sekarang juga, tapi tidak dengan hati ini yang seakan menuntunku untuk masuk dan menghampiri mereka.

Perlahan ku tarik pintu kaca itu, aku harus bisa, aku gak bisa menghindar terus dari mereka. Aku melangkah kearah 4 orang wanita yg sedang berbincang2 disudut cafee ini.

"Haii wii" sapaku kaku
Yaps betul dugaanku mereka kaget melihatku disini.
"Ardelll!!!" teriak mereka serempak diikutin pelukan erat yang membuatku sedikit sesak.
"Lo kemana aja? Tiba-tiba ilang gak ada kabar gini, dihubungin gak bisa, kangen tau!" suara cempreng cerewet ciri khas aida masih terekam jelas di otakku.
"Gua juga kangen banget sama kalian wii" kataku sambil menahan tangis.

Tiba-tiba semua memori masa-masa SMA ku seperti terputar kembali.

"Duduk dell, mau pesan apa?" suara lembut itu begitu menenangkan.
Aku pun duduk disampingnya.
"Kangen maa..." kataku pelan didiiringin tangis tertahan.
"Lo kemana aja? Kita cariin lo kemana-mana, tapi sama sekali gak ada jejak" kata siska sambil menggenggam tanganku.
"Maafin gua ya, maafin gua yang pengecut ini, gua yang gak bisa terima kenyataan" akhirnya tangisku pun pecah saat itu juga.
"Jangan nangis del, dia juga nyari lo kok, dia juga nanyain lo terus" kata rara sambil menaruh secangkir capunino latte dihadapanku.
"Rara plisss... Jangan bikin gua kegeeran lagi " kataku sambil sambil membuang muka kearah luar.
"Minum dulu del, masih capucino latte kan?" kata zahra sambil memberikan senyum manisnya yg tak pernah berubah.
Kutengguk sedikit demi sedikit capucino latte panas ini.
"Ra, ardel kan gak suka panas, harusnya make es ra" protes aida akan minumanku.
"Tdi juga mau pesan yg dingin, tapi kata zahra cuaca lagi dingin jadi enaknya minum yang panas-panas" kata rara membela diri.
"Udh ah, sekali-kali ardel minum panas ya del" kata siska mencoba melerai aida dan rara.
"Gak pernah berubah ya, ribut mulu kerjaannya" cibirku sambil meletakkan cangkir nya dimeja.

"Hm, jadi gmna nih kabar nya?" kata zahra sambil menatapku.
"Seperti yg kalian lihat, gua baik-baik aja kok, kalian gmana?" tanyaku sambil menatap mereka satu persatu.
"Jangan bohong!" bentak aida yg membuatku kembali menahan tangis.
"Lo gak bisa bohong lagi sama kita del" kata siska sambil mengusap punggungku.
"Kita udh hafal lo sekarang, dan lo gak bisa bohongin kita kalo lo baik-baik aja kayak dulu" kata rara sinis sambil memainkan handphonenya.
"Gua gapapa wii, gua baik - baik aja wii, beneran deh" kataku mencoba meyakinkan mereka.
"Cerita del, lo gak bisa nanggung beban nya sendirian" kata zahra sambil menggenggam tanganku yg sedikit gemetar.
"Gua pulang ya wii, gua lupa udh janji mau nemenin mama belanja" kataku sambil berdiri.
"Makasih capucino lattenya ya ra" kataku sambil tersenyum dan melangkah meninggalkan mereka.

Aku masih belum siap menceritakan semuanya pada mereka, walau mereka sahabatku, tempat aku pulang sejauh apapun aku pergi. Seperti sekarang aku disini kembali pada rumah berjalan yg selalu aku rindukan.

Aku pasti akan cerita kok wii, tapi bukan sekarang, aku harus siapin mental buat ceritain semuanya kekalian.
Banyak cerita yg harus kalian dengar wii, termasuk alasan aku pergi.

Kudorong pintu kaca itu lagi, sebelum ku langkahkan kaki ini lebih jauh kudengar suara rara berteriak "capunino lattenya gua jdiin utang, harganya 40 ribu, gua mau lu nyicil 10 kali, jadi lo gak bisa pergi gitu aja, masih ada 10 kali pertemuan lagi sampe utang lo lunas!"

Deg! 10 kali pertemuan? Aku belom siap wi aku gak bisa.

Kuberikan senyumku dan melangkah meninggalkan caffe ini.

"Aaaaahhh!!!" teriakku ketika sudah berada didalam mobil, persetan dengan orang yg mendengar teriakanku.
Kupukul-pukul stir yg berada didepanku. Aku masih di parkiran caffe, entah menunggu apa dan untuk apa, tapi hatiku seperti menahanku untuk tetap disini, memperhatikan 4 orang sahabat ku yg kini saling pandang dalam diam, sampai kulihat sebuah mobil parkir persis disebelahku, dan kulihat seseorang turun dari mobil itu, Ardhan?

You Are AmazingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang